57
Observasi proses pembelajaran berikutnya adalah performansi guru. Nilai performansi guru pada siklus II sudah menunjukkan adanya peningkatan dari
observasi siklus I. Peningkatan nilai performansi guru pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah.
Tabel 4.6 Nilai Performansi Guru
No. Aspek Penilaian Nilai
Skor Nilai
akhir 1. APKG
1 89,36
1 89,36
2. APKG2 92,49
2 184,98
Jumlah 3,00
274,34 Nilai Performansi Guru
91,44
Pada tabel 4.6 menampilkan performansi peneliti sudah baik, ditandai adanya peningkatan yang signifikan baik pada pembuatan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP maupun pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Perolehan nilai pada pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah
89,36 sedangkan perolehan peda pelaksanaan pembelajaran yaitu 92,49 sehingga nilai performansi guru pada siklus II yang diperoleh peneliti adalah 91,44.
4.1.2.3 Refleksi
Perbaikan yang dilakukan oleh guru ternyata dapat meningkatkan hasil siswa. Kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe make a match pada materi Bangga Sebagai Bangsa Indonesia pada siklus II meningkat dari rata-rata 72,03 menjadi 75,33. Kenaikan ini menunjukkan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil
58
belajar siswa. Hal ini ditujukkan pada hasil tes, aktivitas siswa, serta performansi guru yang meningkat.
Berdasarkan analisis terhadap hasil tes formatif siswa pada siklus II, diperoleh data nilai rata-rata kelas yang dicapai adalah 75,33 yang berarti sudah
memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan yakni ≥ 75, dan persentase
ketuntasan belajar klasikal belum memenuhi indikator ketuntasan belajar klasikal yakni
≥ 75, hasil tes formatif yang diperoleh pada siklus II sudah mencapai ketuntasan belajar klasikal sebesar 86,67 .
Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran yang dilakukan guru sudah mencapai indikator yang diharapkan. Hal ini karena guru sudah
memberikan perbaikan antara lain 1 guru sudah memberikan bimbingan dan pengarahan mengenai langkah-langkah pembelajaran kooperatif make a match
pada siswa yang kebanyakan belum terbiasa dengan pembelajaran kooperatif tipe make a match.
2 guru meyajikan media pembelajaran yang lebih menarik perhatian siswa yaitu dengan menggunakan gambar yang dilengkapi dengan
pemutaran suara pembacaan naskah proklamasi oleh Soekarno, serta guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanggapi pembacaan naskah
proklamasi maupun menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan materi. Selain tingkat ketuntasan klasikal dan rata-rata kelas yang sudah mencapai
indikator keberhasilan, aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran juga meningkat. Persentase hasil observasi aktivitas belajar siswa selama proses
pembelajaran pada siklus I dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe make a match
sebesar 73,30. Sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 76,39. Hasil
59
tersebut sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu ≥ 75. Hal ini karena
guru telah melakukan beberapa perbaikan pada tiap aspek penilaian, adapun perbaikan tersebut antara lain: 1 aspek keterlibatan siswa dalam mencari
pasangan kartu sudah mencapai kriteria yang diharapkan. Pada siklus II sebesar 75,00. Hal ini dikarenakan guru menjelaskan kembali cara menggunakan kartu
pertanyaan dan kartu jawaban dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa kelas III dan dipraktikkan secara langsung oleh guru, sehingga siswa benar-benar
paham dengan cara pelaksanaanya. Untuk siswa yang belum lancar membaca di pasangkan dengan siswa yang sudah lancar membaca, sehingga membantu dalam
memhami kartu pertanyaanjawaban yang dipegang. 2 aspek kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan oleh guru pada siklus II
persentasenya sebesar 76,85. Hasil tersebut telah mencapai kriteria yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan guru melakukan perbaikan dengan cara lebih
memotivasi siswa agar mau bekerjasama dalam kelompoknya, serta guru memberi hukuman berupa tambahan soal bagi siswa yang belum aktif bertukar pendapat
dalam kelompoknya. 3 aspek keberanian siswa dalam mempresentasikan tugas hasil kelompok pada siklus II sebesar 76,85. Hasil tersebut telah mencapai
kriteria yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena guru telah memperbaiki dengan cara memberikan motivasi dan penguatan berupa pin bintang untuk
memancing siswa agar mau mempresentasikan hasil tugas kelompoknya dengan kesadaran sendiri. 4 aspek hubungan kerjasama siswa pada saat kerja kelompok
sudah mencapai kriteria yang ditentukan. Pada siklus II pertemuan I persentasinya sebesar 72,22 dan pada siklus II pertemuan 2 sebesar 75,00. Hal ini
60
karena guru melakukan perbaikan dengan lebih membimbing dan mendampingi siswa pada saat siswa mengerjakan tugas kelompok.
Sedangkan dari hasil refleksi oberver terhadap performansi peneliti pada siklus II memperoleh hasil yang baik dengan nilai 91,44. Hasil ini menunjukkan
guru sudah dapat menarik perhatian siswa, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sedangkan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat membangkitkan keaktifan dan kerjasama di antara siswa dan mampu mencipakan kondisi pembelajaran yang
menyenangkan.
4.1.2.4 Revisi