12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORETIS
Penelitian yang dilakukan mengacu pada lingkup metode yang digunakan, media yang digunakan, keterampilan menulis, menulis puisi, keterampilan guru,
aktivitas siswa dan hasil belajar siswa, serta penerapan motede mind mapping dalam pembelajaran.
2.1.1 Metode Mind Mapping
Metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat pembelajaran Sudjana, 2011: 76. Penelitian
ini digunakan metode mind mapping guna meningkatkan keterampilan menulis siswa.
2.1.1.1 Pengertian mind mapping
Mind mapping atau dalam bahasa Indonesia berarti “peta pikiran” pertama kali dikembangkan oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an. Mind mapping adalah
cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif,
efektif, dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita Buzan, 2012:4. Suyatno 2009:73 mengemukakan bahwa pembelajaran menggunakan
metode mind mapping sangat cocok untuk me-review pengetahuan awal siswa. Silberman 2008:188-189 mengungkapkan metode mind mapping merupakan
cara kreatif peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan penelitian baru. Dengan memerintahkan kepada
peserta didik untuk membuat peta pikiran, apa yang mereka mempelajari dan apa yang mereka rencanakan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan mind mapping merupakan suatu cara menuangkan ide dengan cara kreatif, efektif dalam bentuk
peta pikiran akan apa yang direncanakan dalam menulis. Melalui metode mind mapping siswa diarahkan untuk memunculkan gagasan yang ada di dalam otaknya
yang kemudian ditransfer melalui tulisan.
2.1.1.2 Langkah-langkah membuat mind mapping
Ada beberapa langkah dalam membuat mind mapping. Berikut prosedur dalam penerapan metode mind mapping menurut Silberman 2008:188-189:
1 Pilihlah topik untuk pemetaan pikiran. Beberapa kemungkinan mencakup: a
problem atau isu tentang ide-ide tindakan yang Anda inginkan untuk menciptakan ide-ide aksi, b konsep atau kecakapan yang baru saja Anda
ajarkan, c penelitian yang harus direncanakan oleh siswa 2
Konstruksikan peta pikiran yang sederhana yang menggunakan warna, khayalan, atau simbol. Ajaklah peserta didik untuk menceritakan contoh-
contoh sederhana dari kehidupan sehari-hari yang dapat mereka petakan. 3
Berikanlah kertas, pena, dan sumber-sumber yang lain yang Anda pikir akan membantu peserta didik membuat peta pikiran yang berwarna dan indah.
Berilah peserta, tugas memetakan pikiran. Tunjukkan bahwa mereka memulai
peta mereka dengan membuat gambar yang menggambarkan topik atau ide utama.
4 Berilah waktu yang banyak bagi peserta didik untuk mengembangkan peta
pikiran mereka. Doronglah mereka untuk melihat karya orang lain untuk menstimulasi ide-ide.
5 Perintahkan kepada peserta didik untuk saling membagi peta pikirannya.
Lakukan diskusi tentang nilai cara kreatif untuk menggambarkan ide-ide. Sedangkan Buzan 2012:14-15 menerangkan ada tujuh langkah dalam
membuat mind mapping: 1
Sediakan secarik kertas kosong kemudian mulailah menulis dari bagian tengah hal ini akan memberikan keleluasaan bagi cara kerja otak untuk
memencar keluar ke segala arah, dan mengekspresikan diri lebih bebas dan alami.
2 Menggunakan sebuah gambar untuk gagasan sentral. Karena suatu gambar
bernilai seribu kata dan membantu memunculkan imajinasi. 3
Berilah warna pada mind mapping. Warna akan membuat mind mapping tampak lebih cerah dan hidup, meningkatkan kekuatan dahsyat bagi cara
berpikir kreatif. 4
Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar sentral dan menghubungkan cabang-cabang tingkat kedua dan ketiga pada tingkat pertama dan kedua, dan
seterusnya.
5 Membuat cabang-cabang mind mapping membentuk melengkung. Cabang-
cabang yang melengkung menimbulkan kesan yang lebih menarik bila dibanding garis lurus.
6 Menggunakan satu kata kunci perbaris. Kata kunci tunggal akan membuat
mind mapping lebih kuat dan fleksibel. 7
Menggunakan gambar pada seluruh mind mapping. Dalam setiap gambar bernilai seribu kata.
Suyatno 2009:120 menyatakan bahwa metode mind mapping sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif
jawaban. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1 guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; 2 guru
mengemukakan konsep permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa. Sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban; 3
membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang; 4 tiap kelompok menginventaris mencatat alternatif jawaban hasil diskusi; 5 tiap
kelompok diacak kelompok tertentu membacakan hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokan sesuai kebutuhan guru; 6
dari kata-kata di papan, siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.
Berdasarkan pendapat dari para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa mind mapping merupakan suatu cara menggali kreativitas dengan mengembangkan
gagasan atau ide dengan mengambar peta pikiran. Ada beberapa langkah dalam membuat sebuah mind mapping, yang pada dasarnya diawalli dengan menentukan
tema, kemudian mengembangkannya dengan menuliskan kata-kata yang berhubungan melalui sebuah tulisan, gambar, berwarna, dan menarik.
2.1.2 Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‟tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Guna mendukung penelitian yang di-
lakukan, peneliti menggunakan bantuan media poster. Sehingga diharapkan dapat mendukung pembelajaran yang dilakukan.
2.1.2.1 Pengertian media pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan bahan pembelajaran, sehingga dapat merangsang perhatian,
minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar Daryanto, 2010:6. Sedangkan, menurut Arsyad 2011:2-3 menyatakan
bahwa media merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan
pembelajaran disekolah pada khususnya. Media pembelajaran memiliki banyak kegunaan dalam pembelajaran
seperti yang dikemukakan oleh Daryanto 2010: 5-6 adalah sebagai berikut: a memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis; b mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra; c menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber
belajar; d memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya; e memberi rangsangan
yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama; f proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi,
guru komunikator, bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa komunikan, dan tujuan pembelajaran
Dapat disimpulkan bahwa media merupakan srana pendukung dalam pembelajaran guna menarik perhatian siswa, meningkatkan daya imajinasi,
kreativitas, serta hasil belajar.
2.1.2.2 Poster