Kerangka Berpikir LANDASAN TEORI

27 Gambar 2.1 Literature Map

2.4 Kerangka Berpikir

Matematika menjadi salah satu mata pelajaran inti yang dipelajari di Sekolah Dasar. Hal itu terjadi karena ilmu dari matematika dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari seperti ilmu hitung menghitung. Ilmu hitung menghitung biasa digunakan dalam kegiatan jual beli. Tetapi untuk mempelajari matematika bukanlah suatu ilmu yang mudah. Masih saja siswa yang beranggapan bahwa matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang ‘momok’ untuk ditakuti. Saat mempelajari matematika siswa dapat merasakan kecemasan tersendiri. Terdapat anggapan beberapa siswa bahwa matematika sulit untuk dipahami dan siswa merasa takut jika Ayuningtyas 2009 yang berjudul “Studi Deskriptif Kecemasan Siswa Kelas 6 Sekolah Dasar Dalam Menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional UASBN ”. Maryam 2013 yang berjudul “Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Kecemasan Menghadapi Mata Pelajaran Matematika Pada Siswa SD Negeri Bratan III Surakarta ” Amelia 2011 dengan judul “Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI Dalam Mengurangi Kecemasan Belajar Matematika Siswa Penelitian Tindakan Kelas di SDN PGS 2 Depok ” Realita Ketidakcemasan Siswa Menghadapi Matematika 28 mendapatkan nilai yang kurang memuaskan dalam mata pelajaran matematika. Anggapan bahwa matematika itu sulit untuk dipahami juga ditemukan di SD Nila Pseudonym. SD Nila merupakan sekolah dasar yang di dalamnya terdapat beberapa anak yang memiliki kecemasan terhadap mata pelajaran matematika. Hasil dari observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di SD Nila, terhadap salah satu siswa yang mendapatkan nilai matematika di bawah KKM tetapi tidak merasakan kecemasan. Siswa tersebut adalah Fabian Pseudonym. Fabian mengungkapkan bahwa dia merasa biasa-biasa saja dengan matematika. Walaupun dia mendapatkan nilai di bawah KKM, dia tidak merasa cemas dengan hal tersebut. Orang beranggapan bahwa biasanya siswa akan cemas jika mendapatkan nilai matematika yang jelek. Namun tidak dengan Fabian. Peneliti melihat bahwa Fabian tidak menunjukkan tanda-tanda kecemasan sesuai dengan indikator kecemasan. Menurut pengakuan dari guru kelas Fabian mengungkapkan bahwa Fabian mendapatkan nilai matematika di bawah KKM, perilaku Fabian saat belajar di kelas terlihat kurang berkonsentrasi, suka menyepelekan tugas, dan sesuka hati dia untuk menyelesaikan tugas. Berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Fabian. Peneliti melakukan wawancara yang mendalam dan observasi untuk mengetahui informasi dengan lebih jelas dan terpercaya dari sumber-sumber yang ingin digali informasinya oleh peneliti. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui penyebab 29 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM tidak mengalami kecemasan belajar matematika. Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir

2.5 Pertanyaan Penelitian