48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional karena menghubungkan dua variabel independen
dengan variabel dependen. Penelitian korelasional digunakan untuk menentukan apakah terdapat asosiasi antara dua variabel atau lebih, serta
seberapa jauh korelasi yang ada di antara variabel yang diteliti. Penelitian ini menekankan pada penentuan tingkat hubungan yang dapat pula
digunakan untuk melakukan prediksi Sangadji Sopiah, 2010.
B. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah self-esteem dan dukungan
sosial. 2.
Variabel Tergantung Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kecemasan
kesempatan kerja.
49
C. Definisi Operasional
1. Kecemasan kesempatan kerja
Kecemasan kesempatan kerja pada penyandang disabilitas fisik merupakan perasaan atau kondisi yang tidak menyenangkan pada
penyandang disabilitas fisik yang disebabkan oleh pandangan terhadap ketersediaan lowongan pekerjaan yang ditawarkan oleh pasar kerja,
baik oleh pemerintah maupun oleh swasta. Kecemasan kesempatan kerja dapat ditunjukkan melalui 3 gejala, yakni gejala secara kognitif
yang terjadi dalam tingkat pemikiran individu, gejala somatik yang terjadi dalam reaksi
– reaksi secara biologis, dan gejala afektif atau emosi individu.
Kecemasan kesempatan kerja dapat diukur dengan skala kecemasan kesempatan kerja. Aitem
– aitem yang terdapat dalam skala kecemasan kesempatan kerja disusun berdasarkan 3 gejala yang
ditunjukkan, yakni gejala secara kognitif, somatik, dan afektif. Tingkat kecemasan dapat dilihat dari perolehan skor total pada skala
kecemasan kesempatan kerja. Semakin tinggi skor yang diperoleh mengindikasikan tingkat kecemasan yang tinggi.
2. Self-Esteem
Self-esteem penyandang disabilitas fisik merupakan evaluasi personal atau penilaian difabel terhadap perasaan keberhargaan atas
dirinya. Hal ini dapat diukur dengan menggunakan skala pengukuran
50
self-esteem. Skala pengukuran tersebut disusun berdasarkan 3 komponen self-esteem, yakni komponen performansi, sosial, dan fisik.
Tinggi atau rendahnya self-esteem difabel dapat diketahui dengan melihat skor total pada skala pengukuran self-esteem. Semakin tinggi
skor total yang diperoleh pada skala pengukuran mengindikasikan semakin tinggi self-esteem yang dimiliki oleh penyandang disabilitas
fisik.
3. Dukungan Sosial
Dukungan sosial pada penyandang disabilitas fisik merupakan pandangan dan perasaan diterima, dicintai, dan dipedulikan oleh orang
lain di sekitarnya, serta menjadi bagian dalam kelompok yang dimiliki oleh penyandang disabilitas fisik. Dukungan sosial dapat diperoleh
dari orang – orang di sekitar penyandang disabilitas fisik, antara lain
dari keluarga, teman, masyarakat, ataupun kelompok – kelompok
sosial tertentu. Dukungan sosial dapat dikelompokkan menjadi 4 bentuk yang meliputi dukungan emosional emotional support,
dukungan instrumental
instrumental support,
dukungan informasional informational support, dan dukungan pendampingan
companionship support. Dukungan sosial yang dimiliki penyandang disabilitas fisik dapat
diukur dengan menggunakan skala pengukuran dukungan sosial. Aitem
– aitem dalam skala tersebut disusun berdasarkan 4 bentuk
51
dukungan sosial. Tinggi atau rendahnya dukungan sosial yang dirasakan oleh penyandang disabilitas fisik dapat diketahui dengan
melihat skor total pada skala pengukuran dukungan sosial. Semakin tinggi
skor total
yang diperoleh
pada skala
pengukuran mengindikasikan semakin tinggi dukungan sosial yang dirasakan oleh
penyandang disabilitas fisik.
D. Subjek Penelitian