Metode Pembelajaran Metode Discovery Leaning

2.3 Metode Pembelajaran

2.3.1 Metode Pembelajaran

Menurut Sudjana 2013:45, mengartikan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Sedangkan menurut Mahmud Yunus 2013:22, mengartikan bahwa metode atau cara mengajar adalah jalan yang akan ditempuh oleh pendidik untuk memberikan berbagai pelajaran kepada murid-murid dalam berbagai jenis mata pelajaran. Menurut Sanjaya 2011:147, ‟Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal ‟‟. Dimana sebuah tujuan yang sudah direncanakan bisa ditransformasikan kepada peserta didik dengan sebuah tahapan-tahapan. Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh guru dalam suatu proses pembelajaran agar proses belajar-mengajar tersebut dapat tercapai sesuai dengan tujuan. Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.

2.3.2 Metode Discovery Leaning

Menurut Alma dkk 2010:59 yang juga disebut sebagai pendekatan inkuiri bertitik tolak pada suatu keyakinan dalam rangka perkembangan murid secara independen. Model ini membutuhkan partisipasi aktif dalam penyelidikan secara ilmiah. Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suahan 2012: 77 menyatakan bahwa: “Discovery Learning merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Pada metode discovery learning mendorong siswa untuk berperan kreatif dan kritis. Peranan guru tidak lagi sebagai penyuplai ilmu pengetahuan, tetapi guru lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan kognitif dan kreativitas siswa. Dalam hal ini guru mempunyai peran sebagai motivator, fasilitator, dan manajer pembelajaran. Proses pembelajaran semacam ini sering disebut sebagai student-centered .” Depdikbud 2014: 14 menyebutkan bahwa discovery learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri inquiry. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada kedua istilah ini, pada discovery learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru, sedangkan pada inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan- temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian. Metode discovery learning tidak cukup dengan berupa perintah pada siswa untuk menemukan sesuatu. Menurut Hamalik 1986: 121 menyimpulkan bahwa metode discovery learning mempunyai beberapa kelebihan yaitu: 1 membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan- keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya 2 pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena kelemahan dalam pengertian, ingatan dan transfer. 3 menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil. 4 metode ini memungkinkan siswanya dengan cepat dan sesuai dengan kecepatan sendiri. 5 menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri. 6 metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya. 7 berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi. 8 membantu siswa mengembangkan skeptisme keragu-raguan yang sehat kearah kebenaran yang final dan tertentu atau pasti Sedangkan menurut Hamalik 1986: 121 menyimpulkan juga bahwa metode discovery learning mempunyai beberapa kekurangan yaitu : 1 metode ini berdasarkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi. Di pihak lain justru menyebabkan akan timbulnya kegiatan diskusi. 2 metode ini tidak efisien untuk mengajar jumla.h siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya. 3 harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama. 4 pengajaran discovery learning lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian. 5 pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa 6 tidak menyediakan kesempatan-kesempatan bagi berfikir yang akan ditemukan oleh siswa telah dipilih lebih dahulu oleh guru, dan proses penemuannya adalah dengan bimbingan guru Metode discovery learning memiliki langkah-langkah dalam setiap proses pembelajarannya, yaitu : 1 stimulation 2 problem statement 3 data collection 4 data processing 5 verification 6 generalization Metode discovery learning terjadi bila siswa terlibat dalam menggunakan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip. Dalam metode discovery learning siswa didorong untuk belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, guru mendorong siswa mempunyai pengalaman dan melakukan eksperimen yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip bagi diri sendiri. Pada metode discovery learning siswa didorong untuk belajar secara mandiri dan terlibat langsung untuk mendapatkan pengetahuan yang ditemukan melalui kegiatan tertentu.

2.3.3 Metode Problem Based Learning

Dokumen yang terkait

Implementasi Model Problem Based Learning dan Discovery Learning Dalam Pembelajaran Matematika Ditinjau dari Keaktifan Siswa

0 2 9

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING Studi Komparasi Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Project Based Learning Terhadap Keaktifan Siswa Kelas X Dalam Pembelajaran Ekonomi

0 2 15

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR Studi Komparasi Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Dan Project Based Learning dalam Meningkatkan Partisipasi

0 4 15

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING (DL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS ASSESSMENT FOR Eksperimentasi Model Pembelajaran Discovery Learning (DL) Dan Problem Based Learning (PBL) Berbasis Assessment For Learning (AFL) Terhadap

0 1 11

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dan Discovery Learning (Dl) Dalam Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Keaktifan Siswa.

0 2 15

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEDISIPLINAN

0 2 19

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEDISIPLINAN

0 3 11

Penggunaan Metode Problem Based Learning

0 0 7

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING

0 0 12

IMPLEMENTASI METODE PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMK DARUSSALAM MAKASSAR

0 0 7