Analisis Hasil Peramalan Analisis Perencanaan Kapasitas Produksi

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Hasil Peramalan

Peramalan dilakukan untuk menentukan perkiraan permintaan produk dimasa yang akan datang berdasarkan data historis selama dua tahun yang lalu. Data historis diambil selama rentang dua tahun lalu agar hasil peramalan yang diperoleh semakin akurat, karena semakin banyak data yang diambil akan memberikan tingkat penyimpangan yang lebih rendah. Dari gambar diagram pencar permintaan produk selama dua tahun lalu produk Picnic, Cocktail, Small dan Medium terlihat mengalami peningkatan dari bulan ke bulan walaupun beberapa bulan terjadi penurunan permintaan. Diagram pencar permintaan masing-masing produk dapat dilihat pada Gambar 6.1. Gambar 6.1. Diagram Pencar Permintaan Produk Dua Tahun lalu Universitas Sumatera Utara Dari hasil peramalan diperoleh permintaan produk Picnic terlihat mengalami kecenderungan peningkatan permintaan dari bulan ke bulan selama selama periode perencanaan produksi. Sedangkan produk cocktail, small dan medium cenderung mengalami permintaan yang konstan dari bulan ke bulan selama periode perencanaan produksi. Diagram pencar permintaan produk selama periode perencanaan menggunakan peramalan menggunakan pendekatan goal programming dapat dilihat pada Gambar 6.2. Gambar 6.2. Diagram Pencar Permintaan Menggunakan Goal Programming

6.2. Analisis Perencanaan Kapasitas Produksi

Berdasarkan hasil perencanaan produksi memperlihatkan bahwa keuntungan yang diperoleh sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Dalam model matematis diperlihatkan bahwa: A 1 X 1 + A 2 X 2 + A 3 X 3 + A 4 X 4 ≥ bi, maka dengan memasukkan variabel keputusan yang maka diperoleh: 1600 132465 + 1900 30558 + 1850 15073 +2000 6338 ≥ Rp 310.565.250,- Ini berarti sasaran untuk memaksimalkan laba tercapai. Universitas Sumatera Utara Perbedaan pemakaian bahan baku terlihat apabila perusahaan melakukan produksi berdasarkan pengalaman tahun lalu dibandingkan dengan pemakaian bahan baku berdasarkan penelitian dengan Goal Programming. Pemakaian bahan baku terlihat memang semakin besar, akan tetapi perusahaan masih mampu untuk mengatasi kebutuhan bahan baku untuk setiap periodenya. Ini terlihat bahwa kebutuhan bahan baku untuk setiap periodenya lebih kecil dari kemampuan penyediaan bahan baku oleh perusahaan 30.000 kg. Dari perbandingan pemakaian bahan baku melalui perancanaan yang dilakukan oleh perusahaan dengan perencanaan yang dilakukan dengan metode Goal Programming terlihat pemakaian bahan baku dapat digunakan semaksimal mungkin untuk memproduksi produk lebih besar. Perbandingan bahan baku hasil permintaan masa lau dengan bahan baku berdasarkan goal programming dapat dilihat pada gambar 6.3. Gambar 6.3. Perbandingan Pemakaian Bahan Baku Selama Periode Perencanaan Mei 2010 sd April 2011 Universitas Sumatera Utara Dalam model matematis diperlihatkan bahwa: A 1 X 1 + A 2 X 2 + A 3 X 3 + A 4 X 4 ≤ bi, maka dengan memasukkan variabel keputusan yang maka diperoleh: 0,13670132465 + 0,1367230558 + 0,1367415073 + 0,13561 6338 =25.206,43 kg Persentasi pemakaian bahan baku tiap bulannya dapat dilihat pada tabel 6.1. Tabel 6.1. Persentase Pemakaian Bahan Baku No Periode Pemakaian Bahan Baku kg Persentase Pemakaian Bahan Baku

1. Mei 2010

25206.43 84.02

2. Juni 2010

25430.93 84.77

3. Juli 2010

25652.68 85.51 4. Agustus 2010 25871.57 86.24

5. September 2010

26087.58 86.96

6. Oktober 2010

26300.86 87.67

7. November 2010

26511.27 88.37

8. Desember 2010

26718.81 89.06

9. Januari 2011

26923.47 89.74

10. Februari 2011

27125.40 90.42

11. Maret 2011

27324.46 91.08

12. April 2011

27520.65 91.74 Berdasarkan perhitungan diatas maka sasaran untuk mengoptimalkan pemakaian bahan sudah tercapai. Sedangkan untuk pemakaian jam kerja terlihat bahwa metode Goal Programming memberikan solusi optimal, dimana jumlah jam kerja yang diperoleh masih dibawah jam kerja tersedia. Perbandingan jam kerja tersedia dengan jam kerja terpakai dapat dilihat pada gambar 6.4. Universitas Sumatera Utara Gambar 6.4. Perbandingan jam kerja Periode Mei 2010 sd April 2011 Dalam model matematis diperlihatkan bahwa: A 1 X 1 + A 2 X 2 + A 3 X 3 + A 4 X 4 ≤ bi, maka dengan memasukkan variabel keputusan yang maka diperoleh: ,001178132465+0,00117830558+0,00117815073+0,0011786338 = 217,26 jam Persentasi pemakaian jam kerja tiap bulannya dapat dilihat pada tabel 6.2. Kapasitas tersedia capacity available dapat dihitung dengan rumus, kapasitas tersedia = jam kerja tersedia x efesiensi x utilitas. Dimana efesiensi 99 dan utilitas 99. Tabel 6.2. Persentase Pemakaian Jam Kerja No Periode Kapasitas Tersedia Kapasitas Terpakai Persentase Pemakaian Kekurangan Jam Kerja jam

1 Mei 2010

235.22 217.26 90.53 17.96

2 Juni 2010

254.83 219.20 84.31 35.63

3 Juli 2010

245.03 221.11 88.44 23.92 4 Agustus 2010 245.03 223.00 89.20 22.03

5 September 2010

235.22 224.86 93.69 10.36

6 Oktober 2010

245.03 226.70 90.68 18.33

7 November 2010

245.03 228.51 91.40 16.52

8 Desember 2010

245.03 230.30 92.12 14.73

9 Januari 2011

245.03 232.07 92.83 12.96

10 Februari 2011

235.22 233.81 97.42 1.41

11 Maret 2011

254.83 235.52 90.58 19.31

12 April 2011

245.03 237.22 94.89 7.81 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan diagram diatas maka sasaran untuk mengoptimalkan jam kerja sudah tercapai, dimana diperlihatkan bahwa jumlah jam kerja tersedia masih lebih besar dibandingkan dengan jumlah pemakaian jam kerja. Apabila terjadi kelebihan pemakaian jam kerja dibandingkan dengan jam kerja tersedia, maka dilakukan penambahan shift kerja. Jika terjadi kekurangan jam kerja maka akan dilakukan penambahan jam kerja dengan melakukan lembur. Berdasarkan hasil Lindo maka tabel variabel deviasional dapat dilihat pada tabel 6.3. Tabel 6.3. Variabel Deviasional Variabel Deviasional Horizon Perencanaan Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr d 1 + d 2 + d 3 + d 4 + d 5 + d 6 + d 7 + Sasaran yang ingin dicapai pada fungsi sasaran: 1. Meminimumkan kekurangan jumlah produksi d 1 - , d 2 - , d 3 - , d 4 - . Dalam hal ini secara keseluruhan sasaran ini tercapai dimana nilai dari d 1 + , d 2 + , d 3 + , d 4 + bernilai nol. 2. Meminimumkan keuntungan dibawah target d 5 - . Sasaran ini tercapai dimana nilai d 5 - bernilai nol. 3. Meminimumkan jumlah jam kerja jam kerja lembur yaitu d 7 + dan meminimumkan kekurangan bahan baku yaitu d 6 + , kedua sasaran ini tercapai dimana d 7 - dan d 6 - bernilai nol Universitas Sumatera Utara Persentasi ketersediaan bahan baku untuk masing-masing produk berdasarkan rata-rata pemakaian bahan baku dapat dilihat pada tabel 6.3. Tabel 6.4. Jumlah Ketersediaan Bahan Baku untuk masing-masing Produk Produk Rata-rata Pemakaian Bahan Baku kg Persentase Jumlah Ketersediaan Bahan Baku kg Picnic 146364,82 70,67 21.199,5 Cocktail 39554,09 19,10 5.729,0 Small 15175,71 7,33 2.198,1 Medium 6030,22 2,91 873,4 Total 100 30.000 Untuk melihat apakah ketersediaan bahan baku dapat memenuhi perencanaan bahan baku dapat dilihat pada tabel 6.4. Tabel 6.5. Perbandingan Antara Kebutuhan Bahan Baku Ketersedian Bahan Baku Selama Periode Perencanaan Periode Perencanaan Picnic Cocktail Kebutuhan kg Ketersediaan kg Keterangan Kebutuhan kg Ketersediaan kg Keterangan Mei 2010 17812.13 21199.5 Terpenuhi 4813.61 5729.0 Terpenuhi Juni 2010 17970.77 21199.5 Terpenuhi 4856.48 5729.0 Terpenuhi Juli 2010 18127.47 21199.5 Terpenuhi 4898.83 5729.0 Terpenuhi Agustus 2010 18282.15 21199.5 Terpenuhi 4940.63 5729.0 Terpenuhi September 2010 18434.80 21199.5 Terpenuhi 4981.88 5729.0 Terpenuhi Oktober 2010 18585.51 21199.5 Terpenuhi 5022.61 5729.0 Terpenuhi November 2010 18734.20 21199.5 Terpenuhi 5062.79 5729.0 Terpenuhi Desember 2010 18880.85 21199.5 Terpenuhi 5102.42 5729.0 Terpenuhi Januari 2011 19025.48 21199.5 Terpenuhi 5141.50 5729.0 Terpenuhi Februari 2011 19168.17 21199.5 Terpenuhi 5180.07 5729.0 Terpenuhi Maret 2011 19308.84 21199.5 Terpenuhi 5218.08 5729.0 Terpenuhi April 2011 19447.47 21199.5 Terpenuhi 5255.55 5729.0 Terpenuhi Universitas Sumatera Utara Tabel 6.4. Perbandingan Antara Kebutuhan Bahan Baku Ketersedian Bahan Baku Selama Periode Perencanaan Lanjutan Periode Perencanaan Small Medium Kebutuhan kg Ketersediaan kg Keterangan Kebutuhan kg Ketersediaan kg Keterangan Mei 2010 1846.84 2198.1 Terpenuhi 733.86 873.4 Terpenuhi Juni 2010 1863.28 2198.1 Terpenuhi 740.39 873.4 Terpenuhi Juli 2010 1879.53 2198.1 Terpenuhi 746.85 873.4 Terpenuhi Agustus 2010 1895.57 2198.1 Terpenuhi 753.22 873.4 Terpenuhi September 2010 1911.40 2198.1 Terpenuhi 759.51 873.4 Terpenuhi Oktober 2010 1927.02 2198.1 Terpenuhi 765.72 873.4 Terpenuhi November 2010 1942.44 2198.1 Terpenuhi 771.85 873.4 Terpenuhi Desember 2010 1957.65 2198.1 Terpenuhi 777.89 873.4 Terpenuhi Januari 2011 1972.64 2198.1 Terpenuhi 783.85 873.4 Terpenuhi Februari 2011 1987.44 2198.1 Terpenuhi 789.73 873.4 Terpenuhi Maret 2011 2002.02 2198.1 Terpenuhi 783.85 873.4 Terpenuhi April 2011 2016.39 2198.1 Terpenuhi 789.73 873.4 Terpenuhi Dari keempat jenis produk tersebut, produk Picnic memiliki persentasi yang paling besar yaitu 70,67 kemudian diikuti produk Cocktail sebesar 19,10, produk Small sebesar 7,33 dan persentase yang paling kecil adalah produk Medium sebesar 2,91. Berdasarkan perbandingan antara kebutuhan bahan baku dan ketersediaan bahan baku maka ketersediaan bahan baku masih dapat memenuhi kebutuhan bahan baku. Bila terjadi kekurangan ketersediaan bahan baku maka perusahaan harus melakukan pemesanan yang lebih besar kepada suplier ataupun perusahaan melakukan kendali terhadap tambak yang mereka olah sendiri. Universitas Sumatera Utara

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN