3. Pasir Silika
Digunakan sebagai media penyaring pada sand filter pada proses pengolahan air agar dapat menyaring benda – benda asing yang terlarut dalam air yang
diolah. 4.
Kaustik Soda NaOH Digunakan pada saat proses pencucian botol pada bottle washer sebagai
deterjen.
2.5. Uraian Proses
Proses produksi adalah cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan sumber-sumber
yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana. Proses produksi pembuatan Teh Botol Sosro adalah sebagai berikut :
1. Pengolahan Air Water Treatment
Water Treatment adalah proses penanganan air untuk pemurnian terhadap kandungan-kandungan di dalam sumur baik yang bersifat kimia dan fisika.
Maksud dan Tujuan dilakukan proses Water Treatment adalah agar diperoleh air yang jernih, tanpa rasa warna serta memenuhi standar yang diinginkan. Proses
pengolahan air yang dilakukan meliputi :
a. Persiapan
Air dipompa dari sumur bor yang mempunyai kedalaman 125-200 m menuju bak reservoir
dilakukan penambahan chlorine untuk
menghilangkan kuman.
Universitas Sumatera Utara
b. Penyaringan bahan berat
Penyaringan dilakukan dengan menggunakan pasir silica untuk menyaring lumpur, batuan kecil, serpihan kayu dan partikel kasar lainnya yang
terlarut dalam air.
c. Penghilangan bau air tanah
Tahapan ini dilakukan dengan melakukan penyaringan bau, warna, rasa, gas dan chlorine dengan menggunakan arang karbon.
d. Penyaringan Kapur
Penyaringan kapur menggunakan resin yang berfungsi menghilangkan kesadahan air menjadi 0 nol agar sisa-sisa kapur tidak mengendap di
dalam botol.
2. Proses Pembuatan Teh Cair Pahit TCP
Teh wangi melati Jasmine Tea dimasukkan ke dalam extract tea tank dari pintu sisi belakang tanki yang ditutup rapat kemudian air dari buffer tank III
dialirkan melalui plateheat exchanger yang akan mendidihkan air sampai suhunya 105ºC. Penyeduhan ini dilakukan dengan selama 60 menit pada suhu 90 ºC dan
tujuannya untum mengextract kandungan tanin dalam teh, karena tanin merupakan komponen teh yang mempengaruhi warna, aroma, dan rasa pada teh.
Teh cair pahit yang sudah melalui penyaringan tahap awal di Niagara Filter kemudian dilanjutkan ke penyaringan tahap kedua dengan filtrox filter dengan
lapisan 0.4 mikron dialirkan ke Mix Tank.
Universitas Sumatera Utara
3. Proses Pembuatan Sirup
Gula dimasukkan sebanyak 500 kgbatch kedalam sugar dissolver tank melalui pengumpan lalu dicampur dengan air panas dengan suhu 105ºC. Air yang
digunakan adalah air softener yang dilewatkan melalui Plat Heat Exchanger PHE dengan temperature keluar 70 – 80
C. Proses pemasakan gula dilakukan di dalam hopper lalu dipompakan ke
desolver tank berfungsi sebagai tempat pelarutan dan pengadukan gula. Di desolver tank penambahan air softener dilakukan.
Proses berlangsung selama 30 menit dengan suhu sekitar 60 – 80 ºC. Setelah menjadi sirup, larutan dialirkan ke Niagara filter untuk penyaringan tahap
awal yang bertujuan untuk menyaring partikel kecil dan menjernihkan sirup. Sirup dialirkan ke softener untuk menghilangkan kesadahannya. Sirup yang telah jernih
dialirkan ke buffer syrup.
4. Proses Pembuatan Teh Cair Manis TCM
Pencampuran Syrup dan TCP dilakukan di mix tank dalam keadaan panas dengan temperatur di dalam mix tank berkisar 90 – 95
C. Campuran sirup dan TCP filtrate yang dikirim ke mix tank dengan lama waktu berkisar 45 – 60 menit
diaduk untuk dihomogenkan. Setelah TCP homogen, dilakukan pengendalian kualitas standar produksi untuk kadar kemanisan dan warna teh cair mengambil
sample melalui kran melalui mix tank untuk diukur tingkat kemanisannya di laboratorium QC. Penentuan tingkat kemanisan dilakukan dengan menggunakan
refractometer. Warna disuaikan dengan warna yang telah menjadi standar sosro,
Universitas Sumatera Utara
dimana standar warna sosro ada 3 yaitu A, B, dan C. Standar warna A berwarna pucat, standar warna B gelap dan standar warna C lebih gelap dari B. Standar
warna yang dipakai adalah standar warna B
+
yaitu antara warna B dan C. Bila tingkat warna dan tingkat kemanisan teh sesuai dengan standar sosro, maka TCM
siap ditransfer ke bottling line dengan lama waktu berkisar 90 menit maka dilanjutkan dengan penyaringan di bag filter yang tujuannya hanya untuk
memastikan tidak masuknya benda asing ke TCM pada saat sirkulasi yang dapat mempengaruhi produk akhir.
5. Pembotolan
TCM yang dihasilkan dikemas dalam botol kaca yang mempunyai volume 220 ml. Karena investasi untuk botol cukup mahal, maka dapat dipakai prinsip
pengembalian botol returnable bottle, artinya konsumen hanya memnbeli isinya saja tidak dengan botolnya. Proses yang terjadi pada pembotolan adalah sebagai
berikut:
a. Pensortiran Botol
Peti berisi botol kosong kotor dibawa dari gudang dengan memakai forklift. Botol dipisahkan dari peti memakai mesin autz packer. Mesin
mengambil botol kosong dari peti dan meletakkanya di chain conveyor. Pada tahap awal operator akan mensortir botol. Botol –botol kotor berat,
kena cat, pecah , berjamur lumut akan disisihkan. Untuk botol kotor berat, berjamur, kena cat yang masih bisa digunakan akan dibersihkan
secara manual.
Universitas Sumatera Utara
b. Pencucian Botol
Botol yang lewat penyortiran dibawa chain conveyor ke mesin washer. Proses pencucian botol pada mesin washer terdiri dari beberapa tahap
pencucian dengan tujuan agar botol bersih dan steril. Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
- Preposition Spraying Tahap ini merupakan tahap pembasahan awal dimana botol akan
disemprot dengan air yang tujannnya adalah untuk menghilangkan kotoran yang mudah lepas.
- Preposition Soaking Tahap ini botol mengalami pencelupan yang tujuannya untuk
melunakkan kotoran yang tidak mudah lepas dapat terlepas dengan mudah.
- LYE I Tahap ini disebut juga tahap penyabunan dimana larutan yang
digunakan sebagai bahan sabun adalah NaOH. Botol mengalami pencelupan dan penyemprotan dengan air yang berkekuatan tinggi.
- LYE II Tahap ini botol akan mengalami pembilan tahap awal. Tujuan proses
ini untuk membersihkan botol dari kotoran-kotoran yang masih melekat pada permukaan botol.
Universitas Sumatera Utara
b. Hot Water I
Tahap ini dilakukan dengan pembilasan sisa NaOH dengan suhu tinggi. Suhu tinggi dimaksudkan untuk mematikan bakteri dan mikroba lainnya
yang tahan terhadap panas. Pembilasan dilakukan dengan cara penyemprotan air panas pada bagian luar dan dalam botol.
c. Hot Water II
Tahap ini botol mengalami penyemprotan ulang pada bagian luar dari dalam botol dengan air panas sehingga botol benar-benar bersih dari
larutan sabun dan mikroba. d.
Fresh Water Tahap ini botol disemprot dengan air segar yang panas untuk
mensterilisasi dan untuk memastikan kebersihan, botol sehingga botol yang keluar dari mesin pencuci benar-benar dalam keadaan bersih dari
kotoran dan bakteri. Proses pencucian botol dilakukan dengan membuat laju alir air berlawanan
dengan masuknya botol. Hal ini bertujuan untuk menghemat energi dan efisiensi penggunaan air. Pencucian krat kosong dilakukan dengan
menggunakan mesin crate washer. Air yang dipakai berasal dari hot water I, dimana prinsip pencuciannya hanya penyemprotan bagian luar dan dalam krat.
Setelah bersih krat masuk ke crater yaitu mesin yang digunakan untuk pengemasan produk jadi.
Universitas Sumatera Utara
c. Light Inspection I