Tim Media Center Fauzi Bowo – Nachrowi Ramli

61

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Teknik-Teknik Propaganda dalam Pemilukada DKI Jakarta Putaran Kedua

1. Teknik-Teknik Propaganda di Twitter Oleh Tim Media Center Jokowi- Ahok

Berdasarkan penjelasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, peneliti menemukan teknik - teknik propaganda yang dilakukan oleh Tim Media Center Jokowi-Ahok dalam Pemilukada DKI Jakarta di Twitter. 1. Name Calling Name Calling adalah memberi label buruk kepada gagasan, orang, objek atau tujuan agar orang menolak suatu tanpa menguji kenyataannya. Gambar 3 Contoh Teknik Propaganda Name Calling Tim Media Center Jokowi-Ahok Tweet tersebut masuk dalam kategori teknik propaganda name calling karena terdapat pemberian label buruk pada kata „intelektual mawut- mawut‟, sedangkan objek atau orangnya yakni „Foke, Jokowi‟. 2. Glittering Generalities Glittering Generalities adalah teknik propaganda Menggunakan “kata yang baik” untuk melukiskan sesuatu agar mendapat dukungan, lagi-lagi tanpa menyelidiki ketepatan asosiasi itu. Gambar 4 Contoh Teknik Propaganda Glittering Generalities Tim Media Center Jokowi-Ahok Tweet tersebut masuk kedalam kategori teknik propaganda glittering generalities karena peneliti temukan penggunaan “kata yang baik” atau “kata bijak” yang membuat kita menerima dan menyetujui hal itu tanpa memeriksa terlebih dahulu. Dalam Tweet ini tertuju pada kalimat “JOdohnya Kota betaWI” 3. Card Stacking Card Stacking adalah memilih dengan teliti pernyataan yang akurat dan tidak akurat, logis dan tak logis dan sebagainya untuk membangun suatu kasus. Gambar 5 Contoh Teknik Propaganda Card Stacking Tim Media Center Jokowi- Ahok Dua Tweet “Survei INES: Jokowi 72,48 persen, Foke 27,52 persen” dan “ICW Nilai Positif Rancangan Transparansi APBD” tersebut termasuk dalam teknik propaganda card stacking karena menonjolkan hal-hal atau segi baiknya saja, sehingga publik hanya melihat dari satu sisi. Di samping itu tweet ini memunculkan efek domino. 4. Plain Folks Plain Folks adalah propaganda yang mengatakan bahwa pembicara berpihak kepada khalayaknya dalam usaha bersama yang kolaboratif. Plain Folks juga merupakan propaganda dengan menggunakan cara