Definisi Cerita Pendek Karakteristik Cerita Pendek

cerita pendek dengan kurikulum 2013. Dari beberapa hasil kajian pustaka diatas, tampak bahwa peningkatan keterampilan menyusun teks cerita pendek dengan menggunakan model discovery learning dan media dongeng belum pernah diteliti. Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat menjadi solusi permasalahan yang berhubungan dengan pembelajaran menyusun teks cerita pendek di sekolah dengan menerapkan kurikulum 2013.

2.2 Landasan Teoretis

Beberapa konsep yang menjadi landasan teori dalam penelitian ini adalah hakikat cerita pendek, teks cerita pendek dalam kurikulum 2013, langkah menyusun teks cerita pendek, model pembelajaran discovery learning, media dongeng, pembelajaran menyusun teks cerita pendek menggunakan model discovery learning dan media dongeng, sikap religi, dan sikap sosial.

2.2.1 Hakikat Cerita Pendek

Dalam hakikat cerita pendek ini akan dijelaskan beberapa hal yaitu definisi cerita pendek, dan karakteristik teks cerita pendek.

2.2.1.1 Definisi Cerita Pendek

Cerita pendek adalah salah satu jenis karya sastra berbentuk prosa yang sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar orang. Cerita pendek merupakan suatu rentetan kejadian yang dikemas dalam bentuk cerita dan biasanya hanya menceritakan permasalahan tunggal. Peristiwa yang diceritakan harus singkat dan padat. Selaras dengan pendapat yang disampaikan Zidan dalam Kusmayadi, 2010:7 cerpen adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang isinya kisah pendek yang mengandung kesan tunggal. Mihardja 2012:40 menyatakan bahwa cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang. Sejalan dengan Mihardja, Edgar Allan Poe dalam Kusmayadi 2010:7 menjelaskan bahwa cerita pendek adalah cerita yang memiliki ukuran cukup pendek sehingga selesai dibaca dalam sekali duduk, selain itu cerita pendek dapat membangkitkan aspek penasaran pada pembaca dan penggunaan kata dan kalimat dalam cerita pendek harus ekonomis. Kosasih 2012:34 berpendapat bahwa teks cerita pendek pada umumnya bertema sederhana, jumlah tokohnya terbatas, jalan ceritanya sederhana dan latarnya meliputi ruang lingkup yang terbatas. Sedangkan Jakob Sumardjo dalam Kusmayadi 2010:7 mendeskripsikan cerita pendek sebagai cerita atau rekaan fiktif. Artinya bukan berupa analisis argumentasi dan peristiwanya tidak benar-benar telah terjadi serta relatif pendek. Kependekan sebuah cerita pendek bukan karena bentuknya jauh lebih pendekdari novel, melainkan karena aspek masalah yang diceritakannya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa cerita pendek merupakan salah satu jenis prosa yang isinya menyangkut persoalan kehidupan, berisi satu permasalahan yang menarik yang dialami oleh tokoh cerita.

2.2.1.2 Karakteristik Cerita Pendek

Jenis karya fiksi cerita pendek atau secara umum lebih dikenal dengan singkatan cerpen. Predikat “pendek” pada cerita pendek bukan ditentukan oleh banyak sedikitnya jumlah halaman dalam sebuah cerita pendek, melainkan lebih disebabkan oleh ruang lingkup permasalahan yang ingin disampaikan pengarang. Kusmayadi 2010:8 menjelaskan karakteristik teks cerita pendek sebagai berikut. a Cerita pendek merupakan sebuah kisahan pendek yang dibatasi oleh jumlah kata atau halaman. b Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada peristiwa. Artinya, peristiwa yang diceritakan hanya satu tunggal. c Cerita pendek mempunyai satu alur. d Latar dalam cerita pendek biasanya tunggal. Terkadang latar tidak begitu penting perannya. Hanya sebagai pelengkap cerita saja karena tidak dideskripsikan secara lengkap. e Cerita pendek memuat jumlah tokoh yang terbatas, penokohan dalam cerita pendek terfokus pada tokoh utama saja. Karakteristik lain yang perlu diperhatikan ialah adanya pembagian kesatuan-kesatuan makna dalam wujud paragraf-paragraf atau alinea. Pengembangan paragraf-paragraf tidak lakukan terus-menerus oleh pengarang, melainkan dengan membagi-baginya atas kesatuan-kesatuan yang padu. Kesatuan-kesatuan tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain dan membentuk kesatuan utuh yang lebih besar lagi hingga akhirnya membentuk kesatuan utuh yang disebut cerita. Pendapat mengenai karakteristik diatas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa karakteristik cerita pendek atau cerpen yang paling mudah untuk dilihat ketika pembaca membaca cerita pendek, yaitu 1 cerita pendek hanya menceritakan satu permasalahan saja, 2 tokoh yang terdapat dalam cerita pendek terbatas, 3 cerita pendek berbentuk padat.

2.2.2 Teks Cerita Pendek dalam Kurikulum 2013

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KEMBALI DONGENG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MEDIA GAMBAR SERI PADA PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMPN 2 GEBOG KABUPATEN KUDUS

0 19 294

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS CERPEN SECARA TERTULIS MENGGUNAKAN TEKNIK LATIHAN TERBIMBING DENGAN MEDIA FILM PENDEK BERMUATAN NASIONALISME PADA SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 2 KENDAL

0 20 258

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN MEDIA KARIKATUR BERPIDATO BERTEMA KEBUDAYAAN INDONESIA PADA PESERTA DIDIK KELAS VII H SMP NE

2 48 315

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PERISTIWA ALAM PADA PESERTA DIDIK KELAS VII F SMP N 1 BLORA

26 204 230

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS CERITA BIOGRAFI BERUPA FILM PENDEK YANG BERMUATAN NILAI KARAKTER UNTUK PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP

8 34 191

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS CERITA PENDEK DENGAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) MENGGUNAKAN MEDIA PUZZLE PADA PESERTA DIDIK KELAS VII D SMP MUHAMMADIYAH 1

0 13 235

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI DENGAN MODEL INVESTIGASI KELOMPOK DAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VII A SMP NEGERI 1 UNGARAN

2 30 303

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI SECARA TERTULIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA PESERTA DIDIK KELAS VII A SMP NEGERI 19 TEGAL TAHUN

19 389 250

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS HASIL OBSERVASI DALAM BENTUK PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) BERBANTUAN MEDIA AMPLOP BERGAMBAR PADA PESERTA DIDIK KELAS VII A S

1 10 204

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO CERITA ANAK KELAS V SD

0 0 13