3.2. Total Productive Maintenance
4
Total Productive Maintenance adalah hubungan kerjasama yang erat antara perawatan dan organisasi produksi secara menyeluruh yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas produk, mengurangi waste, mengurangi biaya produksi, meningkatkan kemampuan peralatan dan pengembangan dari keseluruhan system
perawatan pada perusahaan manufaktur. Secara menyeluruh defenisi dari TPM menurut Nakajima mencakup 5 elemen sebagai berikut:
1. TPM bertujuan untuk menciptakan suatu sistem preventive maintenance PM
untuk memperpanjang umur penggunaan mesinperalatan. 2.
TPM bertujuan untuk memaksimalkan efektivitas mesinperalatan secara keseluruhan overall effectiveness.
3. TPM dapat diterapkan pada berbagai departemen seperti engineering,
produksi dan bagian maintenance. 4.
TPM melibatkan semua orang mulai dari tingkatan manajemen tertinggi hingga para karyawanoperator lantai pabrik.
5. TPM merupakan pengembangan dari sistem maintenance berdasarkan PM
melalui manajemen motivasi: autonomous small group activities.
3.3. Overall Equipment Effectiveness OEE
Overall equipment effectiveness OEE merupakan metode yang digunakan sebagai alat ukur metric dalam penerapan program TPM guna
menjaga peralatan pada kondisi ideal dengan menghapuskan six big losses
4
Seiichi Nakajima. Introduction to TPM Total Productive Maintenance. Cambridge: Productivity Press, Inc. 1988. Hlm. 10-11.
Universitas Sumatera Utara
peralatan. Overall equipment effectiveness adalah besarnya efektivitas yang dimiliki oleh peralatan atau mesin. OEE dihitung dengan memperoleh nilai
availabilitas dari alat-alat perlengkapan, efisiensi kinerja dari proses dan rate dari mutu produk.
Dalam penerapan OEE, ada beberapa manfaat yang dapat diambil, yaitu: a.
Menentukan starting point dari perusahaan ataupun peralatanmesin. b.
Identifikasi bottleneck di dalam peralatanmesin. c.
Identifikasi kerugian produktivitas true productivity losses d.
Menentukan prioritas dalam usaha meningkatkan OEE dan peningkatan produktivitas.
Pengukuran OEE didasarkan pada pengukuran tiga rasio utama, yaitu: 1. Availability ratio
Availability ratio merupakan suatu rasio yang menggambarkan pemanfaatan waktu yang tersedia untuk kegiatan operasi mesin atau peralatan. Nakajima
1988 menyatakan bahwa availability merupakan rasio dari operation time, dengan mengeliminasi downtime peralatan, terhadap loading time. Dengan
demikian formula yang digunakan untuk mengukur availability ratio adalah:
100 100
Time Loading
Downtime Unplanned
Time Loading
Time Loading
Time Operation
ty Availabili
Loading time adalah waktu yang tersedia available time perhari atau perbulan dikurangi dengan planned downtime. Planned downtime adalah
Universitas Sumatera Utara
jumlah downtime mesin yang dijadwalkan untuk pemeliharaan scheduled maintenance atau kegiatan managemen lainnya.
Loading Time = Total Available Time – Planned Downtime
Operation time merupakan hasil pengurangan loading time dengan waktu downtime mesin non-operation time. Dengan kata lain, operation time
merupakan waktu dimana peralatan beroperasi aktualnya. Unplanned downtime adalah downtime mesin karena adanya gangguan pada
mesinperalatan equipment failure mengakibatkan tidak ada output yang dihasilkan, meliputi breakdown dan setup and adjusment
5
. 2. Performance ratio
Performance ratio merupakan suatu ratio yang menggambarkan kemampuan dari peralatan dalam menghasilkan barang. Rasio ini merupakan hasil dari
operating speed rate dan net operating rate. Operating speed rate peralatan mengacu kepada perbedaan antara kecepatan ideal berdasarkan desain
peralatan dan kecepatan operasi aktual. Net operating rate mengukur pemeliharaan dari suatu kecepatan selama periode tertentu. Dengan kata lain,
ia mengukur apakah suatu operasi tetap stabil dalam periode selama peralatan beroperasi pada kecepatan rendah.
Tiga faktor penting yang dibutuhkan untuk menghitung performance efficiency adalah:
a. Ideal cycle time waktu siklus idealwaktu standar
5
Stamatis, D.H. 2010. The OEE Primer Understanding OEE, Reliability, and Maintainability: Productivity Press. New York
Universitas Sumatera Utara
b. Processed amount jumlah produk yang diproses
c. Operation time waktu operasi mesin
Formula pengukuran rasio ini adalah:
Time Operation
Time Cycle
l Theoretica
Amount processed
Rate Speed
Operating Time
Operting Net
y Effiecienc
e Performanc
Net operating time merupakan perbandingan antara jumlah produk yang diproses processed amount dikalikan dengan actual cycle time dengan
operation time.
Time Operation
Time Cycle
Actual Amount
processed Time
Operation Net
Operating speed rate merupakan perbandingan antara kecepatan ideal mesin sebenarnya theoreticalideal cycle time dengan kecepatan aktual mesin
actual cycle time.
Time Cycle
Actual Time
Cycle l
Theoretica Rate
Speed Operating
3. Quality ratio Quality ratio atau rate of quality product merupakan suatu rasio yang
menggambarkan kemampuan peralatan dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan standar. Formula yang digunakan untuk pengukuran rasio ini
adalah: 100
Amount
processed Amount
Defect Amount
processed product
Quality of
Rate
Universitas Sumatera Utara
Nilai OEE diperoleh dengan mengalikan ketiga rasio utama tersebut. Secara matematis formula pengukuran nilai OEE adalah sebagai berikut:
OEE = Availability x Performance Rate x Quality Rate Adapun skema OEE dilihat pada Gambar 3.2.
Loading Time
Equipment Six Big Losses
Computation of OEE
Operating Time
Net Operating Time Valuable Operating
Time
Down time
Losses Speed
Losses Defect
Losses Equipment failure
Setup Adjusment Idling Minor
Stoppage Reduce Speed
Defect in Process Reduce Yield
Availability = Operation TimeLoading Time
Performance = Net Operating TimeOperating Time
Quality = Valuable Operating TimeNet Operating Time
Gambar 3.2. Skema Overall Equipment Effectiveness
Sumber :Nakajima, S., Introduction To TPM Cambridge, MA., Productivity Press, Inc., 1998
3.4. Analisis