2.2.3. Komponen Produk
Produk dapat dibagi menjadi beberapa komponen yaitu: Komponen Produk
Produk Kualitas
Rancangan Merek
Kemasan Pelayanan Konsumen
Pelayanan Pembelian Pelayanan Pemakaian
Sumber: Kotler 2001
Gambar 2.1. Komponen Produk
Kualitas adalah bagian dari komponen produk yang akan menggambarkan bagaimana suatu produk sebaiknya melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh
produk tersebut yang penilaiannya berasal dari konsumen itu sendiri. Meningkatkan kualitas produk yang berasal dari penilaian konsumen mungkin
dapat secara efektif meningkatkan penjualan produk tersebut, seorang pemasar harus menyadari bahwa konsumen tidak selamanya memiliki persepsi yang sama terhadap
kualitas produk tersebut.
2.2.4. Kualitas Produk
Kotler 2001, kualitas produk adalah keseluruhan siri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Deming 2000, terdapat 4 definisi umum kualitas, beberapa diantaranya yang
erat kaitannya dengan dunia usaha adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. the degree of excellence which a thing possesses.
2. Excellence superiority.
3. Rare position, no1.
4. High social position.
Dari 4 definisi diata dapat disimpulkan bahwa kualitas mengisyaratkan satu kesempurnaansuatu kedudukan yang tinggi dari yang lain.
Kualitas produk adalah kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya. Menurut Kotler dan Amstrong 2003, pengertian dan definisi kualitas dapat berbeda
makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat tergantung pada konteksnya, banyak pakar di bidang kualitas mencoba untuk
mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangnya masing-masing, diantaranya: 1.
Deming 2002, kualitas produk adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.
2. Crosby 2002, kualitas produk adalah nihil cacat, kesempurnaan, dan
kesesuaian terhadap persyaratan. 3.
Iuran dalam Yamit 2002, kualitas produk sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi.
4. Davis dalam Yamin 2002, kualitas produk merupakan suatu kondisi
dinamis yang berhubungan denga produk, jasa, proses dan lingkungan yang memenuhi dan melebihi harapan. Kualitas produk bukan hanya menekankan
pada aspek hasil akhir yaitu produk dan jasa yang berkualitas tanpa melalui manusia dan proses yang berkualitas. Perusahaan yang menghasilkan produk
Universitas Sumatera Utara
lebih menekankan pada hasil karena konsumen umumnya tidak terlibat secara langsung dalam prosesnya.
5. Render dan Heizer 2001, kualitas produk adalah totalitas bentuk dan
karakteristik barangjasa yang menunjukkan kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang tampak jelas maupun tersembunyi. 6.
Crosby dalam Tjiptono 2000, kualitas produk adalah memenuhi atau sama dengan persyaratan.
2.2.4.1. Dimensi kualitas produk Garvin dalam Yamit 2002 ada 8 jenis dimensi yang dapat digunakan untuk
perencanaan strategis bagi perusahaan yang menghasilkan barang, yaitu: 1.
Kinerja, yaitu karakteristik pokok dari produk itu. 2.
Feature, yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan. 3.
Kehandalan, yaitu kemungkinan tingkat kegagalan dalam pemakaian. 4.
Kesesuaian, yaitu sejauhmana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Daya tahan, yaitu berapa lama produk dapat terus digunakan.
6. Serviceability,
yaitu meliputi
kecepatan, kompetensi,
kenyamanan, kemudahan dalam pemeliharaan dan penanganan keluhan.
7. Estetika, yaitu menyangkut corak, rasa dan daya tarik produk.
8. Perceive, yaitu menyangkut citra dan reputasi produk serta tanggung jawab
perusahaan terhadapnya.
Universitas Sumatera Utara
Garvin dalam Yamit 2002 mengidentifikasikan 4 pendekatan perspektif kualitas produk yang digunakan oleh praktisi bisnis:
1. Transcedemal Approach, kualitas dalam pendekatan ini adalah suatu yang
dapat dirasakan tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan maupun diukur. Perspektif ini umumnya ditetapkan dalam karya seni. Untuk produk
dan jasa, perusahaan dapat mempromosikan dengan menggunakan pernyataan pernyataan seperti kelembutan dan kehalusan sabun mandi, kecantikan
wajah kosmetik. 2.
Product-based approach, kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, dan
produk yang paling memuaskan preferensi seseorang atau cocok dengan selera merupakan prosuk yang berkualitas tinggi. Pandangan yang subyektif
ini mengakibatkan konsumen yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula.
3. Manufacturing-based Approach, kualitas dalam pendekatan ini bersifat
supply-based atau dari sudut pandang produsen yang mendefinisikan kualitas sebagai satuan sesuai dengan persyaratan dan prosedur. Pendekatan ini
berfokus pada kesesuaian spesifikasi yang ditetapkan perusahaan secara internal. Oleh karena itu yang menentukan kualitas adalah standar-standar
yang ditetapkan perusahaan dan bukan konsumen yang menggunakan. 4.
User-based Approach, kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandang, dan
Universitas Sumatera Utara
produk yang paling memuaskan preferensi seseorang atau cocok dengan selera merupakan yang berkualitas paling tinggi. Pandangan yang subyektif
ini mengakibatkan konsumen yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah
kepuasan maksimum yang dapat dirasakannya. 2.2.4.2. Sistem produksi
Perlunya mempelajari sistem produksi dan bagaimana memenejnya secara aktif karena semua perusahaan swasta atau pemerintah baik di bidang manufaktur
atau jasa selalu melibatkan suatu sistem produksi, dalam industri manufaktur sistem produksi bahkan menduduki posisi yang sangat penting dalam keseluruhan
perusahaan. Sistem produksi dan produk yang ditawarkan terkait menjadi satu dan tak tersisihkan.
Buffa 2006, sistem produksi adalah wahana yang dipakai dalam mengubah masukan masukan input sumber daya untuk menciptakan barang dan jasa yang
bermanfaat. Handoko 2001, sistem produksi adalah proses pengubahan masukan sumber
daya menjadi barang dan jasa yang lebih berguna. 2.2.4.3. Macam-macam sistem produksi
Buffa 2006 macam-macam sistem produksi dibagi 2 macam, antara lain: 1.
Sistem yang berfokus pada proses, suatu sistem produksi untuk produk atau jasa pesanan harus fleksibel, sistem macam ini harus mempunyai kemampuan
untuk memproduksi menurut spesifikasi yang diberikan pelanggan atau
Universitas Sumatera Utara
kliennya. Alat-alat maupun personalianya harus mampu memenuhi spesifikasi tiap komponen dan merakit komponen komponen itu membentuk produk
yang dipesan. 2.
Sistem yang berfokus pada produk, sifat permintaan pada sistem produksi penghasil produk atau jasa sangat standar memberikan pola pemakai kontiniu
pada saran fisiknya. Proses disesuaikan sepenuhnya menurut produk dan jasa yang dihasilkan masing-masing proses juga disusun dalam urutan yang sesuai
dengan kebutuhan produk atau jasanya dan seluruh sistem dipadukan untuk tujuan tunggal.
2.3. Teori tentang Saluran Distribusi