75
perkawinan adalah adanya calon suami, adanya calon isteri, adanya wali, adanya saksi dan ijab kabul.
Dalam setiap perkawinan pasti menimbulkan akibat hukum, antara lain timbulnya hak dan kewajiban suami dan isteri, hak dan kewajiban orang tua serta
kekuasaannya dan di samping itu timbulnya hak perwalian. Seorang anak yang dilahirkan sebagai akibat dari suatu perkawinan, disebut dengan anak sah. Anak sah
sampai dia berusia dewasa, berada di bawah kekuasaan orang tuanya, selama kedua orang tuanya itu masih terikat tali perkawinan.
C. Penyelesaian Sengketa Wali Adhal dalam Perkawinan
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa Pegawai Pencatat Nikah atau BP4 Kecamatan memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan dan pencatatan
perkawinan. Peran Pegawai Pencatat Nikah dimulai sejak pemberitahuan perkawinan, penasehatan, pencatatan sampai pada penyelesaian perselisihan sebelum dan sesudah
perkawinan dilangsungkan. Sesuai dengan pokok permasalahan tesis ini bahwa mengenai penyelesaian
perselisihan akibat sengketa wali adhal pelaksanaan perkawinan, maka berikut akan dikemukakan mengenai pelaksanaan oleh Pegawai Pencatat Nikah dan sekaligus juga
bertindak sebagai wali dalam pernikahan. Dalam hal wali tidak menyetujui adanya pernikahan atau wali tidak bersedia
menjadi wali atau dalam hukum Islam disebut ”adhal” atau enggan. Dalam hal ini Wali adhal ada dua macam, yang pertama wali setuju dengan pernikahan yang akan
Universitas Sumatera Utara
76
dilaksanakan, tetapi tidak mau hadir tanpa alasan, biasanya karena alasan malu, tidak cocok dengan calon suami dari anaknya atau enggan untuk mendatangi acara akad
nikah, untuk kasus seperti ini hampir sama dengan kasus wali yang sakit, maka PPN akan meminta surat kuasa dari wali untuk mewakili menikahkan dan sekaligus
mencatat pernikahan itu.
95
Adapun hal yang apabila wali dengan terang-terangan menentang pencacatan nikah tersebut, tanpa alasan yang jelas,inilah yang harus dicarikan jalan keluarnya,
sebab peristiwa ini merupakan sengketa pencatatan nikah, dimana kedua belah pihak sudah tidak dapat dicarikan jalan untuk berdamai islah. Hal tersebut apabila
dibiarkan akan menimbulkan sengketa yang berlarut-larut tanpa ada ujung penyelesaiannya, bahkan kadang akan menimbulkan akibat-akibat buruk, yang
melanggar etika kesusilaan, norma agama, maupun pelanggaran terhadap Undang- undang Nomor 1 Tahun 1974, tentang Perkawinan.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh PPN sebagai Pegawai Pancatat Nikah sekaligus manjadi mediator dan Ketua Badan Penasehatan, Pembinaan dan
Pelestarian Perkawinan BP4 Kecamatan, apabila ada sengketa pencatatan nikah yang terjadi di tingkat Kecamatan adalah sebagai berikut :
96
a. Memanggil pihak-pihak yang bersengketa untuk mendengarkan penjelasan tentang duduk perkaranya, mendengarkan keterangan semua pihak agar
95
YA dan MA, Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Wawancara, Tanggal Juni 2012
96
Firdaus Murdhani, Staf Kantor Urusan Agama Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan, Wawancara Juni 2012
Universitas Sumatera Utara
77
didapatkan informasi yang berimbang, untuk dapat mengambil kesimpulan dan membuat langkah-langkah ke arah penyelesaian konflik.
b. Apabila belum dapat dicapai kata sepakat, dari pihak-pihak yang bersengketa, PPN akan mempersilahkan pihak-pihak terkait untuk menempuh jalan
perundingan atau arbitrase, setelah dirasa cukup maka PPN akan melakukan pemanggilan kembali kepada pihak-pihak untuk melakukan musyawarah.
c. Apabila dengan jalan tersebut belum juga didapat kata sepakat, wali dari calon pengantin wanita tetap pada keputusannya, yaitu menolak adanya pencatatan
nikah, dan wali menyatakan enggan, bahkan dengan sengaja menentang perkawinan, maka PPN selaku Pegawai Pencatat Nikah Kepala KUA, akan
menerbitkan surat keterangan N, 8, yang berisi penjelasan kepada calon pengantin, bahwa pencatatan Nikah tidak dapat dilaksanakan karena
kekurangan persyaratan nikah, yaitu keengganan wali untuk menjadi wali nikah dalam pencatatan nikah yang akan dilaksanakan .
d. Setelah calon pengantin mendapatkan penjelasan tersebut, maka PPN akan menerbitkan surat keterangan penolakan N.9, yang berisi penolakan PPN
untuk melaksanakan
pencatatan nikah
dikarenakan wali
tetap pada
pendiriannya, tidak mau menjadi wali atas pernikahan calon pengantin wanita. e. Selanjutnya Surat Keterangan Penolakan N.9, dikirim ke Pengadilan Agama,
untuk mendapatkan penyelesaian konflik sengketa pencatatan nikah yang terjadi.
Universitas Sumatera Utara
78
f. Calon pengantin membawa berkas yang telah didaftarkan di tingkat Kecamatan dan dilampiri Surat Keterangan Penolakan N.9, ke Pengadilan
Agama untuk mendaftarkan perkara, sebagai pemohon dan walinya sebagai termohon.
g. Pengadilan Agama akan memanggil pihak-pihak yang berkepentingan untuk memeriksa perkara tersebut, sebelum diterbitkan penetapan wali adhal, yaitu
wali dinyatakan menentang perkawinan, memerintahkan Kepala KUA, selaku PPN untuk mencatat pernikahan tersebut, dan PPN sekaligus bertindak
sebagai wali hakim, karena wali nasabnya adhal. Untuk melengkapi penelitian tentang peranan PPN dan mengatasi sengketa
pencatatan pernikahan dan sekaligus sebagai mediator penyelesaian sengketa tersebut dapat dikemukakan contoh kasus sengketa pencatatan dan penyelesaiannya di tingkat
KUA Kecamatan dalam wilayah hukum Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Tindakan yang dilakukan oleh PPN yaitu
memanggil semua pihak yang terkait dalam perkawinan tersebut, diadakan mediasi tetapi masing-masing bersikukuh dengan
pendapatnya, kemudian PPN menawarkan opsi setelah mendengar keterangan dan penjelasan dari para pihak tentang permasalahan yang disengeketakan, maka PPN
mengambil langkah-langkah:
97
1. Melakukan koordinasi dengan pengurus BP4 Kecamatan bersama dengan korp penasehatnya, secara bersama-sama melakukan pembimbingan dan
97
Firdaus Murdhani, Staf Kantor Urusan Agama Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan, Wawancara Juni 2012
Universitas Sumatera Utara
79
penasehatan kepada calon mempelai maupun wali dan pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan pencatatan nikah tersebut.
2. Melakukan koordinasi dengan keuchik tempat kediaman para pihak, untuk menjadi
penengah dalam sengketa pencatatan nikah, sebab
keuchik mempunyai kewenangan untuk hal tersebut.
3. Apabila mediasi berhasil dilakukan, maka kemudian pelaksanaan perkawinan dapat dilakukan dan dicatatkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku namun
bila tidak berhasil dapat diajukan ke Mahkamah Syar’yah. Masalah sengeketa wali adhal ini terjadi apabila tidak ditangani secara
intensif, akan timbul kesenjangan hubungan antara calon pengantin perempuan dengan walinya, bahkan sangat mungkin terjadi sengketa yang berkepanjangan,
sehingga berakhir di Pengadilan Agama Jakarta Selatan seperti pada objek penelitian ini, yaitu Penetapan Pengadilan Agama Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor
215Pdt.P2011PA.JS dengan
Pemohon AL
yang mengajukan
permohonan penetapan wali adhal atas para paman pemohon yang tidak merestui perkawinan
pemohon dengan calon suaminya dengan alasan wali tidak suka dengan pemohon dan calon suami pemohon dan ingin memberikan pelajaran bagi keduanya.
98
Berdasarkan penjelasan tersebut, jelaslah bahwa pelaksanaan penyelesaian sengketa wali adhal pelaksanaan perkawinan pada awalnya melibatkan Pegawai
Pencatat Nikah atau BP4 Kecamatan yaitu dengan memanggil pihak yang bersengketa, berusaha mendamaikan apabila tidak berhasul akan diterbitkan surat
98
Berkas Penetapan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 215Pdt.P2011PA.JS
Universitas Sumatera Utara
80
keterangan N8, yang berisi penjelasan kepada calon pengantin, bahwa pencatatan Nikah tidak dapat dilaksanakan karena kekurangan persyaratan nikah. Kemudian
PPN menerbitkan surat keterangan penolakan N.9 sebagai dasar pengajuan
permohonan ke
Pengadilan Agama,
untuk mendapatkan
penyelesaian konfliksengketa pencatatan nikah yang terjadi guna memperoleh penetapan
pengadilan.
D. Keabsahan Perkawinan dengan Wali Adhal Menurut Penetapan Nomor