2. Etiologi dan Faktor Resiko
Infeksi HIV muncul melalui 3 tranmisi primer yaitu seksual, parenteral, dan perinatal. Tranmisi seksual terutama melalui hubungan vaginal
dan anal merupakan cara utama infeksi HIV dapat ditularkan. Tranmisi HIV melalui hubungan seksual muncul karena pembuahan oleh semen yang
terinfeksi HIV. Kemungkinan tranmisi HIV dari penerima hubungan anorektal tiap kali hubungan seksual dilakukan mencapai 0,1-3 sedangkan untuk
penerima hubungan vaginal mencapai 0,1-0,2. Resiko dari pemberi hubungan seksual lebih kecil untuk terinfeksi HIV yaitu antara 0,01-0,4
untuk pemberi hubungan anal, dan 0,05-0,1 untuk pemberi hubungan vaginal.
Tabel IV. Resiko Tranmisi HIV Melalui Hubungan Vaginal tiap Hubungan Seksual
Boily,2009
Resiko seorang wanita berhubungan seksual dengan
pria positif HIV Resiko seorang pria berhubungan
seksual dengan wanita positif HIV Negara maju
0,08 1 dari 1250 0,04 1 dari 2500
Negara berkembang
0,30 1 dari 333 0,38 1 dari 263
Tabel V. Resiko Tranmisi HIV Melalui Hubungan Anal tiap Hubungan Seksual
Jin, 2010
Probabilitas tiap hubungan seksual Resiko pemberi hubungan disunat
0,11 1 dari 909 Resiko pemberi hubungan tidak disunat
0,62 1 dari 161 Resiko penerima hubungan tanpa ejakulasi
0,65 1 dari 154 Resiko penerima hubungan dengan ejakulasi
1,43 1 dari 70
Tranmisi HIV melalui parenteral dapat terjadi karena adanya kontaminasi darah pada jarum suntik, penggunaan injeksi intravena dengan
jarum, menerima donor darah dan transplantasi organ. Penggunaan jarum yang
terkontaminasi HIV merupakan penyebab utama tranmisi HIV melalui parenteral. Resiko infeksi HIV melalui penggunaan bersama jarum suntik
dapat mencapai 0,67 tiap jarum digunakan.Infeksi HIV melalui transmisi perinatal merupakan penyebab utama infeksi HIV pada pediatri. Sebagian
besar infeksi HIV pada pediatri muncul pada waktu dekat masa melahirkan atau pada saat melahirkan. Resiko tranmisi ibu-anak dapat mencapai 25
tanpa pemberian Air Susu Ibu ASI dan ART. Pada 6 bulan pertama usia pediatri, resiko infeksi HIV dapat muncul melalui pemberian ASI sebesar
16,2 Anderson,et al., 2008.
3. Patogenesis