Kajian Teori Teori Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

commit to user 9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori Teori Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Teams-Achievement Divisions STAD dan Hasil Belajar Seorang guru harus dapat memilih dan menerapkan suatu model pembelajaran yang dirasa sesuai dengan kebutuhan siswa. Suatu model yang dapat membangkitkan semangat siswa untuk belajar dan saling bekerjasama dengan siswa lainnya sehingga proses belajar mengajar pun akan berjalan secara efektif dan efisien. Model pembelajaran yang dapat diterapkan pada siswa adalah model pembelajaran koooperatif Cooperative Learning. Model pembelajaran kooperatif berfokus pada penggunaan sekelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Aji Baroto 2008 dalam journal science and technology menyatakan bahwa “Cooperative learning a particular type of active learning, is a formal instructional approach in which students work together in small teams to accomplish a common learning goal ”. Pendapat tersebut mengandung makna bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu tipe khusus dari pembelajaran aktif, pendekatan yang mengarahkan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Johnson dalam Isjoni, 2009: 15-16 mengemukakan bahwa: Cooperanon means working together to accomplish shared goals. Within cooperative activities individuals seek outcomes that are beneficial to all other groups members.Cooperative learning is the instructional use of small groups that allows students to work together to maximize their own and each other as learning. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif mengandung arti bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif, siswa mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota commit to user 10 kelompok. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu. Berarti dengan melalui pembelajaran kooperatif akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam satu kelompok kecil yang dapat saling menguntungkan diantara siswa, artinya siswa yang pandai tidak akan dirugikan apabila bekerjasama dengan siswa yang kurang pandai karena dengan bekerjasama siswa yang pandai dapat menjadi tutor bagi siswa yang kurang pandai dengan begitu pengetahuan dan pemahaman dari siswa pandai tersebut menjadi meningkat sedangkan bagi siswa yang kurang pandai dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan memberi motivasi untuk mau mengerjakan dan menguasai bahan ajar yang diberikan oleh guru. Dengan adanya suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran kooperatif, hal ini diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga tercapai tujuan belajar bersama yaitu pencapaian hasil belajar yang maksimal. Seperti yang dikemukakan oleh Isjoni 2009:13 bahwa “Dalam cooperatif learning, siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya”. Menurut Lundgren 1994:6 menyatakan manfaat pembelajaran kooperatif untuk siswa dengan hasil belajar yang rendah sebagai berikut: Research-supportet benefit of cooperative learning for low-achieving student: Increased time on task, Higher self-esteem, Improved attitude to ward science and school, Improved attendance, Greater acceptance bof individual differences, Less disruptive behavior, Reduced interpersonal conflict, Less apathy, Deeper comprehension, Greater motivation, Higher achievement, Longer retention, Increased kindness, sensitivity, and tolerance. Berdasarkan pendapat Lundgren di atas, maka dapat dikatakan bahwa manfaat pembelajaran kooperatif untuk siswa dengan hasil belajar rendah adalah meningkatkan pencurahan waktu pada tugas, rasa harga diri lebih tinggi, memperbaiki sikap terhadap sekolah, memperbaiki kehadiran, tingkat putus sekolah lebih rendah, penerimaan terhadap individu yang lebih besar, perilaku commit to user 11 mengganggu yang lebih kecil, konflik antar pribadi berkurang, sikap apatis berkurang, pemahaman yang lebih dalam, motivasi lebih besar, hasil belajar lebih tinggi, retensi lebih lama, meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Berarti dengan model pembelajaran kooperatif memberikan banyak manfaat dan dampak positif terdapat siswa terutama pada pencapaian hasil belajar siswa. Menurut Robert E. Salvin 2008: 11, model pembelajaran kooperatif terdiri dari: Student Teams-Achievement Divisions STAD, Team-Game- Tournament TGT, Jigsaw II, Cooperative Integrated Reading and composition CIRC, Team Accelerated Instruction TAI. Metode Student Teams-Achievement Divisions STAD dikembangkan oleh Robert E. Slavin dan kawan-kawan dari Universitas John Hopkins. Metode ini dipandang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Gagasan utama dari metode Student Teams-Achievement Divisions STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru, Robert E. Slavin, 2008:12. Berarti dengan menerapkan metode Student Teams-Achievement Divisions STAD dalam proses pembelajaran, siswa dapat termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran karena siswa satu dengan siswa lainnya dapat saling bekerjasama dalam mempelajari materi pelajaran yang disampaikan guru khususnya dalam hal ini adalah mata pelajaran PKn. Dengan meningkatnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Men urut Robert E. Slavin 2008:143, menyatakan bahwa “STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual dan rekognisi tim”. Komponen-komponen dalam metode Student Teams-Achievement Divisions STAD dikemas secara lengkap dimulai dari penyampaian materi oleh guru kemudian diadakan kerja kelompok atau diskusi commit to user 12 kelompok lalu dilanjutkan kuis untuk mengetes tingkat pemahaman masing- masing siswa kemudian siswa bersama dengan guru menilai hasil kerja mereka dengan cara perhitungan menurut ketentuan metode Student Teams-Achievement Divisions STAD dan diakhir pembelajaran siswa atau kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan sertifikat penghargaan dari guru. Melalui pembelajaran yang dikemas secara lengkap dan runtut diharapkan siswa tidak lagi merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti pelajaran PKn sehingga siswa merasa tertarik dan pada akhirnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran meningkat dengan begitu hasil belajar yang diperoleh siswa dapat meningkat. Robert E. Slavin dalam Isjoni, 2009:51 menyatakan bahwa “Metode Student Teams-Achievement Divisions STAD merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal”. Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa metode Student Teams-Achievement Divisions STAD dalam proses pembelajarannya terdapat interaksi antar siswa karena pada metode Student Teams-Achievement Divisions STAD siswa terbagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk dapat bekerjasama dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan saling membantu dalam menguasai materi yang disampaikan oleh guru sehingga siswa dapat termotivasi untuk belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions STAD dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Amstrong 2008:2, yang menyatakan bahwa: STAD was the most successful cooperative learning technique at increasing academic achievement, but the bulk of the research on STAD had been conducted at the elementary level and in subject areas other than social studies. STAD consistenly had positive effects on learning. generally, STAD positively affected a cross race relations, b attitude toward school and class, c peer support, d locus of control, e time on task, f peer relationships and, g cooperation. commit to user 13 Berdasarkan uraian di atas Student Teams-Achievement Divisions STAD adalah metode pembelajaran kooperatif yang paling sukses untuk meningkatkan pencapaian prestasi siswa, tetapi yang terpenting dari metode pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions STAD yaitu dapat diterapkan mulai dari tingkat dasar dan pada anak dengan perbedaan pembelajaran sosial. Student Teams-Achievement Divisions STAD secara konsisten memberikan pengaruh positif pada a hubungan persaingan kelompok, b sikap terhadap sekolah dan kelas, c dukungan antar teman, d kemampuan kontrol, e waktu pengerjaan tugas, f hubungan dengan teman dan g kerjasama. Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Johnson dalam Anton Prayitno 2008,http:antonprayitno.wordpress.com20080701laporan-tindakankelas- mtk menyatakan bahwa: Penggunaan pembelajaran kooperatif khususnya model STAD memiliki keuntungan dapat memotivasi siswa dalam berkelompok agar mereka saling membantu satu sama lain dalam menguasai materi yang disajikan, selain itu pembelajaran STAD juga dapat menumbuhkan suatu kesadaran bahwa belajar itu penting, bermakna dan menyenangkan, siswa lebih bertanggung jawab dalam proses pembelajaran serta timbulnya sikap positif siswa dalam mempelajari materi yang disajikan. Berdasarkan uraian tentang metode Student Teams-Achievement Divisions STAD di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pembelajaran siswa dapat tercapai melalui aktivitas kerja kelompok dalam tugas-tugas terstruktur yang tercermin dalam hal peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Student Teams-Achievement Divisions STAD. Pada metode Student Teams- Achievement Divisions STAD peserta didik akan lebih mudah menemukan pengertian akan konsep-konsep yang sulit jika mereka dapat membicarakan dengan teman. Selain itu siswa dapat bekerja sama satu sama lainnya, berdiskusi, berdebat, menilai kemampuan pengetahuan dan mengisi kekurangan anggota yang lainnya. Siswa bekerja sama dengan yang lainnya untuk memastikan bahwa setiap siswa dalam kelompok tersebut telah menguasai konsep yang telah diajarkan. Hal ini akan menumbuhkan realisasi bahwa siswa membutuhkan belajar dan berpikir untuk memecahkan masalah dan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan. Selain itu keunggulan yang diperoleh dari metode Student Teams-Achievement commit to user 14 Divisions STAD dibanding dengan teknik konvensional adalah dengan adanya fakta bahwa metode ini membuat siswa mengembangkan sikap yang lebih positif terhadap dirinya sendiri, sesama siswa, orang yang lebih dewasa dan pembelajaran secara umum. Uraian tersebut sesuai dengan pernyataan Francis A. Adesoji dan Tunde l. Ibraheem 2009 yaitu, ”The superiority of STAD cooperative learning strategy over the conventional technique coulb be attribute to the fact that it makes students develop more positive attitudes toward self, peer, adult and learning in general ”. Menurut Nurkhayati 2006: 13-14, menyatakan bahwa metode Student Teams-Achievement Divisions STAD memiliki kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran”. Adapun uraian mengenai kelemahan dan kelebihan dari metode Student Teams-Achievement Divisions STAD menurut Nurkhayati sebagai berikut: 1. Kelebihan metode Student Teams-Achievement Divisions STAD a. Kelas dibagi dalam kelompok - kelompok kecil dengan aturan tertentu, sehingga kemampuan dan perkembangan siswa dapat terpantau dan tergali dengan baik; b. Adanya penghargaan individu maupun kelompok, sehingga mampu memotivasi belajar siswa baik secara individu maupun kelompok; c. Terciptanya suasana kompetitif untuk menghasilkan yang terbaik antar siswa dalam kelompok maupun antar kelompok dalam kelas, sehingga proses KBM akan lebih hidup; d. Terciptanya semangat kebersamaan antar siswa sekaligus memperkecil tingkat ketergantungan antar siswa; e. Transfer atau perpindahan ilmu tidak hanya terjadi dari guru atau buku kepada siswa melainkan juga terjadi antar siswa; f. Siswa mendapat kemudahan dalam memahami materi; g. Siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam berdiskusi. commit to user 15

2. Kelemahan pada metode Student Teams-Achievement Divisions STAD

a. Pekerjaan administrasi guru lebih banyak; b. Waktu KBM sedikit banyak akan terkurangi, karena untuk menyusun tempat duduk kelompok; c. Lancar tidaknya pelaksanaan akan sangat tergantung dari kemampuan awal siswa; d. Apabila ada siswa yang tidak cocok dengan anggota kelompoknya, maka siswa kurang bisa bekerjasama dalam menyelesaikan tugas; e. Ada siswa yang kurang memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam belajar kelompok; f. Apabila ada siswa yang malas maka usaha kelompok untuk mendapatkan penghargaan akan terhambat. Kelebihan tersebut dapat terwujud apabila terdapat tanggung jawab individual anggota kelompok. Selain itu diperlukan adanya pengakuan kepada kelompok yang kinerjanya baik sehingga anggota kelompok tersebut dapat melihat bahwa kerjasama untuk saling membantu teman dalam satu kelompok sangat penting. Sedangkan kelemahan yang ada pun dapat diminimalisir dengan peran aktif guru yang senantiasa meningkatkan motivasi siswa yang lemah agar dapat berperan aktif, meningkatkan tanggung jawab siswa untuk belajar bersama, dan membantu siswa yang mengalami kesulitan.

2. Teori Tentang Hasil Belajar

Proses belajar mengajar di kelas dapat digunakan untuk mengetahui keberhasilan atau tidaknya pembelajaran yang dicapai siswa, maka harus dilakukan evaluasi. Evaluasi terhadap penilaian hasil dan proses belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik dalam menguasai kompetensi dasar yang telah ditetapkan dari hasil evaluasi terhadap penilaian tersebut dapat diketahui kompetensi dasar dan materi yang belum diketahui peserta didik. Gagne dalam Agus Suprijono 2009: 2 menyatakan bahwa “Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui commit to user 16 aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari pertumbuha n seseorang secara alamiah”. Menurut Slameto 1995: 2 menyatakan “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi den gan lingkungannya”. Cronbach dalam Syaiful Bahri Djamarah 2002: 12 berpendapat “Learning is shown by change in behavior as a result of experience, belajar sebagai aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman”. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Stephen B. Klein 1996: 2 bahwa “Learning can be defined as experiental process resulting in a relatively permanent change in behavior that cannot be explained by temporary states, maturation, or innate response tendencies ”. Pengertian ini mengandung maksud bahwa belajar sebagai proses berpengalaman yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan tidak bisa dijelaskan dengan keadaan sementara. Berdasarkan pendapat para ahli di atas mengenai makna belajar, maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari latihan dan pengalaman yang dilakukan dalam interaksinya dengan lingkungan. “Hasil adalah sesuatu yang menjadi akibat dari usaha. Bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil menunjukkan sesuatu yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha yaitu belajar” Yasyin, 1997: 202 Nana Sudjana 2008: 22- 23 menyatakan bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar”. Sedangkan menurut Syaodih 2003: 102 menyatakan bahwa “Hasil belajar achievement merupakan realisasi dari kecakapan potensial yang dimiliki seseorang”. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpilkan bahwa hasil belajar adalah kemampian yang dimiliki oleh seseorang dimana kemampuan itu mereka dapatkan setelah melakukan usaha yaitu belajar. commit to user 17 Gagne dalam Agus Suprijono 2009: 5 mengemukakan “Lima kategori hasil belajar yaitu: informasi verbal, ketrampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap”. Sedangkan menurut Bloom dalam Angkowo dan Kosasi 2007: 53 menyatakan bahwa “Hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik”.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

The Effectiveness Of Using Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Techniques in Teaching Reading

1 16 116

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Peningkatan hasil belajar siswa melalui model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPS Kelas IV MI Al-Karimiyah Jakarta

0 5 158

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PpEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) (mardani)

0 0 10