34
penyelengaraan pelatihan guna mendorong peserta agar dapat mengembangkan aspek kongitif, efektif, dan psikomotrik, terhadap
penyelesaian tugas dan pekerjaan yang akan dibebankan kepadanya. f.
Tujuan Tujuan adalah hasil dari kegiatan pelatihan tersebut yaitu agar
para peserta yang mengikuti pelatihan dapat menjalankan tugas yang diberikan kepadanya.
g. Pengawas
Agar berjalan dengan lancar pelatihan ini maka diperlukan adalah pengawas. Pengawas adalah orang yang diberi tugas untuk
mengawasi segala tindak pelaksanaan pelatihan agar mencapai tujuan yang diinginkan.
7. Komponen-Komponen Pelatihan Dakwah
Pelatihan dakwah mempunyai beberapa komponen, yaitu: a.
Tujuan Pelatihan Dakwah Tujuan pelatihan dakwah mencakup 3 Tiga domain yaitu:
Pengetahuan P, Sikap S, dan Keterampilan K.
36
Dalam pelatihan dakwah, tiga tujuan pelatihan ini akan sangat ditekankan untuk
mendapatkan seorang dai professional yang akan melaksanakan dakwah islam.
36
Akhsin Muamar, Makalah Manajemen Dakwah Pelatihan Dakwah, Mengelola Pelatihan Partisipatif, Jakarta : MD VII, 2006
35
b. Materi Pelatihan Dakwah
Pada dasarnya materi pelatihan dakwah adalah seluruh ajaran Islam secara kaffah. Keseluruhan materi pelatihan dakwah bersumber
dari al-Quran dan al-Hadits. Namun materi lain seperti rethorika sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan seorang dai dalam
dakwah yang akan disampaikan. Materi yang disajikan dalam pelatihan dakwah tentunya disesuaikan dengan tujuan pelatihan
dakwah itu sendiri. Sebagaimana contoh, ketika TNI Angkatan Laut mencanangkan program “cinta laut’, mereka bekerja sama dengan
remaja Islam Mesjid Sunda Kelapa. Akhirnya dibuatlah format pesantren kilat diatas kapal perang. Kapal yang digunakan adalah KRI
Tanjung Dalpele yang merupakan kapal terbesar yang dimiliki oleh TNI AL.
Para peserta dibawa berlayar mengikuti rute patroli KRI Tanjung Dalpele. Selama berlayar itulah kegiatanmateri pelatihan
“cinta laut” dipadukan dengan “tadabbur alam”. Para peserta setiap pagi dan sore wajib melihat sunrise dan sunset. Tidak hanya itu,
mereka juga diajari ilmu Nautika ilmu kapal yang dipadukan dengan ilmu keislaman yang mengarahkan peserta untuk merenungi
kekuasaan Allah. c.
Metode dan Media Pelatihan Dakwah Metode approach pelatihan dakwah, yaitu cara-cara atau jalan
yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Metode dalam
36
pelatihan dakwah dapat berupa metode langsung, metode informasi, motivasi, praktek, pemberian contoh, pemberian tugas, ceramah,
Tanya jawab, dan focus group diskusi. Media secara etimologis berasal dari bahasa lati, yaitu
“Median” yang berarti perantara. Sedangkan secara terminologis media berarti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai
tujuan tertentu. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa metode dan media pelatihan dakwah adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan.
37
Metode dan media juga cara yang digunakan untuk memproses materi atau isi pelatihan dakwah guna mencapai tujuan yang
diharapkan. Penetuan metode dan media in juga akan sangat bergantung pada tujuan pelatihan yang dirumuskan. Seringkali metode
dan media tidak sinkron dengan tujuan pelatihan sehingga berbuah kegagalan dan kerugian baik waktu, tenaga dan biaya yang tidak
sedikit. Contoh
kegagalan program
pesantren kilat
yang diselenggarakan oleh majelis taklim Baitu Qurro. Ketika itu tim kerja
menggunakan pendekatan yan keliru karena mendahulukan sasaran yang akan dicapai daripada pendekatan pada para pendukung acara.
Lagipula tim kerja melakukan kekeliruan dengan serta merta membuat kesepakatan dengan tempat yang akan digunakan sementara konsep
acara sempurna betul. Akhirnya dapat diduga para pendukung acara
37
M. Quraish Shihab, Membumikan Al- Qur’an Bandung ; Mizan, 1994, hal. 193
37
menarik dukungannya dan akhirnya tim menanggung beban dan kerugian, baik waktu, tenaga, pikiran dan biaya yang tidak sedikit.
d. Pelatih Dakwah
Instruktur dalam pelatihan dakwah merupakan orang yang paham dan menguasai akan pengetahuan keislaman, patuh dan taat
terhadap perintah agama dan menguasai kelas. Dengan demikian pelatihan akan memberikan materi hendaknya harus memenuhi
kualifikasi sebagai berikut; mempunyai keahlian yang berhubungan dengan materi pelatihan, instruktur luar yang profesioanal dalam
bidang materi yang akan disampaikan, pelatih yang dapat memotivasi dan mempunyai kepribadian yang baik di mata para peserta
pelatihan.
38
e. Peserta Pelatihan Dakwah
Peserta pelatihan dakwah yaitu orang-orang yang mengikuti pelatihan dakwah. Misalnya: remaja masjid, mahasiswa, santri, murid,
dan lain-lain. Adapun latar belakang pendidikan dan pengalamannya turut menenutkan bagaimana metode pelatihan yang akan digunakan.
Peserta pelatihan yang berlatar belakang masih tingkat junior tentu tidak mampu untuk mencerna materi yang diperuntukan untuk
kalangan senior.
38
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan Bandung Rosda Karya, 2000, hal. 64
38
f. Evaluasi Pelatihan Dakwah
Evaluasi pelatihan dakwah dilaksanakan untuk memverifikasi keberhasilan suatu program pelatihan dakwah yang dilaksanakan,
termasuk didalamnya panitia pelaksan pelatihan dakwah. Biasanya criteria evaluasi berfokus pada outcome-nya hasil akhir, dimana hal
yang harus diperhatikan ialah reaksi peserta terhadap proses dan isi kegiatan pelatihan dakwah, pengetahuan keislaman, perubahan
perilaku, perbaikan yang dapat diukur secara individu maupun organisasi. Adapun mengenai fase itu akan menjadi umpan balik
untuk melakukan prediksi atau perkiraan kebutuhan pelatihan dakwah berikutnya.
C. Pengertian Da’i