Pengertian Militer dan Sipil

menyadari pentingnya menghormati Hak Asasi Manusia tidak terkecuali siapapun itu.

F. Landasan Teori

a. Pengertian Militer dan Sipil

Dalam bahasa Inggris, Militer atau “ military ” adalah “the soldiers ; the army ; the army forces” 9 yang berarti prajurit atau tentara ; angkatan bersenjata. Di negara modern, militer biasanya adalah angkatan bersenjata yang terdiri dari 3 atau 4 angkatan perang yaitu : darat, laut, udara dan atau marinir. Sedangkan polisi, meski diberi kewenangan memegang senjata, tidak termasuk di dalamnya. Di Indonesia, batasan militer berubah dan berbeda dari masa ke masa. Militer pada masa Orde Lama adalah Angkatan Perang Republik Indonesia APRI yang terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Pada tahun 1959 sebutan APRI diubah menjadi ABRI yaitu kepanjangan dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ABRI. Lalu pada masa Orde Baru, melalui UU Nomor 131961 Pasal 3, Keppres Nomor: 2251962, Keppres Nomor: 2901964 menetapkan Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah ABRI. Dengan demikian, ABRI meliputi 9 AS Horby, Oxpord Advanced Learner’s Dictionary of Current English, Oxford University Press, 1974, hal 536 Universitas Sumatera Utara TNI AU. TNI Angkatan Darat AD, TNI Angkatan Laut AL, TNI Angkatan Udara AU dan Kepolisian Negara RI. 10 Dimana kedudukannya sama dan sederajat dengan ketiga angkatan lainnya dengan garis-garis komando dan hierarki yang utuh dan bulat. 11 Pasca Orde Baru, di era Reformasi , terhitung 1 April 1999, yang dimaksud dengan militer adalah TNI bukan ABRI lagi yang terdiri dari TNI AD, TNI AL dan Batasan militer ini menjadi baku kemudian melahirkan istilah Sipil. kepada mereka yang bekerja di luar profesi Angkatan Bersenjata. Dalam bahasa Inggris, Sipil yaitu “civilian”, “person not serving with armed forces”. 12 Yang berarti seseorang yang bekerja di luar profesi angkatan bersenjata. Semua orang dengan segala macam profesi yang bekerja di instansi pemerintah maupun swasta yang berada di luar struktur organisasi militer, termasuk polisi di sebut warga sipil. Namun di Indonesia batasan ini tentu berbeda, karena polisi cenderung di anggap sebagai warga non-sipil. Cohan 13 mendefinisikan pihak sipil dapat berupa masyarakat umum, lembaga pemerintah dan swasta, para politisi dan negarawan. Sayidiman 10 Buku Peraturan Perundang-undangan Pertahanan dan Keamanan RI,Sekretariat Jendral Dephankam, Jakarta, 1996, halaman 88. 11 Himpunan Peraturan dan Perundang-Undangan Bidang Hankamneg dari tahun 1961-1971, Buku III, Biro Organisasi Sekretariat Jendral Dephankam Tahun 1989, halaman 142-144 12 AS Horby, op.cit., hal.151 13 Elliot A. Cohen, “Civil-Military Relation in the Contemporary World”, dalam Susilo Bambang Yudhoyono, Pengaruh Internasional dalam Hubungan Sipil – Militer, sebuah makalah yang disajikan dalam seminar nasional mencari format baru Hubungan Sipil-Militer Jurusan Ilmu Politik – Fisip Universitas Indonesia, Jakarta, 24-25 Mei 1999, Gedung Pusat Studi Jepang, Kampus UI Depok. Universitas Sumatera Utara Suryohardiprojo memberikan batasan sipil sebagai semua lapisan masyarakat. 14 Dari berbagai pengertian di atas maka dapat dibuat suatu pengertian secara universal bahwa sipil adalah semua orang baik individu ataupun institusi yang berada di luar organisasi militer.

b. Tipe-tipe orientasi militer