38
tersebut. Pembahasan lebih lanjut mengenai latar belakang partisipan akan dibahas pada bagian latar belakang informan dan temuannya.
3.3 Desain Penelitian
Pertama kali peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas III A yaitu Bu Dede Pseudonym pada tanggal 13 Januari 2017 di ruang guru.
Peneliti meminta izin kepada Bu Dede untuk mengadakan penelitian di kelas yang diampu oleh Bu Dede yaitu kelas III A di SD Nila. Peneliti
mencoba menanyakan kepada Bu Dede mengenai siswa yang mengalami kecemasan
belajar terhadap
mata pelajaran
matematika dengan
menunjukkan indikator-indikator kecemasan kepada Bu Dede. Setelah Bu Dede melihat beberapa indikator kecemasan yang ditunjukkan oleh peneliti,
Bu Dede memberikan pernyataan ada beberapa siswa yang kemungkinan bisa menjadi partisipan. Pada tanggal 18 Januari 2017 peneliti melakukan
observasi di kelas III A saat proses pembelajaran matematika sedang berlangsung. Peneliti mengamati cara guru mengajar di kelas dan
mengamati cara belajar maupun tingkah laku siswa yang pada awalnya disarankan oleh Bu Dede sebagai partisipan. Setelah mengamati beberapa
partisipan akhirnya peneliti meminta kelima dugaan awal subjek peneliti untuk diuji apakah benar mereka mengalami kecemasan belajar terhadap
matematika dengan mengisi kuesioner yang berisikan pernyataan yang berhubungan indikator-indikator kecemasan belajar terhadap matematika.
Hasil kuesioner menunjukkan bahwa dari kelima dugaan awal partisipan terdapat salah satu siswa yang mengalami kecemasan belajar
terhadap mata pelajaran matematika. Menurut pernyataan Bu Dede kelima
39
siswa tersebut mendapatkan nilai matematika di bawah KKM. Peneliti tertarik untuk mengambil siswa Fabian Pseudonym sebagai partisipan
karena berdasarkan hasil pengisian kuesioner Fabian tidak menunjukkan tanda-tanda kecemasan terhadap matematika walaupun Fabian mendapatkan
nilai di bawah KKM. Peneliti melakukan wawancara terhadap Fabian sebanyak tiga kali. Peneliti menanyakan beberapa pertanyaan kepada Fabian
mengenai bagaimana cara belajar matematika Fabian saat di sekolah maupun di rumah, bagaimana kondisi lingkungan seperti teman-teman,
guru, dan orang tua Fabian dalam mendukung belajar, bagaimana perasaan Fabian saat sedang menghadapi pelajaran matematika, dan berbagai
pertanyaan yang dapat membantu peneliti dalam menjawab penyebab siswa tidak mengalami kecemasan belajar matematika sedangkan Fabian
mendapatkan nilai matematika di bawah KKM. Daftar topik pertanyaan untuk wawancara disajikan dalam Lampiran A.
Setelah melakukan wawancara dengan Fabian, peneliti melakukan wawancara yang mendalam dengan Bu Dede untuk mendapatkan informasi
tentang Fabian. Wawancara mendalam dilakukan peneliti guna untuk menanyakan kepada Bu Dede pertanyaan lebih mendalam yang peneliti
tidak bisa dapatkan dari sumber informan lain. Wawancara yang mendalam peneliti bertanya terkait latar belakang Fabian seperti kondisi keluarga, hasil
belajar Fabian, tingkah laku Fabian saat belajar di dalam kelas, hubungan sosial Fabian saat di sekolah, dan pertanyaan-pertanyaan yang dimaksudkan
untuk memperoleh informasi terhadap Fabian. Daftar topik pertanyaan disajikan dalam Lampiran A. Peneliti mencoba mencari informasi penyebab
40
mengenai Fabian mendapatkan nilai matematika di bawah KKM tetapi Fabian tidak mengalami kecemasan belajar terhadap matematika lebih
dalam dengan melakukan wawancara terhadap kakak kandung dan orang tua Fabian. Wawancara dengan Alin Pseudonym sebagai kakak kandung
Fabian yang peneliti ketahui dari Bu Dede bahwa Alin bersekolah di satu sekolah yang sama dengan Fabian namun Alin duduk di bangku kelas
tingkat lebih tinggi dari Fabian yaitu kelas IV A. Peneliti melakukan wawancara dengan Alin sebanyak dua kali sedangkan dengan kedua orang
tua Fabian peneliti mempunyai kesempatan bertanya dengan Bu Wuri Pseudonym selaku mama Fabian dan Pak Robi Pseudonym sebagai papa
Fabian. Daftar topik pertanyaan Bu Wuri dan Pak Robi disajikan dalam Lampiran A.
Latar Belakang Informan I dan temuannya
Informan I dalam penelitian ini adalah wali kelas III A. Peneliti melakukan wawancara dengan Bu Dede Pseudonym selaku wali kelas III
A di SD Nila sebanyak tiga kali. Wawancara pertama peneliti lakukan pada tanggal 13 Januari 2017 di ruang guru. Wawancara kedua dilakukan pada
18 Januari 2017 di ruang perpustakaan. Wawancara ketiga di lakukan pada tanggal 9 Mei 2017. Peneliti melakukan wawancara dengan Bu Dede
mengambil waktu jam istirahat atau mengambil waktu saat Bu Dede tidak sedang mengajar. Bu Dede memiliki latar belakang pendidikan dengan
program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar disalah satu Perguruan Tinggi Swasta Yogyakarta. Setelah menyelesaikan studinya Bu Dede
memperoleh panggilan kerja pada bulan April 2016 di SD Nila. Menurut Bu
41
Dede kurang lebih sudah setahun beliau mengajar di SD Nila. Saat mulai bekerja Bu Dede diberi kesempatan untuk mengajar di kelas III A. Bu Dede
sudah cukup berpengalaman dalam menghadapi siswa yang berbeda-beda karakter.
Peneliti memilih Bu Dede sebagai informan I bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai latar belakang Bu Dede, latar belakang
siswa yang menjadi subjek penelitian ini, dan perilaku siswa tersebut ketika belajar di kelas. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui penyebab siswa
yang mendapatkan nilai di bawah KKM tidak mengalami kecemasan belajar terhadap matematika. Saat melakukan wawancara dengan Bu Dede peneliti
menemukan salah satu siswa kelas III A yang tidak mengalami kecemasan belajar matematika yaitu Fabian. Peneliti sempat menguji apakah benar
Fabian mengalami kecemasan dengan meminta Fabian mengisi lembar kuesioner yang berisi pernyataan berupa indikator-indikator kecemasan
terhadap matematika. Hasil dari pengisian kuesioner yang diisi oleh Fabian menunjukkan Fabian tidak mengalami kecemasan belajar terhadap
matematika walaupun Fabian mendapatkan nilai matematika di bawah KKM. Oleh karena itu peneliti melakukan wawancara dengan Bu Dede
mengenai Fabian. Bu Dede mengatakan bahwa Fabian merupakan siswa yang mendapatkan hasil belajar yang kurang khususnya dalam pelajaran
matematika dan Fabian anak yang sulit berkonsentrasi saat belajar matematika. Beberapa pernyataan tersebut membuat peneliti memilih
Fabian menjadi partisipan. Hasil pengolahan wawancara akan peneliti bahas pada Bab IV.
42
Latar Belakang dengan Informan II dan temuannya
Informan II dalam penelitian ini adalah Alin Pseudonym sebagai kakak kandung dari Fabian siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM
namun tidak mengalami kecemasan belajar terhadap matematika. Peneliti melakukan wawancara dengan Alin sebanyak dua kali. Wawancara pertama
peneliti lakukan pada tanggal 9 Mei 2017 dan wawancara kedua pada tanggal 11 Mei 2017. Peneliti melakukan wawancara mengambil waktu jam
istirahat Alin pukul 09:00 WIB di ruang UKS yang ruangannya cukup kondusif dan tidak ramai dengan anak-anak. Wawancara ini dilakukan
bertujuan untuk mengetahui latar belakang Fabian seperti kondisi keluarga, perilaku Fabian saat di rumah, dan cara belajar Fabian saat di rumah.
Peneliti memilih Alin sebagai sumber informan karena Fabian memberi informasi khususnya mengenai keluarga kurang detail karena itulah peneliti
mencoba mencari informasi kepada Alin yang kebetulan bersekolah di SD Nila hanya saja Alin duduk di bangku kelas yang lebih tinggi dari Fabian
yaitu kelas IV A. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan Alin peneliti melihat adanya penyebab Fabian tidak mengalami kecemasaan
belajar terhadap matematika. Alin mengungkapkan bahwa Fabian saat belajar di rumah harus sering diingatkan sekedar untuk mengerjakan PR
Pekerjaan Rumah yang diberikan oleh guru maupun untuk menata jadwal, Fabian harus sering ditemani belajar oleh kakaknya karena jika Fabian
belajar sendiri maka Fabian akan belajar dengan sesuka hati Fabian, Fabian beserta kakaknya kurang mendapatkan perhatian oleh kedua orang tuanya
karena sibuk bekerja. Hal tersebut menyebabkan Alin lebih sering
43
membantu Fabian dalam belajar. Hasil pengolahan wawancara akan peneliti bahas pada Bab IV.
Latar Belakang dengan Informan III dan temuannya
Informan III dalam penelitian ini adalah Bu Wuri Pseudonym sebagai mama Fabian. Peneliti melakukan wawancara dengan Bu Wuri saat
Bu Wuri menjemput Fabian pulang sekolah namun dikarenakan Bu Wuri terburu-buru, Bu Wuri meminta peneliti untuk melanjutkan wawancara
melalui percakapan via WhatsApp pada tanggal 9 Mei 2017. Peneliti terpaksa melakukan wawancara melalui WhatsApp karena Bu Wuri seorang
pekerja yang mempunyai jadwal kerja yang padat. Menurut pengakuan Alin dan Fabian, Bu Wuri bekerja saat pagi hari hingga sore hari. Setelah
mengantar Alin dan Fabian ke sekolah Bu Wuri segera berangkat untuk bekerja.
Wawancara dengan Bu Wuri bertujuan untuk mengetahui perilaku Fabian saat di rumah, cara belajar Fabian saat di rumah, kemampuan Fabian
dalam mempelajari pelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika, hasil belajar Fabian, dan pertanyaan yang menyangkut penyebab Fabian
tidak mengalami kecemasan belajar terhadap matematika. Berdasarkan wawancara dengan Bu Wuri, Fabian anak yang mempunyai minat belajar
yang kurang seperti pernyataan Alin bahwa Fabian harus sering diingatkan untuk belajar ataupun mengerjakan PR. Hasil pengolahan wawancara akan
peneliti bahas pada Bab IV.
44
Latar Belakang dengan Informan IV dan temuannya
Informan IV dalam penelitian ini yaitu Pak Robi Pseudonym sebagai papa Fabian. Peneliti melakukan wawancara dengan Pak Robi pada tanggal
11 Mei 2017. Sebelumnya peneliti sempat bertemu dengan Pak Robi ketika pulang sekolah Pak Robi menjemput Alin dan Fabian pulang sekolah. Pak
Robi sosok seorang ayah yang ramah, tegas, dan sangat ‘nyentrik’ jika
dilihat dari cara berpakaian Pak Robi seperti anak muda. Peneliti melihat Pak Robi termasuk salah satu orang tua yang gaul tidak seperti orang tua
pada umumnya mengenakan baju formal seperti celana kain. Pak Robi mengenakan kemeja yang tidak terlalu formal dipadu padankan dengan
celana jeans tidak lupa juga Pak Robi mengenakan jam tangan, tas kulit berukuran kecil, dan mengenakan sepatu sneakers. Pada saat sebelum sesi
wawancara dimulai peneliti sempat mengetahui info dari Alin bahwa Pak Robi dan sekeluarga akan pergi menghadiri acara keluarga. Peneliti
melakukan wawancara dengan Pak Robi bertujuan untuk menggali informasi lebih dalam lagi mengenai Fabian. Berdasarkan hasil wawancara
Pak Robi, Fabian seorang anak yang mandiri saat dirumah namun memang masih butuh pengawasan karena Fabian terlahir sebagai anak terakhir dari
dua bersaudara. Fabian yang terkadang masih dimanjakan juga oleh keluarganya termasuk nenek Fabian. Cara belajar Fabian di rumah menurut
pernyataan Pak Robi, Fabian masih perlu didampingi dan sering diingatkan lagi jika ada PR atau untuk menata jadwal pelajaran. Pak Robi juga salah
satu orang tua yang tegas jika melihat Fabian mendapatkan nilai yang kurang memuaskan pada setiap mata pelajaran termasuk mata pelajaran
45
matematika. Namun Pak Robi sebagai orang tua juga tidak memaksakan kemampuan anaknya. Fabian sering didampingi belajar dengan kakaknya
Alin tetapi saat belajar Fabian masih seenaknya sendiri tergantung mood dan kurang tekun. Hasil pengolahan wawancara akan peneliti bahas pada
Bab IV. Latar Belakang dengan Partisipan I dan temuannya
Partisipan I atau partisipan yaitu Fabian Pseudonym. Peneliti memilih Fabian sebagai partisipan dalam penelitian ini karena berdasarkan
hasil observasi dan pengisian kuesioner Fabian memenuhi kriteria kecemasan belajar terhadap matematika. Peneliti melakukan wawancara
dengan Fabian sebanyak tiga kali. Wawancara pertama kali pada tanggal 18 Januari 2017 dilakukan setelah observasi dan pengisian kuesioner.
Wawancara yang kedua pada tanggal 9 Mei 2017 dan wawancara yang terakhir pada tanggal 11 Mei 2017. Wawancara dengan Fabian peneliti
lakukan di ruang perpustakan mengambil jam istirahat Fabian pada pukul 09:00 WIB. Berdasarkan hasil kuesioner Fabian menunjukkan temuan
penelitian yang baru yaitu Fabian tidak mengalami kecemasan belajar matematika walaupun Fabian mendapatkan nilai matematika di bawah
KKM. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui penyebabnya
dengan melakukan wawancara. Peneliti menanyakan beberapa hal yang sama dengan beberapa sumber informan di atas seperti latar belakang
Fabian, cara belajar Fabian di sekolah maupun di rumah, kemampuan Fabian saat belajar matematika, kondisi pertemanan maupun keluarga yang