2.3. Kartu Suara
Kartu suara sound Card adalah sebuah ekspansi board yang memungkinkan komputer untuk memanipulasi suara dan output. Kartu suara juga memungkinkan komputer
untuk merekam suara masukan mikrofon yang terhubung ke komputer, dan juga memungkinkan komputer untuk memanipulasi suara yang ada pada harddisk. Hampir semua
kartu suara menggunakan standar MIDI Musical Instrument Digital Interface [4]. MIDI merupakan standar hardware dan software internasional untuk saling bertukar data seperti
kode musik. Kartu suara biasanya memiliki : a. DSP Digital Signal Processor menangani jenis komputasi.
b. DAC Digital to Analog Converter memproses output audio. c. ADC Analog to Digital Converter memproses inputan audio.
d. ROM Read Only Memory menyimpan data sementara. e. MIDI Musical Instrument Digital Interface untuk koneksi peralatan musik
eksternal. f.
Jack digunakan untuk menyambung speaker dan mikrophone sebagai line out dan line in.
Banyak komputer yang tersedia saat ini menggabungkan kartu suara sebagai chipset yang pada motherboard. Sound Blaster Pro dianggap sebagai standar de facto untuk kartu
suara. Hampir setiap kartu suara di pasar saat ini termasuk Sound Blaster Pro kompatibilitas sebagai standar minimal. Berikut adalah contoh kartu suara yang biasa ditemui di Laptop.
Gambar 2.6 merupakan contoh dari kartu suara.
Gambar 2.6. Contoh Kartu Suara [5]
2.4. Sampling
Sampling merupakan proses pencuplikan gelombang suara yang akan menghasilkan gelombang diskret [6]. Dalam proses sampling, ada yang disebut dengan laju pencuplikan
sampling rate. Sampling rate menandakan berapa banyak pencuplikan gelombang analog dalam satu detik. Satuan dari sampling rate ialah Hertz Hz. Kriteria Nyquist perlu
diperhatikan dalam melakukan sampling. Kriteria Nyquist menyatakan bahwa sebuah sinyal harus memiliki sampling rate yang lebih besar dari 2
dengan adalah frekuensi paling
tinggi yang muncul di sebuah sinyal.
2.5. Windowing
Pada suatu proses perekaman sinyal, biasanya pada tepi-tepi sinyal dijumpai adanya diskontinuitas. Hal ini akan menghasilkan munculnya banyak sinyal-sinyal frekuensi tinggi
pada proses ekstraksi ciri DCT. Munculnya sinyal-sinyal frekuensi tinggi tersebut, akan dapat mempengaruhi keakuratan hasil ekstraksi ciri DCT. Untuk mengurangi munculnya sinyal-
sinyal frekuensi tinggi tersebut, maka tepi-tepi sinyal masukan perlu dikurangi kontinuitasnya dengan menggunakan windowing
[7].
2.6. Jendela Gaussian
Jendela Gaussian adalah suatu jendela yang dapat digunakan untuk keperluan windowing. Jendela ini merupakan suatu jendela yang dapat diatur keruncingannya dengan
mengatur nilai standar deviasi σ [7]. Berikut Contoh jendela Gaussian 64 titik dengan nilai standar deviasi σ yang beragam pada gambar 2.7.
Gambar 2.7. Contoh Jendela Gaussian 64 Titik Dengan Nilai Standar Deviasi Σ Yang Beragam
[7].
Jendela Gaussian dengan panjang N titik, dirumuskan secara matematis sebagai berikut [8]
:
[ + 1] =
2.1 Dengan :
0 ≤ ≤ ≥ 2
Dengan σ adalah deviasi standar . Gambar 2.8 memperlihatkan contoh penerapan
windowing.
Gambar 2.8. Contoh Penerapan Windowing.
2.7. Normalisasi
Normalisasi adalah pengesetan nilai maksimum pada deretan sinyal supaya bernilai satu. Normalisasi ini bertujuan untuk menghilangkan nilai maksimum pada sejumlah deretan
data hasil perekaman [7].
normalisasi = 2.2
Dimana : x0 = data masukan.