produk yang berkualitas yang sebanding. Tapi perusahaan pesaing yang terlihat lebih dari sekedar kualitas produk jadi akan juga berfokus pada perbaikan
berkesinambungan dari orang –orang yang menghasilkan produk, proses yang mereka gunakan, dan lingkungan di mana mereka bekerja akan berhasil dalam
jangka panjang.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah motivasi berpengaruh terhadap kepuasan kinerja rantai pasokan di PT. Perkebunan Nusantara IV?
2. Apakah reliabilitas berpengaruh terhadap kinerja rantai pasokan di PT. Perkebunan Nusantara IV?
3. Apakah fleksibilitas dan responsiveness berpengaruh terhadap kinerja rantai pasokan di PT. Perkebunan Nusantara IV?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kualitas sistem manajemen berpengaruh terhadap kinerja rantai pasokan di PT.
Perkebunan Nusantara IV.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak – pihak yang berkepentingan, seperti diantaranya:
Universitas Sumatera Utara
1. Bagi Peneliti. Penelitian ini merupakan sarana untuk menambah wawasan dan
pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kualitas sistem manajemen dan rantai pasokan di PT Perkebunan Nusantara IV.
2. Bagi Perusahaan. Penelitian ini dapat menjadi tambahan sumber informasi dalam
penggunaan sistem manajemen dan rantai pasokan di PT Perkebunan Nusantara IV.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya. Dapat memberikan informasi dan sebagai referensi untuk dapat
dikembangkan dan menjadi bahan perbandingan pada penelitian yang selanjutnya di masa mendatang.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kualitas Sistem Manajemen TQM
Pada masa lalu, kualitas berarti penyesuaian dengan kemauan pelanggan yang valid atau dengan kata lain, selama output merasa dalam batas yang wajar,
yang disebut sebagai batas spesifikasi, sekitar nilai yang diinginkan, yang disebut nilai nominal dilambangkan dengan atau nilai target. Pada masa sekarang
sangatlah penting untuk meningkatkan kualitas dari sebuah produk yang dihasilkan. Tekanan ini banyak datang dari perusahaan – perusahaan besar
internasional. Persaingan antar perusahaan tersebut lebih memaksa mereka untuk lebih lagi meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, agar mendapat
kepercayaan dari pangsa pasar. Seluruh sistem manajemen yang menjunjung tinggi kemanusiaan
diperlukan untuk menyatukan prinsip prinsip Total quality management ke dalam setiap aspek organisasi. Bill Creech, adalah salah seorang dari Tim manajemen
impian tahun 90-an di Amerika, telah lama menggunakan lima pilar sebagai suatu cara untuk memberikan gambaran akan perlunya dasar yang luas bagi TQM.
Menurut Bill Creech, Produk adalah titik pusat untuk tujuan dan pencapaian organisasi. Kualitas dalam produk tidak mungkin ada tanpa mutu di
dalam proses. Kualitas di dalam proses tidak mungkin ada tanpa organisasi yang tepat. Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa pemimpin yang memadai.
Komitmen yang kuat dari bawah ke atas merupakan pilar pendukung bagi semua
Universitas Sumatera Utara
yang lain. setiap pilar tergantung pada pilar yang lainnya , dan kalau salah satu lemah sendirinya yang lain akan lemah.
TQM adalah suatu pendekatan baru dan menyeluruh yang membutuhkan perubahan total atas paradigma manajemen tradisional, komitmen jangka panjang,
kesatuan tujuan, dan pelatihan – pelatihan khusus. Kualitas sistem manajemen atau TQM Total Quality Management merupakan suatu konsep yang berupaya
untuk melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Falsafah Deming dalam TQM adalah sebagai berikut:
1. Ciptakan dan umumkan tujuan dan maksud strategi organisasi 2. Terapkan falsafah baru dalam organisasi
3. Hentikan ketergantungan pada inspeksi untuk mencapai kualitas 4. Hentikan bisnis berdasarkan harga semata, sebaliknya turunkan biaya
produksi dengan perbaikan kualitas semua proses bisnis 5. Perbaiki terus – menerus setiap proses perencanaan, produksi dan jasa
6. Tentukan pendidikan latihan sebagai strategi jangka panjang 7. Latih dan tanamkan kepemimpinan yang berkualitas
8. Hilangkan ketakutan, ciptakan kepercayaan, dan inovasi.
Menurut Hensler dan Brunell dalam Scheuing Christpher, 1993, pp. 165 – 166 yang dikutip dalam buku Fandy dan Anastasia, ada empat prinsip
utama dalam TQM. Keempat prinsip tersebut adalah: 1. Kepuasan Pelanggan
Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak lagi hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi – spesifikasi
tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal dan pelanggan ekternal. Kebutuhan
pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan, dan ketetapan waktu. Oleh karena itu segala
aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan.
Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai yang diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan.
Semakin tinggi nilai yang diberikan, maka semakin besar pula kepuasan pelanggan.
2. Respon terhadap Setiap Orang Dalam perusahaan yang kualitasnya kelas dunia, setiap karyawan
dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas khas. Dengan demikian, karyawan merupakan sumber daya organisasi yang
Universitas Sumatera Utara
paing bernilai. Oleh karena itu setiap orang dalam berorganisasi diperlukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan
berpartisipasi dalam tim pengambilan keputusan.
3. Manajemen berdasarkan Fakta Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya, bahwa setiap
keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan feeling. Ada dua konsep poko yang berkaitan dengan hal ini, yaitu:
a. Prioritisasi prioritization yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak
dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu dengan
menggunakan data maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital.
b. Variasi variation atau varibilitas kinerja manusia. Data statistic dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian
yang wajar dari setiap sistem organisasi. Dengan demikian manajemen dapat memprediksikan hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang
dilakukan.
4. Perbaikan Berkesinambungan Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses sistematis
dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku di sini adalah siklus PDCA plan-do-check-act, yang terdiri dari langkah
– langkah perencanaan, melaksanakan rencana, memeriksa hasil pelaksanaan rencana, dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang
diperoleh.
Salah satu kunci sukses agar dapat bersaing dalam perusahaan global adalah sebuah kemampuan untuk memenuhi atau melampaui standar – standar
yang berlaku. Apabila kualitas telah ditentukan oleh pelanggan, maka standar – standar kualitas sama dengan harapan pelanggan.
Untuk menjamin keseragaman kualitas maka diperlukannya standar yang sama pula. Dengan cara ini maka yang dianggap sebagai produk yang berkualitas
di suatu negara akan dapat diterima di negara lainnya. Hal ini merupakan suatu aspek yang penting dalam liberalisasi perdagangan. Salah satu standar yang paling
penting adalah ISO 9000 dibentuk berdasarkan dari konvensi ISOTC 176 ISO Technical Committee 176 pada 1979 di Jenewa, Swiss.
The international organization for standardization ISO is an international body that establishes standards for many products and services,
Universitas Sumatera Utara
including software development. ISO states that standards, which provide product quality, compability and safety, often are taken for granted, and noticed only
when they are absent. ISO 9000 di bentuk sebagai dasar dari suatu seri standar kualitas
manajemen, yang di susun secara lengkap pada 1982, dan dikenalkan secara umum pada 1983. ISO 9000 juga memperkenalkan persyaratan – persyaratan
penting yang dibutuhkan oleh seluruh perusahaan untuk menjamin konsistensi produksi dan pengiriman yang tepat waktu terhadap barang dan jasa kepada
pangsa pasar. Persyaratan tersebut dapat dipenuhi dengan jalan membangun standar
yang tersusun sebagai kualitas sistem manajemen. Konsistensi terhadap semua kebutuhan dan persyaratan konsumen atau pelanggan dalam setiap waktu adalah
sangat penting untuk menjaga kepuasan dan loyalitas pelanggan. Jika perusahaan – perusahaan tidak dapat melaksanakan hal tersebut maka hal itu akan membuat
pasar dan pelanggan akan berpaling dari suatu perusahaan dan berpindah kepada perusahaan pesaing.
ISO 9000 mampu memberikan keuntungan dalam kualitas manajemen bagi semua organisasi ,baik organisasi besar maupun kecil, organisasi masyarakat
atau swasta tanpa terlalu mencampuri bagaimana organisasi itu harus berjalan. Dengan penerapan ISO 9000 dengan benar maka organisasi akan mampu
membangun perusahaannya sehingga mempunyai kemampuan penyediaan barang dan pelayanan yang sesuai dengan keiniginan dan kebutuhan.
Perlu diketahui ISO 9000 merupakan standar kualitas manajemen bukan standar produk, sehingga perusahaan yang telah mendapat sertifikat ISO 9000
Universitas Sumatera Utara
tidak dapat mempublikasikan atau mengiklankan bahwa produknya telah memenuhi standar internasional. Selain itu, untuk menjamin bahwa ISO 9000
dapat menyesuaikan dengan perkembangan jaman maka setiap 6 tahun akan diadakan review dan revisi terhadap standard ISO.
Saat ini ISO 9000 – 2000 adalah yang terbaru dengan revisi dan pengurangan pada beberapa point. ISO 9000 seri mempunyai tiga standar yaitu :
ISO 9001, ISO 9002 and ISO 9003. Tujuan dari standar ISO 9001, 9002, dan 9003 adalah untuk memberikan jaminan kualitas dalam hal kontraktual dengan
pihak luar. ISO 9000 adalah standar kualitas internasional untuk barang dan jasa. ISO
9000 adalah tentang standardisasi organisasi pendekatan yang dibutuhkan untuk mengelola dan meningkatkan proses yang pada akhirnya menghasilkan produk
dan layanan perusahaan itu sendiri. Sebagai hasil dari ISO 9000, organisasi memasok produk atau jasa mampu untuk mengembangkan dan menggunakan
sistem kualitas manajemen yang diakui oleh pelanggan. Pelanggan di seluruh dunia yang berurusan dengan ISO 9000 organisasi
terdaftar dapat mengharapkan bahwa pembelian barang dan jasa akan sesuai dengan satu set standar yang diakui. ISO 9001 yang persyaratan untuk sistem
manajemen kualitas yang bersifat umum, dan berlaku bagi organisasi dalam industri atau sektor ekonomi.
2.1.1.1 Motivasi
Menurut Mangkunegara 2005 : 61, “motivasi terbentuk dari sikap attitude karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan situation.
Universitas Sumatera Utara
Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental
karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal”.
Cropley 1985 Motivasi dapat dijelaskan sebagai “tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu”.
Wlodkowski 1985 menjelaskan motivasi adalah sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah
dan ketahanan persistence pada tingkah laku tersebut. Menurut Indriyo 2002 : 271 terdapat dua macam motivasi, yaitu:
a. Motivasi finansial yaitu dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan finansial kepada karyawan. Imbalan tersebut sering disebut
insentif. Sistem insentif digunakan oleh perusahaan berdasarkan produktifitas individu ataupun kelompok. Sistem ini sering mendasarkan
pada pencapaian produksi di atas standar yang ditentukan. Standar ini berdasarkan jumlah unit yang dibuat.
b. Motivasi nonfinansial yaitu dorongan yang diwujudkan tidak dalam bentuk finansialuang, akan tetapi berupa hal – hal seperti pujian,
penghargaan, pendekatan manusiawi dan lain sebagainya.
2.1.2 Rantai Pasokan
Sejalan dengan sejarah supply chain management yang menghendaki integrasi antar fungsi, sistem pengukuran kinerja pada supply chain dirancang
berdasarkan proses process-based. Rantai Pasokan atau disebut juga dengan Supply chain adalah jaringan perusahaan – perusahaan yang secara bersama –
sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakaian akhir Pujawan, 2005 : 5.
Sebuah supply chain rantai pasokan merujuk kepada jaringan yang rumit dari hubungan yang mempertahankan perusahaan dengan rekan bisnisnya untuk
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan kepada konsumen. Kalakota, 2000 : 197.
Tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai pasokan adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan Chopra, 2007 : 5.
Musuh dalam setiap produk perusahaan dagang dan jasa adalah penting untuk mengidentifikasi mitra dagang yang akan memungkinkan keberhasilan penjualan
dan pengiriman produk akhir ke konsumen akhir. Yang akhirnya, sejumlah bisnis besar dalam rantai pasokan akan sangat sulit dan rumit terutama sebagai
perusahaan yang bergerak keluar untuk kedua dan ketiga – pemasok supplier dan pelanggan.
Menurut Turban, Rainer, Porter 2004 : 321, terdapat tiga macam komponen rantai pasokan, yaitu:
1. Rantai Pasokan Hulu Upstream Supply Chain Bagian upstream hulu supply chain meliputi aktivitas dari suatu
perusahaan manufaktur dengan para penyalurannya yang mana dapat manufaktur, assembler, atau kedua-duanya dan koneksi mereka kepada pada
penyalur mereka para penyalur second-trier. Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa bidang atau semua jalan dari asal material. Di dalam
upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan.
2. Manajemen Internal Rantai Pasokan Internal Supply Chain Management Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses pemasukan
barang ke gudang yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran perusahaan itu. Hal ini meluas dari waktu masukan
masuk ke dalam perusahaan. Di dalam rantai pasokan internal, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan.
3. Segmen Rantai Pasokan Hilir Downstream Supply Chain Segment
Downstream arah muara supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream
supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after-sales-service.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Melynk et al, suatu pengukuran kinerja rantai pasokan mengandung:
1. Individual Metrics Individual Metrics letaknya berada pada tingkat paling bawah dengan
cakupan yang paling sempit. Metrik adalah suatu ukuran yang dapat di diversifikasi, diwujudkan dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif, dan
didefenisikan terhadap suatu titik acuan reference point tertentu. Beberapa hal yang dilakukan agar metrik dapat efektif, yaitu:
a. Dapat diwujudkan dalam bentuk yang masuk akal dan dimengerti dengan baik oleh para pengguna.
b. Harus Value – Based, artinya suatu metrik harus dikaitkan dengan bagaimana perusahaan menciptakan value ke pelanggan akhir atau
memenuhi kepentingan stakeholders yang lainnya. c. Metrik harus bisa menangkap karateristik atau hasil dalam bentuk
numerik maupun nominal. Ukuran ini juga harus membandingkan suatu reference point sebagai nilai pembanding, yang berasal dari
nilai metrik di masa lalu, hasil metrik yang sama dari perusahaan lain, atau stándar ekternal.
d. Metrik sedapat mungkin tidak menciptakan konflik antar divisi fungsi pada suatu perusahaan atau perusahaan. Metrik yang
diciptakan untuk kepentingan satu fungsi sering kali menimbulkan tindakan yang kontra – produktif terhadap suatu pencapaian tujuan
perusahaan secara keseluruhan.
e. Metrik harus bisa melakukan distilasi terhadap data yang banyak tanpa kehilangan informasi didalamnya.
2. Metric Sets Metric Sets adalah kumpulan dari beberapa metrik. Metrik dapat
diklasifikasikan berdasarkan fokus dan waktu. Kumpulan ini digunakan untuk memberikan informasi kinerja pada sub – sub sistem.
3. Overall Performance Measurements Systems Tingkatan yang paling tinggi dalam sistem pengukuran kinerja rantai
pasokan. Pada dasarnya, sistem keseluruhan ini tidak hanya merupakan sekumpulan dari beberapa metrik yang menyusunnya, tetapi juga menjadi alat
dalam menciptakan kesesuaian antara metric sets dengan tujuan strategis organisasi.
Menurut Rakhman MA., 2006 pengukuran kinerja merupakan sesuatu yang penting disebabkan oleh beberapa alasan berikut ini :
1. Pengukuran kinerja dapat mengontrol kinerja baik langsung maupun tidak langsung.
2. Pengukuran kinerja akan menjaga perusahaan tetap pada jalurnya untuk mencapai tujuan peningkatan supply chain.
3. Pengukuran kinerja dapat digunakan untuk meningkatkan performansi supply chain.
Universitas Sumatera Utara
4. Cara pengukuran yang salah dapat menyebabkan kinerja supply chain mengalami penurunan.
5. Supply chain dapat diarahkan setelah pengukuran kinerja dilakukan.
Menurut Fandi Tjiptono dan Anastasia 1995 : 91, suatu perusahaan harus dipandang sebagai suatu sistem keseluruhan yang terdiri dari berbagai aktivitas,
yaitu perancangan atau desain, pembuatan atau produksi, pemasaran, pendistribusian, dan pelayanan purna jual terhadap produk atau jasa yang
dihasilkan. Serangkaian rantai pasokan memiliki aktivitas yang relevan dalam proses pengadaan, penyimpanan, penggunaan,transformasi, dan disposisi sumber
daya, mulai dari rantai pasokan pemasok sampai kepada rantai pasokan pembeli, dan mulai dari aktivitas pengamanan sampai kepada sumber – sumber pasokan
tersebut. Untuk mengukur kinerja rantai pasokan, menurut Chan Li 2003
“pendekatan pengukuran kinerja berdasarkan proses tidak hanya sejalan dengan hakekat dari supply chain management, tetapi juga memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap perbaikan berkelanjutan. SCOR is a supply chain process reference model containing over 200
process elements, 550 metrics, and 500 best practices including risk and environmental management. Supply Chain Council Ver 9.0
2.1.2.1 Reliabilitas
Menurut Len Berry, Parasuraman, dan Valerie Zeithaml 1980 dalam buku Buddy, reliabilitas adalah konsistensi dalam kinerja dan ketahanannya;
kinerja benar sejak awal pertama kali; menepati janji dan akurat dalam spesifikasi, sesuai dengan iklan dan label.
Universitas Sumatera Utara
Reliabilitas adalah kemampuan untuk memberikan secara tepat dan benar, jenis pelayanan yang telah dijanjikan kepada konsumen atau pelanggan
Fitzsimmons dalam Sedarmayanti : 2004. Menurut Sviokla dalam Lupiyoadi dan Hamdani 2009, dimensi reliabilitas ini berkaitan dengan timbulnya
kemungkinan suatu produk mengalami keadaan tidak berfungsi malfunction pada suatu periode. Keandalan suatu produk yang menandakan tingkat kualitas
sangat berarti bagi konsumen dalam memilih produk. Hal ini menjadi semakin penting mengingat besarnya biaya penggantian dan pemeliharaan yang harus terus
dikeluarkan apabila produk yang dianggap tidak andal mengalami kerusakan. Reliabilitas menggambarkan tingkat keterandalan dari suatu tes yang
dilakukan. Tinggi – rendahnya tingkat keterandalan ini ditentukan tingkat ketelitian dari suatu tes yang dilakukan serta dapat dipercaya atau tidaknya tes
tersebut. Indriyo : 2002.
2.1.2.2 Fleksibilitas dan Responsiveness
Pujawan 2004 mengidentifikasikan elemen – elemen fleksibilitas pada supply chain yang terdiri dari fleksibilitas pengadaan, fleksibilitas produksi, dan
fleksibilitas pengiriman. Pujawan 2005 : 241 fleksibilitas adalah kemampuan
supply chain untuk cepat berubah sesuai dengan kebutuhan output atau pekerjaan
yang harus dilakukan. Fleksibilitas menurut Slack 1990 dipengaruhi beberapa faktor, yaitu produk itu sendiri, campuran produk, volume, dan tipe pengantaran.
Pengukuran dari fleksibilitas permintaan dapat dilihat dari ketepatan pengantaran, peramalan permintaan yang tepat dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Variabel Independen Variabel Dependen
Menurut Len Berry dkk yang dikutip dari buddy ibrahim 2000, responsiveness adalah tanggap terhadap klaimprotes konsumen; kesiapan
karyawan memberikan service pada waktu yang diperlukan; cepat bereaksi atas perubahan lingkungan yang harus diantisipasi dengan kemungkinan penawaran
baru untuk produkjasa yang belum ada di pasar. Zeithmal et. Al 1990 : 120 Responsiveness ketanggapan merupakan
suatu kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang meliputi: kesigapan karyawan dalam
melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan keluhan pelanggan atau konsumen. Responsiveness, kesadaran atau
keinginan untuk membantu konsumen dan memberikan pelayanan, serta respek terhadap konsumen Fitzsimmons dalam Sedarmayanti : 2004.
2.2 Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Kinerja Rantai Pasokan Supply Chain Y
Motivasi X1
Fleksibilitas dan Responsiveness X3
Reliabilitas X2
Universitas Sumatera Utara
Kerangka konseptual merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasikan oleh peneliti sebagai masalah penting. Menurut Buddy Ibrahim 2000, kualitas merupakan suatu strategi dasar bisnis yang menghasilkan barang
dan jasa yang memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen internal dan eksternal, secara eksplisit dan implisit. Strategi ini menggunakan seluruh
kemampuan sumber daya manajemen, pengetahuan, kompetensi inti, modal, teknologi, peralatan, material, sistem dan manusia perusahaan untuk
menghasilkan barang atau jasa bernilai tambah bagi manfaat masyarakat serta
memberikan keuntungan kepada para pemegang saham.
Total Quality Management atau disebut juga sebagai kualitas sistem manajemen diartikan sebagai sistem untuk membuat perencanaan dan
pengambilan keputusan yang kemudian mengorganisir, memimpin, mengolah, dan memanfaatkan seluruh peralatan perusahaan baik berupa material, teknologi,
dan sistem informasi serta sumber daya lainnya untuk dijadikan produk yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pasar konsumsi yang
secara efektif dan efisien. Kualitas sistem manajemen adalah bagian dari rantai pasokan. Integrasi
aktivitas kualitas manajemen merupakan perencanaan rantai pasokan yang meskipun kualitas sistem manajemen adalah objek yang penting untuk
melengkapi sebuah perencanaan seperti dalam berbagai tujuan terhadap konsumen yang termasuk ke dalam biaya, kualitas, waktu, dan keamanan.
Total kualitas dimulai dari pengembangan pribadi yang pola pikir dan pola perilaku hidup sehari – hari secara pribadi berpangkal pada suatu tingkat kualitas
Universitas Sumatera Utara
yang jelas. Implikasinya adalah perorangan pribadi harus terus – menerus memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri dalam konteks ilmu pengetahuan dan
sebab yang diperoleh. Organisasi dan lingkungannya adalah saling bergantung, masing – masing bergantung pada yang lain sebagai sumber.
Untuk mengetahui kualitas dalam suatu kinerja rantai pasokan, peneliti menggunakan melalui model SCOR. Dengan melakukan analisis dan dekomposisi
proses, SCOR bisa mengukur kinerja rantai pasokan secara obyektif berdasarkan data yang ada serta bisa mengidentifikasikan di mana perbaikan perlu dilakukan
untuk menciptakan keunggulan bersaing. Adapun Model SCOR yang peneliti ambil sebagai penelitian adalah Reliabilitas, Fleksibilitas dan Responsiveness
sebagai variabel independen. Dan variabel independen lainnya adalah Motivasi yang ke semua variabel tersebut apakah mempunyai hubungan positif dengan
rantai pasokan variabel dependen.
2.3 Hipotesis Penelitian