18
lagi menjadi alat pengendalian yang berguna. Bisa dikatakan, revisi anggaran harus dijustifikasi berdasarkan perubahan kondisi yang
signifikan dari yang ada ketika anggaran yang asli disetujui Anthony dan Govindarajan, 2006: 85.
C. Partisipasi Penyusunan Anggaran
1. Pengertian Partisipasi
Ikhsan dan Ishak 2005: 173-174 menyatakan bahwa partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh
dua bagian atau lebih pihak di mana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap mereka yang membuatnya.
Partisipasi merupakan inti dari proses demokratis dan oleh karena itu tidaklah alamiah jika diterapkan dalam struktur organisasi yang
otoriter. Perusahaan dengan gaya kepemimpinan yang demokratis danatau organisasi yang terdesentralisasi memungkinkan partisipasi
manajemen yang lebih besar dalam keputusan penetapan anggaran. Banyak dari organisasi ini mendorong baik manajer tingkat bawah
maupun karyawan untuk memberikan kontribusi kepada proses perencanaan. Partisipasi mungkin tidak berhasil bahwa tidak ada
usaha serius yang dibuat untuk menjamin partisipasi dan kerja sama dari para manajer tingkat yang bawah dan karyawan. Agar
partisipasi menjadi efektif, partisipan harus memiliki input “riil”
19
terhadap keputusan dan pandangan mereka harus memiliki bobot tertentu dalam hasil akhir.
2. Pengertian Partisipasi Penyusunan Anggaran
Menurut Mongeri 2013, partisipasi penyusunan anggaran sebagai suatu proses dalam organisasi yang melibatkan para anggota
organisasi dalam mencapai tujuan dan kerjasama untuk menentukan satu rencana.
3. Manfaat Partisipasi
Salah satu manfaat dari partisipasi yang berhasil adalah bahwa partisipan menjadi terlibat secara emosi dan bukan hanya secara
tugas dalam pekerjaan mereka. Partisipasi dapat meningkatkan moral dan mendorong inisiatif yang lebih besar pada semua tingkatan
manajemen. Partisipasi yang berarti juga meningkatkan rasa kesatuan kelompok, yang pada gilirannya cenderung untuk
meningkatkan kerja sama antaranggota kelompok dalam penetapan tujuan. Tujuan organisasi yang dibantu penetapannya oleh orang-
orang tersebut kemudian akan dipandang sebagai tujuan yang selaras dengan tujuan pribadi mereka. Proses ini disebut dengan internalisasi
tujuan. Kurangnya internalisasi tujuan dapat menimbulkan konflik antara tujuan pribadi individual dan tujuan yang terkait dengan
karyawan. Karena tujuan dan kebutuhan pribadi biasanya
20
mendominasi tujuan organisasi, kurangnya internalisasi tujuan dapat dihubungkan dengan penurunan dalam moral dan produktivitas.
Ketika orang menginternalisasi dan menerima tujuan organisasi,dan ketika terdapat tingkat kesatuan kelompok yang tinggi, maka
persyaratan untuk efisiensi yang maksimal dalam pencapaian tujuan akan tercapai Ikhsan dan Ishak, 2005: 175.
4. Batasan dan Permasalahan Partisipasi