25
1. Ciri-ciri Organisasi Kader
Dalam rangka membentuk organisasi yang dinamis, maka organisasi perlu memperhatikan regenerasi estapeta organisasi tersebut.
Oleh karena itu organisasi kader memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a.
Lebih mementingkan kualitas tiap-tiap individunya daripada kuantitasnya.
b. Mempunyai pasukan atau kelompok inti.
c. Setiap individunya berperan aktif dalam memajukan organisasi,
sehingga adanya regenerasi kepengurusan. d.
Mementingkan keketatan organisasi dan disiplin kerja dari anggota- anggotanya.
23
Dalam pengembangan organisasi, kader merupakan ruh organisasi. Karena itu pengkaderan di suatu organisasi sudah semestinya
diformulasikan secara sistematik dan terencana dengan baik, sehingga menjadi ujung tombak, keberlangsungan dan kesinambungan dinamika
organisasi. Tersistematis artinya, pola pengkaderan mengandung esensi dalam rangka memformulasikan tahapan jenjang kader yang dibangun di
atas kerangka pijakan yang jelas serta menyangkut muatan yang harus dipunyai oleh kader.
Pengkaderan disuatu organisasi diproyeksikan bagi terlaksananya pola kaderisasi berjenjang dan sesuai dengan visi dan misi organisasi.
Oleh karena itu, pengkaderan diarahkan bagi tersedianya human resources penopang utama bagi keberlangsunagn organisasi yang disandarkan pada
23
Ibid, hal. 19
26
klasifikasi dan kualifikasi kader sesuai dengan tingkatannya demi mengemban amanat, nilai-nilai, serta ide-ide besar organisasi.
24
Supplai kader yang handal sangat dibutuhkan organisasi untuk memenuhi kebutuhan disemua lini. Di setiap kepemimpinan organisasi
problem penyediaan sumber daya kader yang berbobot dalam jumlah besar untuk mengisi posisi-posisi pada sentral organisasi menjadi dilema ketika
yang direkrut adalah mereka yang qualified, biasanya dengan konsekuensi perangkapan jabatan serta tidak cukup waktu bagi organisasi. Sebaliknya
bagi mereka yang mempunyai kelonggaran waktu dan bersedia menekuni organisasi, dari segi berbobot kualitas kurang dapat diandalkan.
Kemudian apakah kader itu perlu tersedia dalam jumlah yang banyak atau harus seperti apa. Tentu jawabannya tergantung dari mana
melihatnya dan untuk apa kepentingannya. Untuk menjadi kader harus menempuh berbagai pendidikan dan pelatihan serta harus teruji militansi
dan kemampuan anggota pada umumnya.
25
Problem kaderisasi dan krisis kader menjadi tanggung jawab berat bagi suatu organisasi. Oleh karena itu
ada beberapa hal yang penting dalam membentuk reformulasi system pengkaderan, diantaranya :
a. Pengkaderan harus berbasis pada kompetensi.
b. Pengkaderan harus memperhatikan seting budaya masyarakat
tertentu.
26
24
PP. Ikatan Remaja Muhammadiyah, Sistem Pengkaderan Ikatan Remaja Muhammadiyah, Yogyakarta: PP. IRM, 2004, hal. 1
25
Suara Muhammadiyah, edisi ke-89 1-15 Maret. Yogyakarta: SM, 2004, hal. 7
26
Ibid, hal. 7
27
Tampaknya reformulasi pengkaderan menjadi kunci yang penting untuk ditindaklanjuti dalam upaya penanganan krisis kader dan problem
kader. Disinilah letak kaderisasi sebagai pengembangan organisasi dan penyemai organisasi. Perubahan sistem pengkaderan merupakan suatu
keniscayaan. Oleh karena itu perubahan sistem pengkaderan dalam organisasi
untuk terus
mengembangkan, menyesuaikan
dan menyempurnakan pengkaderannya agar lebih cocok dengan dinamika
perubahan zaman.
2. Hubungan Pengkaderan dan Pelatihan