Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas

47 Pengujian normalitas dapat juga diuji secara statistic dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis: H : Data residual berdistribusi normal; bila sig 0,05 dengan α = 5, Ha: Data residual tidak berdistribusi normal; bila sig 0,05 dengan α = 5, Hasil dari uji normalitas dengan menggunakan tes Kolmogorov- Smirnov ditunjukkan oleh table 4.10 berikut: Tabel 4.10 UJI NORMALITAS 3: KOLMOGOROV SMIRNOV One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 50 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation .26066371 Most Extreme Differences Absolute .097 Positive .090 Negative -.097 Kolmogorov-Smirnov Z .687 Asymp. Sig. 2-tailed .733 a. Test distribution is Normal. Sumber:Data primer yang diolah SPSS, 2015

4.4.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditentukan adanya korelasi antara variabel bebas independen. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinieritas, dengan melihat nilai tolerance dan Var iance Inflation Factor VIF pada model regresi. Universitas Sumatera Utara 48 Jika antara variabel independen terhadap korelasi yang cukup tinggi lebih dari 0,09, maka diindikasi adanya multikolinieritas dan suatu model regresi yang bebas dari masalah multikolinieritas apabila mempunyai nilai tolerance 0,1 dan VIF 10. Uji multikolinieritas dengan melihat nilai tolerance dan VIF menunjukkan hasil seperti pada tabel 4.11 berikut: Tabel 4.11 HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS Tabel 4.10 menunjukkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya gejala multikolinearitas. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan nilai tolerance dan VIF. Masing-masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1. Untuk kemampuan pegawai memiliki nilai tolerance 0,649; dan kepuasan masyarakat memiliki nilai tolerance 0,649. Jika dilihat dari VIF, masing- masing variabel independen lebih kecil dari 10 yaitu kemampuan pegawai memiliki VIF 1,540 dan kepuasan masyarakat memiliki VIF 1,540. Maka kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam variabel independennya. Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 1.043 .434 Kemampuan Pegawai .351 .104 .425 .649 1.540 Kepuasan Masyarakat .384 .128 .378 .649 1.540 a. Dependent Variable: Kualitas Pelayanan Kesehatan Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2015 Universitas Sumatera Utara 49

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan dasar analitis sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada akan membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Apabila pola pada grafik ditujukan dengan titik-titik menyebar secara acak tanpa pola yang jelas serta tersebar di atas maupun dibawah tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat ditujukan pada gambar 4.3 berikut ini: Gambar 4.4 Grafik Scatterplot Sumber: Data primer yang diolah SPSS, 2015 Universitas Sumatera Utara 50 Dari grafik scatterplot yang telah disajikan diatas terlihat bahwa titik- titik menyebar secara acak tidak membentuk pola secara teratur. Titik -titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain yang berarti mengindikasikan bahwa data observasi yang berbeda dari penelitian lainnya. Disimpulkan bahwa data ini homoskedastisitas dan tidak tereroskedastisitas. 4.5 Pengujian Hipotesis 4.5.1 Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t