Efek Kimia Vitamin C

Asam askorbat merupakan donor elektron dan reducing agent karena dapat mendonorkan dua elektron dari dua ikatan antara karbon kedua dan ketiga dari 6 molekul karbon, hal tersebut menyebabkan dia berfungsi sebagai antioksidan karena mampu mencegah zat komposisi yang lain teroksidasi. Setelah vitamin C mendonorkan elektronnya, dia akan menghilang dan digantikan oleh radikal bebas semidehydroaskorbic acid atau radikal ascorbyl, bila dibandingkan dengan radikal bebas yang lain, radikal ascorbyl ini relatif stabil dan tidak reaktif Padayatty et al., 2003. Bila radikal ascorbyl dan dehydroascorbic acid sudah dibentuk maka dia akan dapat direduksi kembali menjadi asam askorbat sedikitnya dengan tiga jalur enzim yang terpisah dengan cara mereduksi komponen yang terdapat di sistem biologi seperti glutation, akan tetapi pada manusia hanya sebagian yang direduksi kembali menjadi asam askorbat. Dehydroascorbic acid yang telah terbentuk kemudian dimetabolisme dengan cara hidrolisis Padayatty et al., 2003.

2.2.3. Efek Kimia Vitamin C

Asam askorbat berfungsi sebagai anti oksidan, anti aterogenik, imunomodulator dan mencegah flu Naidu, 2003. Untuk dapat berfungsi baik sebagai antioksidan, kadar asam askorbat harus terjaga tetap dalam kadar yang relatif Suparni : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sperma Dan Morfologi Sperma Mencit Jantan Dewasa Mus musculus, L. Yang Dipaparkan Monosodium Dlutamate MSG, 2009. tinggi di dalam tubuh Gupta et al., 2007. Pemberian suplemen vitamin C, vitamin E dan quercetin pada tikus yang diberi MSG dengan dosis 4 mgg berat badan dapat menurunkan kadar MDA yang muncul akibat MSG. Vitamin E menurunkan kadar lipid peroksidasi di hati diikuti oleh vitamin C dan kemudian quercetin, sementara vitamin C dan quercetin menunjukkan kemampuan lebih besar dalam melindungi otak dari kerusakan dibandingkan dengan vitamin E Farombi dan Onyema, 2006. 2.2.4. Efek Vitamin C terhadap Fungsi Reproduksi Asam askorbat memberikan efek baik kepada integitas dari struktur tubular maupun terhadap fungsi sperma. Defisiensi asam askorbat telah lama dihubungkan dengan jumlah sperma yang rendah, peningkatan jumlah sperma yang abnormal, mengurangi motilitas dan aglutinasi. Pada beberapa penelitian telah dibuktikan bahwa asupan asam askorbat dapat memperbaiki kualitas sperma. Efek yang menguntungkan dari asam askorbat ini mungkin adalah hasil dari pemecahan radikal bebas yang sering timbul akibat polusi lingkungan dan metabolisme selular yang dapat menyebabkan kerusakan oksidatif dari DNA Agarwal et al., 2005. Stres oksidatif dapat dibatasi dengan menggunakan antioksidan berupa suplemen vitamin E dan C. Vitamin C dapat menetralisir radikal hidroksil, superoksid, dan hidrogen peroksida dan mencegah aglutinasi sperma. Vitamin C sedikit jumlahnya pada cairan semen laki-laki infertil. Vitamin C dapat meningkatkan jumlah sperma in vivo pada laki-laki infertil dengan dosis oral sekitar 200-1000 mghari Agarwal et al., 2005. Suparni : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sperma Dan Morfologi Sperma Mencit Jantan Dewasa Mus musculus, L. Yang Dipaparkan Monosodium Dlutamate MSG, 2009. Begitu juga, kelinci usia 5 bulan yang diberi suplemen vitamin C 1,5 gL dan vitamin E 1 gL pada minumannya dan kombinasi vitamin C + vitamin E 1,5 gL+1 gL selama 12 minggu memperlihatkan penurunan kadar thiobarbituric acid-reactive di dalam cairan semen serta peningkatan libido waktu reaksi, volume ejakulasi, konsentrasi sperma, jumlah sperma yang dikeluarkan, indeks motilitas sperma, total sperma yang bergerak, volume sperma, konsentrasi ion hidrogen pH, dan konsentrasi fruktosa semen serta penurunan jumlah sperma bentuk abnormal dan sperma yang mati dan peningkatan kadar glutathione S-transferase GST di dalam cairan semen. Hal ini menyimpulkan bahwa pemberian suplemen vitamin C, vitamin E dan kombinasi keduanya menurunkan produksi radikal bebas dan dapat memperbaiki kualitas cairan semen tapi perbaikan lebih besar kelihatan berasal dari vitamin E Yousef et al., 2003.

2.3. Fisiologi Reproduksi Mencit Jantan