Latar Belakang Gambaran kepuasan masyarakat Kecamatan Medan Baru terhadap pelayanan kesehatan oleh dokter di Medan.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pasien Indonesia yang berobat ke luar negeri terus meningkat.Sebuah data menyebutkan, di Singapura saja setiap tahunnya sekitar 300.000 pasien internasional datang berobat.Enampuluh persen dari dua perlimanya merupakan pasien Indonesia. Sementara itu, jumlah orang Indonesia yang berobat ke Malaysia tahun-tahun terakhir ini sudah melampaui yang berobat ke Singapura. Chooi Yee Choong, direktur regional, ASEAN Islands International Operations menyetujui pernyataan tersebut. Setiap tahun sekitar 300.000 pasien asing berobat ke Singapura.Indonesia termasuk the big three jaringan rumah sakit milik pemerintah Singapura di antaranya RS Alexandra, RS National University, dan RS Tan Tock Seng. Secara keseluruhan, pasien dari luar Singapura yang dirawat di RS Tan Tock Seng pada tahun 2005 sebanyak 49 000 orang. Dari jumlah itu, 44 atau sekitar 11 000 orang dari Indonesia, 50 di antaranya berasal dari Jakarta Sudiyatmo, S, 2007 Analisa situasi pada Sistem Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2005 menyebutkan bahwa setiap tahunnya dilaporkan terjadi peningkatan jumlah penduduk yang berobat ke luar negeri PenangMalaysia dan Singapura. Pada tahun 2003 diperkirakan bahwa rata-rata 1000 orang warga Medan berobat ke Penang setiap bulannya dan dilaporkan bahwa setiap tahunnya kedua negara tersebut mendapat devisa sekitar 400 juta dollar AS dari warga Indonesia yang berobat. Dari keadaan ini ada beberapa poin yang dapat disimpulkan yaitu :pertama, masih kurangnya kesiapan Provinsi Sumatera Utara menghadapi era globalisasi terutama dalam bidang kesehatan; kedua, besarnya cost yang hilang: ketiga, adanya krisis ketidakpercayaan dari masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan disamping Universitas Sumatera Utara semakin seringnya muncul dugaan malpraktik dan salah diagnosis oleh petugaas kesehatan serta masih lemahnya pelaksanaan regulasi pelayanan kesehatan. Ketiga poin ini sangat berpengaruh terhadap nilai kepuasan pasien Dinkes Propinsi, 2005 Kepuasan pasien adalah hasil dari penilaian dari pasien bahwa produk atau pelayanan telah memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau kurang. Pasien akan merasa puas jika persepsinya sama atau lebih dari yang diharapkan. Kepuasan pasien ditentukan oleh persepsi pasien atas performance jasa dalam memenuhi harapan pasien. Pasien merasa puas jika harapan pasien terlampaui Irawan, 2002 Tingkat kepuasan pasien dipengaruhi berbagai faktor seperti sikap pemberi pelayanan, kondisi ruangan, kelengkapan sarana dan fasilitas, termasuk didalamnya hak pasien dari hak atas badan sendirihak privasi yang timbul dari TROS The Right Of Self determination Fred, 1988. Faktor lain yang mempengaruhi tingkat kepuasan pasien adalah kebutuhan dan keinginan, pengalaman masa lalu, pengalaman dari teman-teman dan komunikasi. Selain itu faktor umur, pendidikan, jenis kelamin, kepribadian, suku dan latar belakang budaya, serta kasus penyakit turut mempengaruhi persepsi dan ekspektasi pasien Nelson dan Brown. Secara klinis, keterampilan dokter Indonesia tidak kalah bila dibandingkan dengan dokter luar negeri, tidak demikian dengan keterampilan berkomunikasi. Berdasarkan penuturan pasien yang pernah berobat ke luar negeri dan dari berbagai tulisan yang berhasil dikumpulkan penulis, faktor utama yang menyebabkan pasien beralih untuk berobat ke luar negeri adalah komunikasi dokter pasien KDP yang amat baik Herqutanto, 2009 Tobing, 2008 Supardi, 2008 Komunikasi dalam disiplin medis adalah keterampilan klinik dasar pembentuk kompetensi klinis seorang dokter, bersama dengan pengetahuan klinis, kemampuan menyelesaikan masalah dan pemeriksaan fisik. WHO menyebutkan Universitas Sumatera Utara tujuan akhirn pendidikan dokter adalah menghasilkan the fivestardoctor, yaitu dokter sebagai care provider, decisionmaker, manager, community leader, dan communicator.Keterampilan berkomunikasi bukanlah mata pelajaran tambahan dalam pendidikan dokter. Tanpa keterampilan komunikasi yang baik, pengetahuan klinis dan keterampilan lainnya menjadi tidak efektif Kurtz S, Silverman J, Draper J, 2005

1.2. Rumusan Masalah