Stategi Koping Istri yang Memiliki Suami Penjudi di Bali

Peneliti memutuskan informan dalam penelitian ini yaitu istri dari suku Bali karena pelaku perjudian di Bali lebih didominasi oleh kaum lelaki yang salah satunya adalah suami. Selain itu, meneliti istri dari suku Bali menjadi menarik karena kedudukan perempuan di Bali berada di bawah kaum laki-laki. Hal ini disebabkan karena masyarakat Bali menganut sistem patrilinial sehingga perempuan kurang memiliki kedudukan di dalam masyarakat dan cenderung dinomorduakan. Selain itu, bila istri memutuskan untuk melakukan perceraian maka begitu banyak konsekuensi-konsekuensi yang akan diterima oleh istri. Beranjak dari hal ini, akhirnya peneliti memutuskan untuk meneliti strategi koping istri yang memiliki suami penjudi di Bali. Topik dalam penelitian ini mengkaji bagaimana pengalaman istri yang memiliki suami penjudi di Bali, sehingga dalam penggambilan data akan menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriktif.

G. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana gambaran dan dampak dari strategi koping istri yang memiliki suami penjudi di Bali dalam menghadapi segala permasalahan dan tekanan yang ditimbulkan dari perjudian suami. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini akan menjelaskan tentang jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai fokus penelitian dan karakteristik informan pada penelitian ini. Kemudian pada bagian akhir akan menjelaskan metode pengambilan data, teknik analisis data yang digunakan, dan kredibilitas penelitian. Berikut adalah penjelasan dari masing- masing sub bab dalam bahasan ini:

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Menurut Cresswell 2009, penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami atau menggali makna-makna yang dialami oleh individu atau kelompok terkait dengan permasalahan sosial yang dialami. Demi menggali makna dari partisipan, maka peneliti akan terjun langsung ke dalam suasana atau lingkungan yang alamiah dari partisipan untuk mengambil berbagai macam data melalui wawancara. Dalam prosesnya, penelitian kualitatif melibatkan prosedur- prosedur ilmiah, seperti prosedur pengumpulan data yang akan diolah secara induktif maupun deduktif dalam pembentukan berbagai pola ataupun tema. Maka secara umum dapat dikatakan bahwa penelitian kualitatif bersifat eksploratorik dalam arti lebih mengandalkan data berupa ungkapan atau penuruturan dari para subjek penelitian dalam mengeksplorasi fenomena atau konsep pokok yang menjadi fokus penelitian Supraktiknya, 2015. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif. Fenomenologi deskriptif mengandaikan para individu menjadi pihak pertama yang mampu mendeskripsikan kehidupan mereka. Tujuan fenomenologi adalah menangkap sedekat mungkin bagaimana fenomena tersebut dialami di dalam konteks terjadinya fenomena dan berusaha melihat esensi psikologis dari fenomena melalui penyelidikan dan analisis contoh-contoh hidup Smith, 2009. Alasan peneliti menggunakan pendekatan ini karena peneliti ingin mendeskripsikan fenomena yang dialami oleh para informan sehingga peneliti dapat melihat esensi psikologis dari fenomena tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap, mengetahui atau mengeksplorasi bagaimana gambaran strategi koping istri yang memiliki suami penjudi di Bali dalam menghadapi segala permasalahan atau tekanan yang ditimbulkan dari perjudian suami. Gambaran strategi koping ini bisa didapat dengan mengkaji bentuk-bentuk strategi koping yang digunakan oleh informan penelitian. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui bagaimana dampak dari strategi koping yang digunakan oleh informan penelitian.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah batasan penelitian. Hal ini dimaksudkan agar peneliti memiliki batasan yang jelas dalam mengkaji fokus dari fenomena yang ingin diteliti. Penelitian ini mencoba berfokus pada strategi koping istri yang memiliki suami penjudi di Bali. Strategi koping diteliti dengan cara melihat dan mengkaji bentuk-bentuk strategi koping apa saja yang digunakan oleh para istri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang memiliki suami penjudi di Bali. Apabila mengkaji bentuk strategi koping yang digunakan maka peneliti juga akan mengetahui sejauh mana strategi koping tersebut berkontribusi bagi diri individu maupun sekitarnya dalam menghadapi permasalahan yang ditimbulkan dari perilaku berjudi suami. Selain itu, alasan mengapa topik ini dipilih sebagai fokus penelitian dikarenakan peneliti ingin memberikan gambaran mengenai strategi koping apa saja yang digunakan oleh istri yang memiliki suami penjudi di Bali.

C. Karakteristik Informan Penelitian

Karakteristik ini dibuat untuk menjawab pertanyaan penelitian, adapun karakteristiknya sebagai berikut: 1. Seorang wanita yang sudah menikah Peneliti memilih wanita yang telah menikah karena informan dalam penelitian ini adalah seorang istri, sehingga wanita bisa dikatakan sebagai seorang istri apabila telah menikah atau bersuami KBBI, 2008. 2. Istri dan suami dari suku Bali yang lahir di Bali, besar di Bali, dan tinggal di Bali Peneliti memilih istri dan suami yang lahir di Bali, besar di Bali, dan tinggal di Bali dengan tujuan agar para informan mengetahui dan memahami segala budaya, tradisi, ritual keagamaan, dan hal-hal yang ada di Bali. 3. Istri dan suami beragama Hindu Peneliti memilih istri dan suami beragama Hindu dikarenakan topik yang dikaji dalam penelitian ini adalah judi di Bali yang ada kaitannya dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI budaya Hindu di Bali, di mana pada awalnya tajen sebagai salah satu ritual keagamaan tabuh rah yang di dwi-purnakan menjadi tajen sebagai ajang pejudian. Oleh sebab ini, peneliti merasa orang yang dapat menyelami atau memahami tentang asal mula tajen hingga mengalami pergeseran seperti sekarang ini adalah orang yang menganut agama Hindu. 4. Istri yang memiliki suami gemar berjudi di Bali Peneliti memilih istri yang memiliki suami gemar berjudi di Bali karena peneliti ingin mengkaji strategi koping istri yang memiliki suami penjudi di Bali.

D. Informan Penelitian

Peneliti memiliki rencana agar mendapatkan informan minimal sejumlah tiga orang sesuai dengan karakteristik informan yang peneliti tentukan. Pietkiewicz dan Smith 2012 menyebutkan bahwa tidak ada aturan mengenai berapa banyak jumlah informan yang harus diambil dalam suatu penelitian. Pertimbangan berapa banyak informan tergantung pada kedalaman analisis dan bagaimana peneliti ingin membandingkan hasil data dari informan I dengan informan yang lainnya. Pietkiewicz dan Smith 2012 menyarankan peneliti melakukan pertimbangan pragmatis yaitu mempertimbangkan kesulitan atau kemudahan dalam menghubungi calon peserta dan kelangkaan relatif demografis dari fenomena dalam menentukan seberapa banyak informan dalam penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Rencana awal yang dimiliki peneliti dalam pencarian informan penelitian yaitu dengan cara purposive, yaitu mencari informan sesuai dengan tujuan dan pertimbangan dari karakteristik informan yang telah peneliti tentukan sebelumnya. Selanjutnya, peneliti akan mencari informan sesuai dengan informasi yang peneliti dapatkan dari beberapa teman yang ada di Jogja dan teman yang ada di Bali agar datanya lebih luas. Pertama-tama peneliti akan bertanya kepada teman-teman peneliti yang ada di Jogja apakah memiliki kenalan atau saudara perempuan yang sudah menikah dan memiliki suami gemar melakukan perjudian di Bali. Apabila tidak mendapatkan kenalan dari teman-teman di Jogja, maka peneliti berencana menghubungi teman-teman peneliti yang ada di Bali untuk menanyakan apakah memiliki anggota keluarga, saudara, atau kenalan perempuan yang telah menikah dan memiliki suami yang gemar melakukan perjudian di Bali. Apabila rencana ini tetap tidak berhasil, peneliti akan datang ke Bali untuk mencari informan penelitian dengan cara mengunjungi teman-teman peneliti yang ada di beberapa desa atau kabupaten yang ada di Bali dengan tujuan untuk menanyakan kepada mereka apakah di desa tersebut adakah orang yang kira-kira bersedia untuk menjadi informan penelitian. Kriteria informan penelitian tetap mengacu pada karakteristik informan penelitian yang peneliti tetapkan sebelumnya.