Gambar 3.8. Diagram Alir Zero Padding.
b. Ekstraksi Ciri Setelah melalui proses Zerro Padding, proses selanjutnya adalah penghitungan
ekstraksi  ciri DCT. DCT merupakan  suatu  jenis  transformasi  yang  banyak digunakan untuk pemampatan sinyal. ektraksi ciri DCT digunakan untuk mengubah
sinyal  menjadi  komponen  frekuensi  dasarnya. Pada  proses DCT dilakukan  proses penghitungan nilai absolut DCT dan Log DCT. Setelah melalui menghitungan DCT
proses selanjutnya adalah segment averaging. Dimana hasil penghitungan nilai DCT kemudian  dibagi  kedalam  beberapa segment.  Pembagian  dilakukan  dengan
membagi DCT dengan  2
n
sampai  banyak  data.  Setelah  itu  tiap segment kemudian dicari nilai rata-ratanya.
Gambar 3.9 berikut merupakan diagram alir ekstraksi ciri DCT.
Gambar 3.9. Diagram Alir Proses Ekstraksi Ciri DCT. c. Korelasi
Pada  proses  ini  korelasi  berfungsi  untuk  menghitung  besarnya  perubahan antara  dua  variabel.  Fungsi  ini membagi  dua  variabel  yang  satu  dengan  yang
lainnya  yang saling berhubungan. Dalam hal ini yang menjadi variabel  yang akan dibandingkan  adalah  nada  referensi  dan  nada  terekam. Hasil  penghitungan
pembandingan kemudian  digunakan  sebagai  penentuan  hasil  keluaran  pengenalan. Gambar 3.10 berikut adalah diagram alir penghitungan korelasi.
Gambar 3.10. Diagram Alir Proses Pembandingan Korelasi.
d. Penentuan Keluaran Pengenalan  ucapan  merupakan  proses  terakhir.  Pengenalan  ucapan  ini
ditentukan  oleh  fungsi korelasi berdasarkan  nilai  maksimum  dari perbandingan antara  masukan  dengan database. Nilai  maksimum  dari  korelasi  akan  ditentukan
dengan  cara  mengambil  nilai  terkecil  dari  hasil  perbandingan database yang  bisa dikenali. Nilai  korelasi  maksimum  ini  kemudian  dijadikan  sebagai  batasan  untuk
setiap kelas. Proses selanjutnya adalah Thresholding. Didalam proses ini terdapat 4 kelas  sesuai  dengan  kata  yang  dikenali  dan  nilai  batasan  maksimum  untuk  setiap
kelasnya.  Apabila  hasil  penghitungan  korelasi  tidak  melewati  nilai  batasan  dari salah  satu  kelas  maka pengenalan  akan  dikenali  secara error. Gambar  3.11  akan
menunjukkan diagram alir penentuan keluaran.
Gambar 3.11. Diagram Alir Proses Penentuan Keluaran.
e. Output pengenalan ucapan Hasil pengenalan tadi yang berupa character kemudian dikirimkan secara serial
ke  mikrokontroler  melalui  modul  K-125R. Setelah diterima  oleh  mikrokontroler kemudian  diproses  untuk  menentukan  aksi  yang  akan  dilakukan  untuk LED.
Gambar 3.12 berikut menunjukkan Diagram Alir pengenalan ucapan.
Gambar 3.12. Diagram Alir pengiriman serial.
3.2. Perancangan Referensi Ucapan
Referensi  ucapan  sangat  diperlukan  sebagai database untuk  mengenali  ucapan. Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan ucapan mati, hidup terang dan gelap sebagai
referenci  ucapan.  Peneliti  mengambil 80 set sampel. Dimana  setiap  set  memiliki  variasi segment averaging, batas potong, dan nilai standar deviasi pada windowing. Setiap sampel
akan  melalui  proses sampling, windowing,  zerro  padding dan DCT.  Gambar  3.4  adalah Diagram Blok dari proses pengambilan  referensi ucapan :
Gambar 3.13. Diagram Blok Dari Proses Pengambilan  Referensi Ucapan. Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan beberapa variasi untuk nilai segment
averaging dan standar  deviasi pasda  jendela  gauss.  Referensi  ucapan  ini  kemudian
diinisialisasi  dan  disimpan  untuk  digunakan  pada  fungsi  korelasi  sebagai  pembanding. Penyimpulan  dilakukan  dengan  mencari  ukuran segment averaging dan  nilai  sigma  yang
menghasilkan tingkat pengenalan yang tertinggi.
3.3. Suara Uji
Suara uji merupakan suara yang terekam untuk menjalankan fungsi program secara offline.  Pembuatan  suara  uji  ini  adalah  untuk  menentukan  nilai segment averaging dan
standar  deviasi pada  saat windowing. Tujuannya  adalah  untuk  mendapatkan  hasil pengenalan tertinggi. Proses pembuatan suara uji sama dengan pembuatan referensi ucapan
seperti pada gambar 3.13.
3.4. Perancangan Pembuatan software
Pembuatan software menggunakan  Matlab  7.0.4.  Pembuatan software ini  juga terkait  dengan interface sebagai  panduan  untuk  pengguna  untuk  menjalankan  aplikasi.
Pembuatan interface memanfaatkan GUI Graphical User Interface yang ada pada matlab 7.0.4.. Berikut interface yang akan di rancang peneliti.
Gambar 3.14. Tampilan User.
Tabel 3.2. Keterangan Tampilan User. NO.
NAMA BAGIAN KETERANGAN
1 NILAI SIGMA
Untuk memilih variasi nilai sigma untuk windowing1,3; 1,4; 1,5; 1,6; 1,7
2 NILAI SEGMENT
AVERAGING Untuk memlih nilai segment averaging
16 ;32 ;64 ;128 3
NILAI BATAS POTONG Untuk memilih batas potong
0,2; 0,3; 0,4; 0,5 4
REKAM Tombol tekan untuk memulai perekaman
5 KELUAR
Tombol tekan untuk mengakhiri aplikasi 6
RESET Tombol tekan untuk merestart program
6 PLOT PEREKAMAN
Tampilan grafik untuk suara hasil perekaman 7
PLOT HASIL DCT Tampilan grafik hasil ektraksi ciri DCT
8 HASIL PENGENALAN
Menunjukkan hasil pengenalan suara 9
User Untuk memilih user yang sedang menjalankan
program
3.5. Perancangan Sistem Hardware
Sistem kontrol LED merupakan sistem yang akan mengatur tingkat kecerahan LED sesuai  dengan output pengenalan  ucapan.  Hasil  pengenalan  pada  matlab  diinisialisasikan
kemudian  dijadikan input untuk  melakukan  komukasi  serial  dengan  Mikrokontroler ATMega  8535.
Hasil  serial  tadi  digunakan  untuk  menentukan PWM  Pulse  Width Modulation yang kemudian tegangannya akan dibesarkan oleh driver  untuk menyalakan
dan mengontrol LED. Driver L298 mendapatkan suplai tegangan sebesar 12 Volt dari Catu Daya .
3.5.1. Perancangan Mekanik
Perancangan hardware dibuat menyerupai lampu belajar yang umumnya berada di pasaran.  Pada  perancangan  harware  peneliti  membagi  menjadi  dua  bagian  yaitu  bagian
sistem  dan  bagian  lampu.  Bagian  sistem  akan  berbentuk  kubus  dengan  ukuran  15x15x10 yang berisi modulo K-125R, Minsis ATMega 8535, Driver  L298 dan Catu Daya 12 volt.
Bagian lampu akan berbentuk seperti pipa. Untuk keterangan lebih lanjut akan dijelaskan gambar 3.15, 3.16, 3.17 dan 3.18.
Gambar 3.15. Tampak Depan.
Gambar 3.16. Tampak Samping Kanan.
Gambar 3.17. Tampak belakang.
Gambar 3.18. Tampak Samping Kiri.
3.5.2. Masukan input
Untuk  masukan  pada  sistem  kontrol  LED  didapat  dari output pengenalan  ucapan yang  telah  melewati  proses  pembandingan  dengan  menggunakan  fungsi  korelasi. Output
pengenalan  itu  kemudian  diinisialisasikan  sesuai  nama output pengenalan.  Setelah
diinisialisasikan  kemudian output ini  akan  dikomunikasikan  secara  serial  menggunakan modul K-125R menuju mikrokontroler ATMega 8535.
3.5.3. Perancangan Input-Output Sistem Mikrokontroler ATMega8535
Pada penelitian ini Data hasil inisialisasi yang dikirim ke Mikrokontroler ATMega 8535  akan  di  proses  sehingga  dapat  menentukan Output PWM yang  akan  dikeluarkan.
Mikrokontroler  ATMega  8535    memiliki  32  pin  yang  terdiri  dari  4 Port. setiap portnya memiliki 8 pin. Berikut konfigurasi pin yang akan digunakan :
Tabel 3.3. Konfigurasi Port Mikrokontroler
Fungsi Hardware
Port yang digunakan
Output L-298
L-298 L-298
L-298 Port D.2
Port D.3 Port D.4
Port D.5 Pada mikrokontroler Atmega 8535 terdapat program yang akan mengontrol
tingkat  kecerahan  dari  lampu LED. Program  ini  nantinya  akan  memberikan  keluaran berupa sinyal pulsa ke Driver L298.
3.5.4. Driver L298
Pada  perancangan  tugas  akhir  ini  data  Hasil Output dari Mikrokontroler  ATMega 8535  di  teruskan  ke Driver L298  . Driver L298  merupakan  sebuah  rangkaian  yang  akan
menguatkan output PWM  Mikrokontroler  ATMega  8535  sehingga  bisa  menentukan  aksi yang  akan  dilakukan  ke  LED. Input 1  dan  2  berasal  dari  PORTC.0  pada  mikrokontroler
dan input 3  dan  4  berasal  dari  PORTC.1  sedangkan  untuk  enable  berasal  dari  PORTD.5 yang  merupakan  OC1A  pada  mikrokontroler. Input 1,2,3  dan  4  berfungsi  untuk
menentukan polarisasi output lihat tabel 2.4, sedangkan enable berfungsi sebagai inputan PWM dari mikrokontroler. Berikut adalah gambar schematic Driver L298: