Strategi di New Media Kedua Pasangan Foke-Nara dan Jokowi-Ahok

Tabel 5 Interview Dengan Tim Media Center Masing-Masing Pasangan Mengenai Time To Tweet di Twitter Tim Media Center Jokowi-Ahok Tim Media Center Foke-Nara Saya perlu satu koordinator untuk mengumpulkan relawan di sosial media, dikasih wadah lalu di organisir. Supaya mereka punya 1 isu yang bisa di tweet bareng. Kalau misalnya ada fitnah, kita handling bareng-bareng. Pokoknya kalau mau jadi membernya jasmev, syaratnya harus ngetweet minimal sehari tentang Jokowi, tidak ada syarat lain. 5 Kalau itu, bang Fauzi juga mengelola akunnya sendiri, Namun saya dan tim kerja kami juga ikut mengelola masing-masing. Kita jarang menyebarkan posting, hanya membalas posting saja. Sedangkan yang suka mengelola twitter bang Fauzi tapi bila perlu saja, beliau jarang ngetweet. 6 Yang keempat, tim Jokowi beranggapan bahwa akun Twitter Foke adalah akun Pseudo account. Akun yang dibuat untuk mencitrakan Jokowi adalah akun-akun asli. Dan akun-akun tersebut dikelola oleh para volunteer tanpa bayaran sama sekali. Mereka juga menganggap bahwa akun-akun pencitraan Foke adalah akun-akun bayaran. Sedangkan, dari Tim Foke juga beranggapan bahwa akun Jokowi adalah akun pseudo account dan akun-akun yang dibuat oleh Foke adalah akun asli. Tabel 6 Interview Dengan Tim Media Center Masing-Masing Pasangan Mengenai Twitter Account Tim Media Center Jokowi-Ahok Tim Media Center Foke-Nara Jadi Foke mengeluarkan banyak uang untuk orang-orang yang mengkampanyekan tentang dirinya di sosial media. Itupun orang-orangnya tidak mau terlihat. Jadi, misalnya saya Dini nih, saya dibayar sama Foke, saya tidak mau menggunakan akun pribadi Kita membuat tim sukses yang di daftarkan di KPU sekitar 80 orang punya akun tweeter. Ada FBJ Forum Bersama Jakarta sekitar ratusan anggotanya punya akun twitter juga, Cuma terkadang mereka tidak menggunakan akun 5 Wawancara dengan Kartika Djoemadi, pada 11 Oktober 2012. 6 Wawancara dengan Kahfi Siregar, pada 7 Oktober 2012. saya, saya pakai akun anonim saja. Akhirnya muncullah banyak akun-akun yang aslinya tuh ownernya dibayar untuk ngetweet sebanyak-banyaknya terus dibayar sekian di setiap minggunya. 7 pribadinya. Ya betul, kalau saya berani bilang seperti itu. Jadi kalau Jokowi tercitra seperti yang dibilang di akun-akunnya itu tidak benar, karena tweetnya banyak yang pegang. 8 Tabel 7 “Komparasi Statement Tim Media Center Kedua Pasangan Terhadap Penggunaan New Media Twitter ” Tim Jokowi Tim Foke A. Twitter “Sangat Berpengaruh”. Selain Twitter, kaskus juga berpengaruh. Twitter “Tidak Berpengaruh”. Yang lumayan greget di BlogForum B. Strategi Twitter : Fun and Joke Strategi Twitter : Attack and Defense C. Time to Tweet : Sistem shift. Bukan memakai aplikasi hoot suite Bebas, tidak ada waktu yang jelas D. Mengklaim bahwa account Twitter Tim Foke “Pseudo account” dan yang Jokowi asli. Mengklaim bahwa account Twitter Tim Jokowi “Pseudo account ” dan tim Foke asli. E. Mengaku sebagai “Volunteer” dan tim Foke “Bayaran” Tidak memberikan penjelasan.

B. Etika Komunikasi di New Media Twitter dalam Propaganda Pemilukada DKI Putaran Kedua

1. Propaganda dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik

Jika kita membahas etika tentunya akan membicarakan mengenai suatu aturan atau sikap. Di satu sisi propaganda tidak mengenal kata benar atau salah. Sehingga tidak ada hukum yang mengikat. Di sisi lain dampak perkembangan teknologi informasi menuntut munculnya peraturan yang 7 Wawancara dengan Kartika Djoemadi, pada 11 Oktober 2012. 8 Wawancara dengan Kahfi Siregar, pada 7 Oktober 2012. diharapkan mampu menjadi pedoman untuk memastikan tidak ada pihak yang dirugikan dalam kegiatan di dunia maya. Aturan tersebut tertuang di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor Sebelas tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. UU ITE terdiri atas beberapa bab yang di dalamnya membahas segala hal terkait dengan informasi melalui elektronik. Bab yang dimaksud adalah Bab VII UU ITE. Menilik aktivitas propaganda di new media Twitter dari masing-masing Tim Media Center terdapat teknik-teknik propaganda yang berbenturan dengan UU ITE. Teknik-teknik propaganda yang berbenturan dengan aturan tersebut adalah teknik propaganda name calling dan plain folks. Seperti contoh tweet name calling yang peneliti tampilkan di pembahasan sebelumnya, terlihat jelas bahwa teknik propaganda ini bertentangan dengan Bab VII UU ITE pasal 27 ayat 3 dan pasal 28 ayat 1 dan 2. Dalam contoh-contoh yang didapat peneliti pada pembahasan sebelumnya, peneliti menemukan kata-kata dalam tweet name calling masing-masing Tim Media Center seperti dari Tim Media Center Foke Nara yaitu „berkali-kali saya sampaikan ahok itu arogan. T idak tau sopan santun‟, dan dari Tim Media Center Jokowi Ahok seperti „Foke Jokowi, kaum intelektual mawut- mawut‟ yang ditujukan kepada para calon. Jika mengacu kepada pasal 27 ayat 3 yang berbunyi: “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan danatau mentransmisikan danatau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan danatau pencemaran nama baik ” Penggunaan kata-kata dalam tweet tersebut yang tanpa menguji kebenarannya tentu mengarah kepada muatan penghinaan atau pencemaran nama baik. Berikutnya, mengacu pada pasal 28 ayat 1 yang berbunyi: “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik ” Tweet-tweet dengan menggunakan kata-kata atau kalimat seperti di atas akan mengarah pada penyebaran berita bohong dan menyesatkan sehingga merugikan para Cagub. Lebih parahnya lagi jika tweet name calling tadi digunakan untuk menebar rasa kebencian yang mendalam dan permusuhan dari kedua belah pihak yakni Jokowi-Ahok dan Foke Nara. Ini tentu mengacu pada pasal 28 ayat 2 yang berbunyi: “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu danatau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antar golongan SARA ” Sementara teknik propaganda plain folks bertentangan dengan pasal 28 ayat 2. Seperti contoh yang telah peneliti jelaskan pada pembahasan sebelumnya, Tim Media Center masing-masing pasangan melakukan teknik propaganda dengan menggunakan kata- kata „Laskar Kristus‟ dan kalimat „Emang salah ya, orang Betawi menyarankan orang Betawi menyarankan orang Betawi milih orang Betawi di acara orang2 Betawi‟ tentu akan mengarah kepada SARA Suku, Agama, Ras dan Antar golongan. Hal SARA itu sensitif. Berbahaya jika sudah saling menyinggung dan menimbulkan kebencian. Bisa saja terjadi perang saudara diantara kita hanya karena bersaing dalam Pemilukada.

2. Propaganda Dengan Etika Komunikasi Dalam Islam

Mencerna definisi dan penerapan dari beberapa teknik propaganda ternyata berlawanan dengan ajaran Islam. Dua teknik yang berlawanan