60
Tabel 6 Cetak Biru Skala Dukungan Sosial Sebelum dan Setelah Seleksi Aitem
No. Aspek
Favorable Unfavorable  Jumlah
1. Instrumental
2, 7, 11, 32 6, 22, 37, 42
7
2.
Pendampingan Companionship
18, 19, 28, 39, 47
24, 25, 29, 34, 44
6
3. Informasional
3, 12, 17, 23, 26, 38, 48, 51,
57, 58 8, 13, 16, 33,
45, 55, 43, 52 13
4. Emosional
1, 5, 9, 14, 15, 30, 31, 36, 40,
50, 53 4, 10, 20, 21,
27, 35, 41, 46, 49, 54, 56
17
Total 15
28 43
Tabel 7 Cetak  Biru  Skala  Kecemasan  Kesempatan  Kerja  Sebelum  dan  Setelah
Seleksi Aitem No.
Aspek Favorable
Unfavorable Jumlah
1. Somatik
2, 5, 8, 11, 23 14
5
2. Kognitif
4, 10, 17, 22 1, 7, 13, 20
3
3.
Afektif 3, 6, 15, 18, 24
9, 12, 16, 19, 21 7
Total 13
2 15
Keterangan  :  pada  nomor  aitem-aitem  yang  tercetak  tebal  dan  diberi
garis  bawah  pada  tabel  5,  6,  dan  7  menunjukkan  aitem-aitem  yang gugur  yang  selanjutnya  tidak  digunakan  dalam  uji  asumsi  dan  uji
hipotesis dalam penelitian.
G. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
Terdapat 2 macam uji asumsi yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu :
61
a. Uji Linearitas
Uji  linearitas  dilakukan  untuk  mengetahui  apakah persamaan  linear  cocok  digunakan  pada  data  yang  ada
Yudiaatmaja,  2013.  Bila  cocok,  maka  data  yang  ada  dapat diwakili  oleh  persamaan  linear  atau  persamaan  yang  berbentuk
garis lurus. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengecek asumsi  linearitas  adalah  dengan  test  for  linearity  dalam  SPSS
Santoso, 2010. Bila nilai signifikansi pada Linearity  0.05, maka hubungan  antara  dua  variabel  tidak  linier.  Bila  nilai  signifikansi
pada  Linearity    0.05,  maka  hubungan  antara  dua  variabel dinyatakan linier dalam Priyatno, 2012.
b. Uji Normalitas
Uji  normalitas  dilakukan  untuk  melihat  apakah  data penelitian berasal dari populasi  yang sebarannya normal Santoso,
2010. Salah satu uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas  data  adalah  dengan  uji  statistik  non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov Santoso, 2010. Bila hasil uji statistik non- parametrik  Kolmogorov-Smirnov  menghasilkan  nilai  p    0.05,
maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data bersifat tidak normal. Sebaliknya  bila  hasil  uji  statistik  non-parametrik  Kolmogorov-
Smirnov menghasilkan nilai p  0.05, maka dapat dikatakan bahwa sebaran data bersifat normal Santoso, 2010.
62
2. Uji Hipotesis
Uji  hipotesis  dilakukan  dengan  teknik  analisis  korelasi  dengan Product  Moment  Pearson  karena  penelitian  ini  melihat  hubungan
antara  variabel  independen  dan  variabel  dependennya.  Analisis dilakukan dengan menggunakan program  SPSS for  Windows version
16.0.  Sugiyono  2007  menyatakan  bahwa  korelasi  dengan  rentang 0.00 - 0.199 tergolong sangat rendah, 0.20
– 0.399 tergolong rendah, 0.40
– 0.599 tergolong sedang, 0.60 – 0.799 tergolong kuat, dan 0.80 –  1.000  tergolong  sangat  kuat  dalam  Priyatno,  2012.
63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
Peneliti  melakukan  beberapa  persiapan  sebelum  melakukan  proses penelitian.  Persiapan  yang  dilakukan  peneliti  berkaitan  dengan  proses
perizinan  untuk  melaksanakan  suatu  penelitian  di  suatu  tempat.  Proses perizinan  diawali  dengan  memastikan  bahwa  peneliti  memungkinkan
untuk melakukan penelitian di tempat tersebut terkait dengan ketersediaan partisipan  subjek  penelitian  dan  mendapatkan  izin  untuk  melakukan
penelitian  di  tempat  tersebut.  Peneliti  mengurus  surat –  surat  perizinan
resmi yang diminta oleh beberapa instansi atau tempat setelah memastikan bahwa  peneliti  diizinkan  meneliti  di  tempat  tersebut,  sedangkan  peneliti
tidak  perlu  melanjutkan  pembuatan  surat  perizinan  resmi  untuk  beberapa tempat  dalam  hal  ini  adalah  komunitas
–  komunitas  yang  tidak mensyaratkan  pelampiran  surat  izin  resmi  untuk  mendapatkan  izin
penelitiannya. Peneliti  mendapatkan  surat  izin  penelitian  dari  pihak  Fakultas
Psikologi, Universitas Sanata Dharma pada awal bulan Maret tahun 2015. Surat  izin  penelitian  dari  pihak  Fakultas  Psikologi  Universitas  Sanata
Dharma  kemudian  diberikan  langsung  pada  pihak  Yayasan  Penyandang Cacat  Mandiri  Yogyakarta  dan  Sapda  Yogyakarta  Sentra  Advokasi
Perempuan,  Difabel,  dan  Anak.  Peneliti  mendapatkan  izin  untuk