64
siklus 1 untuk lebih memahami langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe make a match
untuk diterapkan pada pelaksanaan siklus 2. Salah satunya adalah pemberian penghargaan pada siswa yang berani mempresentasikan hasil kerja
kelompok di depan kelas, memberikan hukuman kepada siswa yang belum aktif bertukar pendapat dalam kelompoknya. Guru juga memberikan media yang lebih
menarik perhatian siswa yakni dengan menggunakan media audio. Selain itu guru juga memantau dan membimbing siswa yang pasif dalam kelompok dengan cara
melakukan pendekatan tiap kelompok. Guru juga memperagakan kembali tahap- tahap pelaksanaan belajar make a macth kepada siswa agar pembelajaran berjalan
lebih lancar, siswa yang tidak bisa membaca dipasangkan dengan siswa yang lancar membaca agar siswa tersebut dapat dibantu oleh siswa yang lancar
membaca hal ini menunjukkan bahwa guru tetap mempertimbangkan kemampuan dan siswa karena kemampuan siswa berbeda satu sama lain sesuai dengan
pendapat Kimberly D. Williams Education: 39 yang menyatakan bahwa semua siswa mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui siklus 1 dan siklus 2 memperoleh data yang mengalami peningkatan dalam pembelajaran
PKn materi bangga sebagai bangsa Indonesia pada siswa kelas III SD Negeri Kemandungan 03 Kota Tegal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa, aktivitas siswa, serta performansi guru.
4.2.2 Implikasi hasil penelitian
65
Implikasi hasil penelitian ini yaitu penggunaan model kooperatif tipe make a match
dalam pembelajaran PKn materi bangga sebagai bangsa Indonesia pada kelas III SD Negeri Kemandungan 3 Kota Tegal dapat meningkatkan hasil dan
aktivitas belajar siswa serta performansi guru, jika didukung dengan adanya penghargaan yang menarik perhatian siswa misalkan pin bintang dan hukuman
misalnya dengan memberi soal tambahan bagi siswa yang belum aktif bertukar pendapat dalam kelompoknya. Selain itu guru juga memberikan media
pembelajaran yang menarik perhatian siswa. Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran PKn berupa media audio.
Model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan syarat guru harus bisa memahami langkah-langkah
model make a match dengan baik. Selain itu guru harus bisa memberi bimbingan kepada siswa pada saat kerja kelompok dengan baik. Guru juga harus dapat
memberikan perhatian kepada siswa, baik secara klasikal, kelompok, maupun individu. Dengan melakukan bimbingan dan perhatian, baik secara klasikal,
kelompok, maupun individu dapat membuat siswa menjadi fokus selama proses pembelajaran sehingga pemahaman siswa akan materi dapat meningkat.
Aktivitas belajar siswa juga dapat meningkat dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Jika guru akan menggunakan model
make a match untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, maka guru harus
memberikan motivasi yang berupa penguatan kepada siswa. Misalnya, agar siswa berani mengungkapkan pendapatnya, maka guru dapat memberikan penguatan
yang berupa pin bintang untuk siswa yang berani berpendapat dan
66
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Selain itu untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa perlu didukung dengan adanya media pembelajaran,
Model pembelajaran kooperatif tipe make a match juga dapat meningkatkan performansi guru pada pembelajaran PKn, apabila guru dapat
menguasai langkah-langkah model make a match dengan baik dan benar. Jika guru dapat menguasai langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe
make a match dengan baik dan benar, maka pembelajaran yang dilakukan akan
berjalan lancar dan memperoleh hasil yang maksimal.
67
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan