Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Pembahasan

Dari hasil penimbangan berat badan mencit jantan dewasa dapat dilihat bahwa berat badan awal dan akhir tidak dipengaruhi oleh pemberian MSG dan vitamin C secara tersendiri maupun bersamaan Tabel 4.1 dan Gambar 4.1, hal ini dapat dilihat pada perlakuan. Berarti ada perbedaan tidak bermakna terhadap berat badan awal dan akhir pada subjek diantara kelompok perlakuan. Dari hasil perhitungan jumlah sperma di dalam suspensi cauda epididimis pada kelompok perlakuan diperoleh rata-rata jumlah sperma pada P2 lebih tinggi bila dibandingkan dengan P0 kontrol, tetapi pada rata-rata jumlah sperma menunjukkan hasil yang tidak bermakna pada subjek, yang berarti tidak ada pengaruh pemberian MSG pada subjek antara kelompok perlakuan. Penelitian Nayanatara et al., 2008, bahwa pemberian MSG 4 gkg berat badan secara intraperitoneal pada tikus Wistar jantan dewasa selama 30 hari paparan jangka panjang memperlihatkan terjadinya penurunan berat testis, penurunan jumlah sperma yang bentuknya normal dan peningkatan jumlah sperma yang bentuknya abnormal, penurunan kadar asam askorbat di dalam testis dan peningkatan kadar peroksidasi lipid di dalam testis. Pada penelitian ini rata-rata jumlah sperma pada P4 lebih rendah bila dibandingkan dengan P3, berarti pemberian Vitamin C tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah sperma. Bahwa hal ini menunjukkan jumlah sperma tidak dipengaruhi oleh pemberian MSG dan vitamin C secara tersendiri maupun bersamaan pada perlakuan. Suparni : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sperma Dan Morfologi Sperma Mencit Jantan Dewasa Mus musculus, L. Yang Dipaparkan Monosodium Dlutamate MSG, 2009. Menurut penelitian Agarwal et al., 2005, stres oksidatif dapat diatasi dengan menggunakan antioksidan berupa suplemen vitamin E dan C. Vitamin C dapat menetralisir radikal hidroksil, superoksid, dan hidrogen peroksida dan mencegah aglutinasi sperma. Vitamin C sedikit jumlahnya pada cairan semen laki-laki infertil. Vitamin C dapat meningkatkan jumlah sperma in vivo pada laki-laki infertil dengan dosis oral sekitar 200-1000 mghari. Dari pemeriksaan morfologi sperma normal di dalam suspensi cauda epididimis kanan dan kiri subjek diperoleh hasil rata-rata persentase morfologi sperma normal P1, dan P3 lebih tinggi bila dibandingkan dengan P0 kontrol. Pada rata-rata persentase morfologi sperma normal P2 bila dibandingkan dengan P0 hasilnya sama, sedangkan pada persentase rata-rata morfologi sperma normal P4 lebih rendah bila dibandingkan dengan P3, berarti pemberian Vitamin C tidak memberikan pengaruh terhadap morfologi sperma normal. Bahwa hal ini menunjukkan morfologi sperma normal tidak dipengaruhi oleh pemberian MSG dan vitamin C secara tersendiri maupun bersamaan pada perlakuan. Pada penelitian ini menggunakan subjek Mus musculus, L. diperoleh hasil jumlah sperma dan morfologi sperma normal terdapat adanya hasil yang lebih tinggi dan lebih rendah bila dibandingkan dengan kontrol, ada perbedaan hasil tetapi tidak bermakna p0.05. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nayantara, et al., 2008 menggunakan subjek rat, perbedaan hasil pada penelitian ini kemungkinan karena subjek yang digunakan berbeda. Suparni : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sperma Dan Morfologi Sperma Mencit Jantan Dewasa Mus musculus, L. Yang Dipaparkan Monosodium Dlutamate MSG, 2009.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Tidak ada pengaruh pemberian Vitamin C terhadap jumlah sperma dan morfologi sperma mencit jantan dewasa Mus musculus. L yang dipaparkan Monosodium Glutamate MSG.

5.2. Saran

Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan MSG dan Vitamin C dengan dosis yang lebih besar dengan waktu yang lama. Suparni : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Jumlah Sperma Dan Morfologi Sperma Mencit Jantan Dewasa Mus musculus, L. Yang Dipaparkan Monosodium Dlutamate MSG, 2009.