55
BAB IV ANALISA
STRATEGI PENGKADERAN DA’I PONDOK PESANTREN DAARUL HIKMAH
A. Langkah-langkah  Strategi  Pondok  Pesantren  Daarul  Hikmah  Dalam
Pengkaderan Da’i
Seiring dengan jalannya waktu Pondok Pesantren Daarul Hikmah terus menerus mengembangkan dan mencapai tujuan dari pengkaderan dai tersebut.
Membuktikan  bahwa  dalam  menjalankan  kegiatan  terlebih  kegiatan  Dakwah maka  di  perlukan  wadah  atau  pun  Organisasi  karena  dalam  Organisasi  yang
terorganisi r maka tujuan dari pengkaderan Da’i tersebut akan berjalan baik dan
sampai pada tujuannya. Strategi dalam suatu Lembaga atau Organisasi adalah bagian terpenting
untuk  mencapai  tujuan  dari  Organisasi  tersebut,  seperti  halnya  di  sebuah Pondok  Pesantren  ataupun  lembaga  Islam  lainnya  yang  memiliki  strategi
dalam  pengkaderan  Da’i.  Seperti  di  Pondok  Pesantren  Daarul  Hikmah, Lembaga  ini  memiliki  beberapa  langkah  strategi  untuk  menciptakan  seorang
Da’i yang dapat dibanggakan di masyarakat, diantaranya : 1.
Menentukan program Pondok Pesantren Daarul Hikmah. 2.
Membuat jadwal kegiatan atas program. 3.
Menentukan pembimbing dalam mengawasi program-program.
1
1
Hasil  wawancara  Penulis  dengan  Ustadz  Jamal  Fauzi  Wakasek  Kesiswaan  Pondok Pesantren Daarul Hikmah pada tanggal 9 April 2011
56
Penjelasan terhadap kutipan tersebut adalah: 1.
Menentukan Program Pondok Dan yang dimaksud dengan menentukan program-program Pondok
Pesantren  Daarul  Hikmah  disini  adalah  untuk  menjembatani  para  Santri dalam kehidupan di Pondok Pesantren supaya hidup terarah dan memiliki
tujuan yang
jelas serta
memberikan fasilitas
kegiatan untuk
mengembangkan  potensi  yang  ada  pada  diri  para  santri.  Dari  sini  pulalah santri  diarahkan  untuk  mengetahui  di  mana  kemampuan  atau  bakat    para
santri  sehingga  para  santri  dapat  mengasah  kembali  potensi  yang  mereka miliki.  Misalkan  program  Muhadhoroh,  disini  para  santri  dapat  melatih
kemampuan  dalam  berpidato.  Dan  di  dalam  program  ini  pula,  para  santri dapat mengkreasikan seni-seni retorika yang baik dan benar, sehingga para
santri memiliki bekal untuk berceramah di depan khalayak umum lainnya atau masyarakat.
2. Membuat Jadwal Kegiatan
Langkah  selanjutnya  adalah  menentukan  atau  membuat  jadwal kegiatan. Pondok Pesantren Daarul Hikmah memiliki aktifitas dan disiplin
yang  padat  sehingga  para  pengasuh  Pondok  Pesantren  beserta  pengurus OSDA Organisasi Santri Daarul Hikmah membuat jadwal setiap kegiatan
yang  ada  sebagai  rutinitas  sistem  dan  displin  yang  ada  di  Pondok Pesantren. Dalam hal ini setiap kegiatan di buat jadwal agar kegiatan yang
satu  dengan  kegiatan  yang  lainya  tidak  berbenturan,  sehingga  kegiatan- kegiatan yang ada dapat berjalan dengan baik dan tertib.
57
JADWAL KEGIATAN PONDOK PESANTREN DAARUL HIKMAH DALAM PENGKADERAN DAI
Hari Kegiatan
Waktu Tempat
Senin sd sabtu
Kitab kuning
17.00 sd 18.00
Masjid
Rabu malam
Muhadoroh Bahasa Arab 20.00 sd 21.30
Kelas Sabtu malam
Muhadoroh B.Inggris dan B.Indonesia
20.00 sd 22.00
Kelas
Setiap pagi hari
Pemberian kosa kata B.Arab dan B.Inggris
05.30 sd 06.00
Depan asrama
3. Menentukan Pembimbing Kegiatan
Langkah terakhir strategi  yang dilakukan Pondok Pesantren dalam menentukan  strategi  pengkaderan  Da’i  adalah  menentukan  Pembimbing
atau  Pembina  dalam    mengawasi  program  yang  ada.  Maksudnya  adalah agar  para  santri  mendapat  arahan  serta  evaluasi  kekurangan  yang  terjadi
ketika  program  tersebut  berjalan  agar  kedepannya  kegiatan  yang berlangsung  dapat  berjalan  sesuai  dengan  yang  diharapkan  tanpa  ada
kesalahan-kesalahan  yang  berarti.  Dan  yang  menjadi  pengawas  atau pembimbing  adalah  para  ustadz  atau  pengasuh  yang  berada  di  areal
Pondok Pesantren Daarul Hikmah. Dari langkah-langkah strategi inilah Pondok Pesantren Daarul Hikmah
dapat menentukan strategi dalam pengkaderan Da’i.
58
Dalam mengkaderisasi para santri untuk menjadi seorang Da’i Pondok Pesantren Daarul Hikmah membutuhkan strategi dalam pengkaderan Da’i agar
tercapai  tujuan  dari  pengkaderan  Da’i  di  Pondok  Pesantren  tersebut. Diantaranya  strategi  Pondok  Pesantren  Daarul  Hikmah  dalam  pengkaderan
Da’i  adalah  Muhadhoroh  latihan  berpidato  3  bahasa,  Mendengarkan  dan memperhatikan  Da’i  yang  sudah  berpengalaman  dalam  berpidato,  Pengajian
Kitab-kitab  Kuning  atau  Salafi,  Mempelajari  ilmu  Tafsir-Hadist,  Membaca ilmu agama dan ilmu-ilmu lainnya.
2
1. Muhadhoroh latihan berpidato 3 bahasa
Strategi  yang  digunakan  Pondok  Pesantren  Daarul  Hikmah  dalam pengkaderan  para  calon  Da’i  dengan  sistem  atau  strategi  Muhadhoroh
maksudnya adalah melatih  santri agar dapat berbicara atau berceramah di depan masyarakat atau pun melatih para santri dalam mengolah kata, baik
dari  retorika  maupun  intonasi  berbicara,  agar  dalam  berpidato  tidak membosankan  atau  pun  melebar  ke  topik  yang  lain.  Dan  dalam
muhadhoroh  para  santri  pun  di  didik  bagaimana  berpidato  yang  baik. Penulis  mewawancarai  seorang  Ustadz  yang  bernama  Jumhanudin  pada
Tanggal  16  April  2011  pukul  20.00,  beliau  mengemukakan  bahwa muhadhoroh  adalah  ladang  untuk  mendidik  para  santri  dalam  membina
mental serta mengasah imajinasi mereka dalam berkhutbah.
3
2
. Ibid
3
. Hasil Wawancara Penulis dengan Ustadz Jumhanudin pada Tanggal 16 April 2011.
59
2. Mendengarkan dan memperhatikan Da’i yang berpengalaman.
Yang  dimaksud  dengan  strategi  ini  adalah  agar  para  santri  dapat mengetahui bagaimana gaya berbicara atau pun retorika dan intonasi Da’i
saat  berceramah  di  depan  masyarakat  atau  pendengar  lainnya.  Santri diberikan gambaran dalam berpidato agar santri dapat mempraktekkannya
setelah  diberi  contoh  oleh  Da’i  yang  berpengalaman  itu.  Penulis mewawancarai  seorang santri ketua OSDA bernama Ujer Tirmidzi  pada
tanggal 16 april 2011 jam 16.30 di Area Pondok Pesantren Daarul Hikmah, ia  berkata  bahwasanya  mendengarkan  dan  memperhatikan  Da’i  yang
berpengalaman  akan  memotifasi  para  santri  untuk  mengikuti  kemampuan seorang Da’i tersebut sebagai acuan dalam berceramah.
4
3. Pengajian Kitab Kuning atau Salaf
Dari strategi  pengajian kitab kuning ini maka para santri memiliki pengetahuan  atau  pun  di  bekali  dengan  dasar-dasar  agama  dan  hukum-
hukum  yang ada dalam agama  Islam agar para santri mengerti dan faham tentang  ajaran  dan  hukum  agama  Islam  secara  menyeluruh.  Sehingga
ketika  para  calon  Da’i  ini  terjun  di  masyarakat  kelak  mereka  sudah memiliki  syarat  dan  pengetahuan  yang  luas  tentang  Islam.  Penulis
mewawancarai  seorang  Ustadz  bernama  Nasrudin  pada  tanggal  16  april jam 20.30, beliau mengatakan bahwa dengan bekal kitab kuning atau salaf
4
. Hasil Wawancara Penulis dengan Ujer Tirmidzi Ketua OSDA pada tanggal 16 April 2011
60
yang  di  pelajari  oleh  para  santri  dapat  menjadikan  mereka  orang  yang mengerti agama dan bisa menjadi sebaik-baiknya umat.
5
4. Mempelajari ilmu tafsir hadis.
Dalam  hal  ini  para  santri  mengetahui  bagaimana  cara  memahami atau  pun  menjelaskan  hadis-
hadis  dan  tafsir  Qur’an,  agar  dalam penyampaian  tafsir  dan  hadis  yang  di  bacakan  dapat  dipahami  oleh  para
mad’u yang mendengarnya, di samping itu juga agar para santri tidak salah mengartikan maksud arti dari tafsir dan hadis tersebut.
Dari keempat strategi tersebut maka Pondok Pesantren Daarul Hikmah dapat  mencapai  tujuan  dari  pengkaderan  Da’i  tersebut,  di  samping  itu  juga
mewujudkan  keberhasilan  strategi  yang  dilakukan  oleh  Pondok  Pesantren Daarul  Hikmah  melakukan  pendekatan  kepada  para  santri  yang  memiliki
bakat  dalam ceramah atau pun berpidato.  Dan dalam rangka mencapai  tujuan dari  pengkaderan  dai  yang  dilakukan  oleh  Pondok  Pesantren  Daarul  Hikmah
dalam  menghadapi  para  santri  maka  Pondok  Pesantren  Daarul  Hikmah mengadakan  pendekatan  yang  lebih  terhadap  para  calon  dai,  yakni  dengan
penambahaan materi  yang berguna bagi para dai ketika terjun ke masyarakat. Yakni seperti penambahan materi  seperti bahasa arab, bahasa ingris, ilmu fiqh
atau hukum islam dan lain-lain. Sebagaimana  penulis  pahami  bahwa  Pondok  Pesantren  merupakan
bentuk lain dari organisasi keislaman yang merupakan basis Islam terbesar di Indonesia,  maka  konsekuwensinya  adalah  pengelolaan  organisasi  dengan
5
. Hasil Wawancara pada Tanggal 16 April 2011
61
keberanekaragaman  permasalahan  yang  harus  diatasi.  Dengan  besar  dan luasnya  area  yang  harus  dijangkau  maka  stategi  akan  semakin  rumit  karena
harus memperhatikan berbagai aspek yang luas pula. Dalam  tahap  ini  Pondok  Pesantren  Daarul  Hikmah  setidaknya
melakukan  pekerjaan  analisa  terhadap  lingkunagn  internal  maupun  ekternal dan  kemudian  merumuskannya  ke  dalam  suatu  keputusan-keputusan  stategis.
Adapun    proses  analisis  yang  dilakukan  Pondok  Pesantren  Daarul  Hikmah meliputi  identifikasi  lingkungan  didalam  berupa  kekuatan  strengts
kelemahan weaknesses dan di luar Pondok Pesantren Daarul Hikmah peluang oportunities dan ancaman threats yang dikenal dengan analisis SWOT.
Menurut Drs. H. Hisyam Alie yang dikutip oleh Rafiudin dan Maman Abdul Djaliel untuk mencapai stategi  yang stategis harus memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
6
Strengts  kekuatan,  yakni  memperhitungkan  kekuatan  yang  dimilki yang  biasanya  menyangkut  manusia,  dana,  beberapa  piranti  yang  dimilki.
Dalam  menentukan  strategi  pengkadran  dai  pondok  pesantren  darul  hikmah ditunjang oleh kekuatan diantaranya:
1. Dukungan  yang  kuat  dari  pimpinan  pondok  pesantren  darul  hikmah  dan
sumber daya manusia yang baik, yang disediakan oleh pimpinan pesantren dan jajarannya.
6
Rafiudin  dan  Mamman  Abdul  Djaliel,  Prinsip  dan  Strategi  Dakwah,  Bandung:  CV Pustaka Setia, 2001, Cet. Ke-2, hal. 76
62
2. Perhatian dari para pengurus, yakni dengan berusaha memberi pendidikan
kepada  para  calon  dai,  melalui  pengkaderan,  pelayanan,  pendidikan  dan metode berpidato yang baik, pada saat pelatihan atau pengkaderan da’i.
3. Banyaknya  antusias  para  santri  dan  pengasuh  pondok  pesantren  darul
hikmah  yang  mendukung  jalannya  kegiatan  yang  dilakukan  oleh  Pondok Pesantren.
4. Kreatifitas dan istiqomah dari para pengurus yang telah bertanggung jawab
dalam kegiuatan pengkaderan Da’i yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Daarul Hikmah.
5. Kemampuan para pengasuh Pondok Pesantren dalam merancang program
kerja dan kegiatan Pondok Pesantren Daarul Hikmah. 6.
Hubungan kuat yang terjaring oleh setiap alumni-alumni Pondok Pesantren Gontor lainnya.
Weakness kelemahan
yakni memeperhitungkan
kelemahan- kelemahan  yang  dimilikinya,  yang  menyangkut  aspek-aspek  yang  dimiliki
sebagai  kekuatan.  Berdasarkan  evaluasi  yang  dilakukan  terhadap  kegiatan yang  dilakukan  setiap  minggunya,  dalam  menentukan  strategi  pengkaderan
Da’i di Pondok Pesantren Daarul Hikmah di hadapkan pada : 1.
Belum adanya pengawasan yang optimal dari  pengasuh Pondok Pesantren Daarul Hikmah.
63
2. Belum  adanya  ketegasan  baik  dari  pengasuh  dan  pengurus  Pondok
Pesantren dalam menegakkan disiplin.
7
Opportunity  peluang  seberapa  besar  peluang  yang  mungkin  tersedia di  luar,  hingga  peluang  yang  sangat  kecil  dapat  di  terobos.  Peluang  atau
kesempatan  yang  dapat  diraih  oleh  Pondok  Pesantren  Daarul  Hikmah  dalam pelaksanaan  kegiatan  Pondok  Pesantren  dalam    strategi  pengkaderan
Da’i di dukung dengan :
1 Adanya  dukungan  dan  kepercayaan  dari  masyarakat  lingkungan  Pondok
Pesantren Daarul Hikmah  khususnya dan masyarakat luar umumnya. 2
Hubungan yang baik dengan Pondok Pesantren lainnya. 3
Kebutuhan masyarakat kepada para Da’i dalam mengisi acara kerohanian agama sebagai penyejuk kalbu.
4 Semangat para santri untuk menjadi seorang Da’i profesional.
Threats  Ancaman,  yakni  memperhitungkan  kemungkinan  adanya ancaman  dari  dalam  maupun  luar.  Pondok  Pesantren  Daarul  Hikmah  dalam
perjalanan dakwahnya bukan berarti tidak pernah mendapatkan ancaman atau hambatan dalam strategi pengkaderan Da’i dihadapkan pada:
1 Dalam  pelaksanaan  atau  berjalannya  pengkaderan  Da’i,  para  santri  tidak
semuanya  mengikuti  kegiatan  tersebut  dikarenaka  sakit,izin  pulang,  piket jaga kamar.
2 Belum  terbiasanya  santri  baru  mengikuti  kegiatan  atau  pengkaderan  Dai
sehingga mereka takut untuk mengikiti Muhadoroh.
7
Hasil Analisis Penulis dalam kegiatan Muhadhoroh di Pondok Pesantren Daarul Hikmah pada tanggal 9 April 2011
64
Dari  hasil  analisis  SWOT  tersebut  maka  Pondok  Pesantren  Daarul Hikmah  mengetahui  tentang  kekuatan,  kelemahan,  peluaang  dan  ancaman
yang  ada,  sehingga  Pondok  Pesantren  Daarul  Hikmah  dapat  mengatasi  setiap kelemahan dan ancaman baik  dari luar  atau pun  dari dalam Pesantren  Daarul
Hikmah.
B. Implementasi  Strategi  Pengkaderan  Da’i  Pondok  Pesantren  Daarul