UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA KOMPETENSI DASAR KEDAULATAN RAKYAT DAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA
commit to user
i
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE STUDENT
TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA KOMPETENSI DASAR KEDAULATAN RAKYAT DAN SISTEM
PEMERINTAHAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DI KELAS VIII A
SMPN 1 NGUTER TAHUN AJARAN
2009/2010
SKRIPSI
Oleh : Duwi Natalia
K6405014
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
(2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGAJUAN
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE STUDENT
TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA KOMPETENSI DASAR KEDAULATAN RAKYAT DAN SISTEM
PEMERINTAHAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DI KELAS VIII A
SMPN 1 NGUTER TAHUN AJARAN
2009/2010
Oleh : Duwi Natalia
K6405014
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
(3)
commit to user
(4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(5)
commit to user
v ABSTRAK
Duwi Natalia. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA KOMPETENSI DASAR KEDAULATAN RAKYAT DAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DI KELAS VIII A SMPN 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Februari 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas VIII A SMPN 1 Nguter tahun ajaran 2009/2010. Hal ini dilakukan karena sebelum penggunaan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional dalam menyampaikan materi pelajaran PKn yang berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A SMPN 1 Nguter tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 33 siswa. Subjek ini dipilih berdasarkan hasil nilai ujian semester I yang menujukkan bahwa kelas VIII A mempunyai nilai rata-rata kelas dan ketuntasan kelas terendah diantara kelas VIII lainnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model interaktif yang mempunyai empat komponen, yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Kriteria keberhasilan tindakan untuk hasil belajar adalah dengan batas tuntas 70 (KKM = 70) dan ketuntasan kelas sebesar 85%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar PKn pada kondisi awal (tes kemampuan awal), siklus I, dan siklus II. Pada nilai tes kemampuan awal rata-rata kelas hanya 58,93 dengan ketuntasan kelas sebesar 18% dan siswa yang
(6)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
memperoleh nilai ≥ 70 berjumlah 6 siswa. Pada siklus I mengalami peningkatan yaitu rata-rata kelas menjadi 70,75 dan ketuntasan kelas meningkat menjadi 55% (mengalami peningkatan sebesar 37%) dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 berjumlah 18 siswa. Selanjutnya pada siklus II juga mengalami peningkatan yaitu rata-rata kelas menjadi 80,30 dan ketuntasan kelas menjadi 88% (mengalami peningkatan sebesar 33%) dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 berjumlah 29 siswa.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas VIII A SMPN 1 Nguter tahun ajaran 2009/2010.
(7)
commit to user
vii ABSTRACT
Duwi Natalia. THE ATTEMPT OF IMPROVING THE STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT USING STUDENTS TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TYPE OF COOPERATIVE LEARNING METHOD IN REPUBLIC OF INDONESIA’S PEOPLE SOVEREIGNTY AND STATE SYSTEM MAIN MATERIAL IN VIII A CLASS OF SMPN 1 NGUTER IN THE SCHOOL YEAR OF 2009/2010. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, January 2011.
The objective of research is to find out the use of Students Teams-Achievement Divisions (STAD) learning method in improving the student’s PKn (civic education) learning achievement in the VIII A graders of SMPN 1 Nguter in the School Year of 2009/2010. It was done because before using Students Teams-Achievement Divisions (STAD) learning method, the teachers still employed conventional learning method in delivering PKn learning material leading to the students’ low learning achievement.
This study belongs to a Classroom Action Research carried out in two cycles. Each cycle consisted of four stages: planning, acting, observing and reflecting. The subject of research was VIII A graders of SMPN 1 Nguter in the School Year of 2009/2010 consisting f 33 students. The subject was selected based on the result of Semester I examination value indicating that the VIII A class has the lowest mean class and passing among other VIII classes. Techniques of collecting data used were test, observation, questionnaire, interview, and documentation. Technique of analyzing data used was an interactive model having four components: data collection, reduction, display, and conclusion drawing or verification.
The criteria of action success for the learning achievement is the passing limit of 70 (KKM = 70) and class passing of 85%. The result of research shows that there is an improvement of PKn learning achievement in prior condition (prior competency test), cycle I and cycle II. In the prior competency test the mean value of class is only 58.93 with class passing rate of 18% and there are 6 students obtaining ≥ 70 value. In cycle I there is an increase in the mean class to 70.75 and the class passing rate increase to 55% (increases by 37%) and there
(8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
are 18 students obtaining ≥ 70 value. Next, in cycle II there is an increase in the mean class to 80.75 and the class passing rate increase to 88% (increases by 33%) and there are 29 students obtaining ≥ 70 value.
Considering the result above, it can be concluded that the application of Students Teams-Achievement Divisions (STAD) learning method can improve the student’s PKn learning achievement in the VIII A graders of SMPN 1 Nguter in the School Year of 2009/2010.
(9)
commit to user
ix MOTTO
“Dengan belajar manusia akan menjadi lebih cerdas, bijaksana dan tidak mengulangi kesalahan yang sama”. (Arief Rahman – Pakar Pendidikan)
“Sedikit pengetahuan yang diterapkan jauh lebih berharga ketimbang banyak pengetahuan yang tak dimanfaatkan”. (Khahlil Gibran)
(10)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
1. Ibu dan Bapak tercinta yang telah memberikan kasih sayangnya selama ini, semoga Allah SWT memberikan kebaikan dan kemuliaan kepada ibu dan bapak di dunia dan akhirat 2. Kakak, Adik dan Mas Yosep tersayang
terimakasih atas doa dan dukungannya.
3. Teman-teman seperjuangan Lisa, Ria, Tika, Ririn, Agustin, Dita, Siwi, Hegar, dan semua teman-teman angkatan 2005 yang saya banggakan.
(11)
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada Kompetensi dasar Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia di kelas VIIIA SMP N 1 Nguter Tahun Ajaran 2009/2010” untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bahri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan P. IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. DR. Sri Haryati, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PKn Jurusan P. IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta yaitu
4. Drs. Utomo, M. Pd, selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.
5. Drs. Machmud AR, S. H, M. Si, selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.
6. Drs. Kasino, selaku Kepala Sekolah SMPN 1 Nguter yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
7. Dra. Suparni, selaku Pengampu Mata Pelajaran PKn kelas VIII SMPN 1 Nguter yang telah membantu dan memberikan bimbingan selama penelitian.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Surakarta, Januari 2011 Penulis
(12)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGAJUAN... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACK... . vii
HALAMAN MOTTO ... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Perumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori ... 9
Teori Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Hasil Belajar ... 9
a. Menurut Aji Baroto ... 9
b. Menurut Johnson ... 9
(13)
commit to user
xiii
d. Menurut Lundgren ... 10
e. Menurut Robert E. Slavin ... 11
f. Menurut Amstrong... 12
g. Menurut Anton Prayitno ... 13
h. Menurut Francis A. Adesoji dan Tunde I. Ibraheem... 14
i. Menurut Nurkhayati ... 14
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... ….... 15
C. Kerangka Berpikir ... …… 17
D. Hipotesis Tindakan ... ………. 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... …………. 20
1. Tempat Penelitian ... …… 20
2. Waktu Penelitian ... …… 20
B. Pendekatan Penelitian ... …… 21
C. Subjek Penelitian……….. 22
D. Data dan Sumber Data ... ……. 22
E. Teknik Pengumpulan Data ... ……. 24
F. Validitas Data ... ……. 31
G. Teknik Analisis Data ... ……. 32
H. Indikator Kerja ... ……. 35
I. Prosedur Penelitian ... ……. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal ... ……. 41
1. Observasi Awal Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ……….… 41
2. Penelitian untuk Mengetahui Kemampuan Awal Siswa…. .… 44 3. Penelitian Siklus I ... .…… 45
a. Perencanaan Siklus I ... ……. 45
b.Pelaksanaan Siklus I ... …...…46
c. Observasi Siklus I ... ……. 49
(14)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
4. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I dan Temuan
Penelitian……….. 50
a. Hasil Tes Prestasi Belajar Siklus I………... 50
b.Hasil Observasi Siklus I………... 51
1) Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I ... ……. 51
2) Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Kelompok Siklus I……….. 54 3) Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus I…… 55
c. Hasil Angket Respon Siswa Siklus I……… 57
d.Temuan Penelitian untuk Perbaikan Siklus II……….. 61
5. Penelitian Siklus II ... …… 62
a. Perencanaan Siklus II ... …… 62
b.Pelaksanaan Siklus II ... …… 63
c. Observasi Siklus II ... …… 66
d.Analisis dan Refleksi Siklus II ... …… 66
6. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II dan Temuan Penelitian……….. 67
a. Hasil Tes Prestasi Belajar Siklus II……….. 67
b.Hasil Observasi Siklus II………..… 69
1)Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ... …… 69
2)Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Kelompok Siklus II……….. 71
3)Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus II...….. 73
c. Hasil Angket Respon Siswa Siklus II……….……. 75
d.Temuan Penelitian Siklus II………..………... 80
B. Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) . …….. 81 1. Perencanaan yang Dilakukan Guru untuk Mempersiapkan
(15)
commit to user
xv
(STAD) ... …... 81
2. Implikasi Metode Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)…… 81
3. Hambatan atau Kendala yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) ...……….. 82
4. Upaya untuk Mengatasi Hambatan atau Kendala yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) … ... …... 83
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ……….. ... ….. 84
B. Implikasi ………. ... …. 84
C. Saran ……… ... ….. 85
DAFTAR PUSTAKA ………. 86
(16)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 20
Tabel 2. Kriteria keberhasilan tindakan untuk Hasil Belajar PKn Siswa PKn 35
Tabel 3. Kondisi Awal Sebelum di Lakukan Tindakan ... 42
Tabel 4. Data Ketercapaian SKBM Pada Sub Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia Kelas VIII A SMPN 1 Nguter Tahun Ajaran 2009/2010 ... 44
Tabel 5.Peningkatan Hasil Belajar siswa pada Tes Kemampuan Awal dan Tes Siklus I siswa Kelas VIII A SMPN 1 Nguter ... 49
Tabel 6. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 51
Tabel 7. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I ... 52
Tabel 8.Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Kelompok pada Siklus I ... 54
Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus I ... 55
Tabel 10. Hasil Angket Respon Siswa Siklus I ... 57
Tabel 11.Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tes Awal, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas VIII A SMPN 1 Nguter ... 66
Tabel 12. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ... 68
Tabel 13.Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tes Siklus I dan Tes Siklus II siswa Kelas VIII A SMPN 1 Nguter ... 68
Tabel 14. Hasil Observasi Keaktifan Siklus II... 69
Tabel 15.Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Kelompok pada Siklus II ... 71
Tabel 16 Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus II ... 73
Tabel 17.Hasil Angket Respon Siswa Siklus II ... 75
Tabel 18.Ketercapaian Indikator Kerja ... 80
(17)
commit to user
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir ... 18
Gambar 2. Alur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 22
Gambar 3. Skema Model Analisis Interaktif ... 33
Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian ... 40
Gambar 5. Grafik Ketercapaian SKBM Sebelum Dimanfaatkannya Metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) ... 45
Gambar 6. Grafik Peningkatan Hasil Belajar pada Tes Kemampuan Awal dan Siklus I Siswa Kelas VIII A SMPN 1 Nguter ... 50
Gambar 7. Profil Capaian Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 51
Gambar 8. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas VIII A SMPN 1 Nguter ... 67
Gambar 9. Profil Capaian Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ... 68
Gambar 10. Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ... 82
(18)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Identitas Siswa ... 89
Lampiran 2. Pedoman Wawancara ... 91
Lampiran 3. Hasil Nilai Ujian Akhir Semester I ... 94
Lampiran 4. Kisi-kisi Butir Soal Tes Kemampuan Awal ... 96
Lampiran 5. Soal Tes Kemampuan Awal ... 98
Lampiran 6. Kunci Jawaban Tes Kemampuan Awal ... 101
Lampiran 7. Hasil Nilai Tes Kemampuan Awal ... 102
Lampiran8. Daftar kelompok Student Teams-Achievement Divisions (STAD) ... 104
Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I... 105
Lampiran 10.Tugas Kelompok Siklus I ... 108
Lampiran 11.Kisi-kisi Butir Soal Siklus I... 109
Lampiran 12. Soal Tes Siklus I ... 110
Lampiran 13. Kunci Jawaban Siklus I ... 113
Lampiran 14. Hasil Tes Siklus I ... 114
Lampiran 15.Lembar Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I ... 116
Lampiran 16. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I 118 Lampiran 17. Lembar Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus I ... 120
Lampiran 18. Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus I ... 121
Lampiran 19. Angket Balikan Siswa Siklus I ... 122
Lampiran 20. Kisi-kisi Angket Balikan Siswa Siklus I ... 125
Lampiran 21. Hasil Angket Respon Siswa Siklus I ... 126
Lampiran 22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 129
Lampiran 23. Tugas Kelompok Siklus II ... 132
Lampiran 24. Kisi-kisi Butir Soal Siklus II ... 133
(19)
commit to user
xix
Lampiran 26. Kunci Jawaban Siklus II ... 137
Lampiran 27.Hasil Tes Siklus II ... 138
Lampiran 28.Lembar Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus II ... 140
Lampiran 29.Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus II 142 Lampiran 30.Lembar Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus II ... 144
Lampiran 31.Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus II ... 145
Lampiran 32.Angket Balikan Siswa Siklus II... 146
Lampiran 33.Kisi-kisi Angket Balikan Siswa Siklus II ... 149
Lampiran 34.Hasil Angket Respon Siswa Siklus II... 150
Lampiran 35.Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tes Awal, Siklus I dan Siklus II ... 153
Lampiran 36.Lembar Skor Kuis ... 155
Lampiran 37.Lembar Rangkuman Tim Siklus I dan Siklus II ... 157
Lampiran 38. Sertifikat Penghargaan Tim... ... ... 161
Lampiran 39.Bagan Peran Lembaga Negara Seabagai Pelaksana Kedaulatan Rakyat... 162
Lampiran 40.Foto Siklus I ... 163
Lampiran 41.Foto Siklus II ... 165
Lampiran 42.Surat permohonan ijin penyusunan skripsi kepada dekan c.q pembantu dekan I FKIP UNS ... 167
Lampiran 43. Surat keputusan dekan FKIP tentang ijin penyusunan skripsi/ Makalah... 168
Lampiran 44.Surat permohonan ijin research / try out kepada rektor UNS... 169
Lampiran 45.Surat ijin kepada kepala sekolah SMPN 1 Nguter untuk mengadakan research / try out di SMPN 1 Nguter... 170
Lampiran 46. Surat keterangan telah mengadakan research / try out di SMPN 1Nguter... 171
(20)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1 i
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Nguter merupakan salah satu instansi pendidikan yang berusaha untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan yang baik sehingga mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang bermutu pula. SMP N 1 Nguter merupakan sekolah negeri yang berada di Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. SMP N 1 Nguter terdiri dari 21 kelas, meliputi kelas VII A, B, C, D, E, F, G, kelas VIII A, B, C, D, E, F, G, dan kelas IX A, B, C, D, E, F, G. Keadaan sekolah yang terletak strategis didekat jalan raya dan berada didekat jalan perlintasan kereta api menyebabkan kondisi belajar siswa sedikit terganggu. Hal ini disebabkan karena adanya aktivitas jalan raya yang sangat padat dan bising ditambah dengan suara dan getaran yang ditimbulkan akibat kereta api yang melintas didekat bangunan sekolah, sehingga proses belajar mengajar sedikit mengalami gangguan.
Gangguan dalam proses belajar mengajar yang berlangsung akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Jika keadaan dalam proses belajar mengajar tidak berlangsung secara lancar dan terdapat gangguan, maka penyampaian pelajaran dari guru kurang begitu diserap oleh siswa sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Sebaliknya, jika proses belajar mengajar terjadi secara lancar tanpa adanya suatu gangguan, maka pelajaran yang akan disampaikan oleh guru akan dapat diterima dengan baik oleh siswa dan siswa akan mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Hasil belajar siswa yang rendah khususnya dalam hal ini adalah pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), juga terjadi di SMP N 1 Nguter. Peneliti menfokuskan perhatian pada kelas VIII yang terdiri dari tujuh kelas yaitu kelas VIII A, B, C, D, E, F, G. Permasalahan yang akan diteliti, peneliti temukan di kelas VIIIA. Hal ini dapat di lihat berdasarkan nilai rata-rata Pendidikan Kewarganegaraan hasil ujian akhir semester 1 kelas VIII A SMP N 1 Nguter
(21)
commit to user
tahun pelajaran 2009/2010, yaitu: 64,84, sedangkan nilai rata-rata hasil ujian akhir semester 1 kelas VIII B adalah 70,69; kelas VIII C adalah 72,29; kelas VIII D adalah 70,03; kelas VIII E adalah 69,54; kelas VIII F adalah 72,42; kelas VIII G adalah 69,54. Berdasarkan data nilai diatas dapat dilihat bahwa kelas VIIIA memiliki nilai rata-rata terendah dari nilai rata-rata dikelas lainnya yaitu 64,84 padahal batas ketuntasan minimalnya adalah 70. Berdasarkan data tersebut siswa yang mampu mencapai nilai ≥ 70 hanya 21 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Data ini peneliti dapatkan berdasarkan daftar nilai kelas VIII yang diperoleh setelah melakukan wawancara dengan guru PKn kelas VIII yaitu Dra. Suparni di SMP N 1 Nguter. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti pada semester II sebelum kenaikkan kelas semester II tahun ajaran 2009/2010.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII di SMP N 1 Nguter yaitu Dra. Suparni dan setelah melakukan observasi yang peneliti lakukan tanggal 1, 8 dan 15 April 2010 di kelas VIIIA pada saat pembelajaran PKn berlangsung, rendahnya hasil belajar siswa dikelas VIIIA SMP N 1 Nguter disebabkan oleh sumber belajar siswa masih kurang karena siswa belajar hanya menggunakan lembar kegiatan siswa (LKS), tidak ada buku pegangan yang lain seperti buku paket, selama ini siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan LKS dan informasi yang diberikan oleh guru selain itu siswa kurang semangat mengikuti pelajaran PKn di mana ada siswa yang mengantuk ketika guru menyampaikan informasi, dan metode mengajar yang dilakukan guru ketika menyampaikan materi masih berkisar ceramah dan tanya jawab. Padahal dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang pula variasi-variasi mengajar guru yang sesuai dengan kondisi belajar siswa akan tetapi guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab. Sedangkan alokasi waktu pada mata pelajaran PKn di kelas VIIIA selama 3x 40 menit yaitu pada jam ketiga, keempat dan kedelapan. Apabila dalam proses pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab siswa merasa bosan, jenuh dan kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran seperti perilaku siswa ketika peneliti melakukan observasi di kelas VIIIA di mana
(22)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
ketika guru menyampaikan pelajaran PKn siswa berbicara dengan teman sebangkunya, melamun, tidak mencatat penjelasan guru kalau tidak disuruh untuk mencatat, mengetuk meja ketika guru menerangkan, mencoret-coret buku. Apabila siswa dalam proses pembelajaran merasa bosan, jenuh dan tidak tertarik mengikuti pelajaran PKn akan mengalami kesulitan dalam memahami dan menguasai materi pembelajaran PKn. Sebagaimana diketahui Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang bersifat teoritis dan praktis untuk itu diperlukan pemahaman yang lebih untuk mempelajari materi pelajaran PKn sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, selain itu mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang penting dan diwajibkan untuk kurikulum di jenjang pendidikan dasar, menengah, dan mata kuliah wajib untuk kurikulum pendidikan perguruan tinggi sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 37. Pendidikan Kewarganegaraan juga dapat membentuk warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajibannya untuk menjadi Warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Hal tersebut dapat dikatakan betapa pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan bagi siswa.
Perilaku yang dilakukan siswa seperti berbicara dengan teman sebangkunya ketika guru mengajar, melamun, tidak mencatat penjelasan guru kalau tidak disuruh untuk mencatat, mengetuk meja ketika guru menerangkan, mencoret-coret buku, menunjukkan bahwa motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran PKn rendah. Rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran akan mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa yang rendah karena tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar siswa, (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 121).
Untuk itu diperlukan adanya suatu upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran PKn serta untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, yakni dengan menggunakan metode pembelajaran yang bisa memenuhi kebutuhan belajar siswa, dan membuat siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran.
(23)
commit to user
Pemilihan metode pembelajaran tersebut diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, menyenangkan dan menarik perhatian siswa sehingga motivasi siswa dalam mempelajari pelajaran PKn meningkat. Dengan meningkatnya motivasi siswa, maka hasil belajar siswa juga dapat meningkat karena motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa, (Sardiman. A. M. 1992 : 84-85).
Pada penelitian ini peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) bukan metode lainnya alasannya karena metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) sesuai diterapkan pada materi pokok kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan negara republik Indonesia dimana pada materi tersebut terdapat banyak teori yang perlu dipahami oleh siswa apabila dalam penyampaian materi guru hanya menerangkan dan sesaat bertanya cenderung siswa akan merasa bosan, jenuh dan tidak tertarik ditambah dengan alokasi waktu pelajaran PKn di kelas VIII A yang panjang akan membuat siswa kurang bersemangat untuk mengikuti pelajaran PKn. Untuk itu diterapkan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD).
Pada metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) siswa tidak hanya belajar dengan guru tetapi bisa belajar dengan siswa lain dalam satu kelompok yang lebih memahami materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru karena dalam metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) siswa terbagi kedalam kelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin dan kemampuan akademik siswa dimana dalam satu kelompok terdiri dari 4-5 orang, yang 25% adalah siswa yang pandai, 50% siswa yang memiliki kemampuan akademik sedang, dan 25% siswa yang kurang pandai. Berdasarkan pembagian kelompok secara heterogen, siswa dapat menjadi sumber belajar siswa lainnya, dalam hal ini siswa yang pandai dapat menjadi tutor dengan tugas memberi penjelasan yang belum dimengerti oleh teman satu kelompoknya mengenai materi yang sedang diajarkan dengan begitu siswa dapat lebih mudah memahami materi pelajaran yang sedang diajarkan. Selain itu, dalam komponen atau langkah-langkah pembelajaran dengan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dikemas secara lengkap dan runtut, meskipun metode-metode lain selain
(24)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) juga dikemas secara runtut dan lengkap akan tetapi metode lain lebih menekankan pada salah satu aspek pembelajaran saja seperti metode Tanya jawab lebih menekankan pada kegiatan Tanya jawab, metode ceramah lebih menekankan pada penyampaian materi, metode Team-Game-Tournament (TGT) lebih menekankan pada turnamen atau games, metode GI (Group Investigasi) yang lebih menekankan pada aspek diskusi kelompok. Untuk itu peneliti memilih menerapkan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) bukan metode lainnya karena metode ini sesuai dengan materi pokok kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan negara Indonesia, selain itu langkah-langkah atau komponen dari pembelajaran metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dikemas secara lengkap dan runtut, hal ini disesuaikan dengan keadaan siswa kelas VIIIA yang heterogen dilihat dari jenis kelamin siswa, kemampuan akademik siswa kelas VIIIA, dan jadwal mata pelajaran PKn di kelas VIIIA yang panjang, dimana dalam sehari jadwal mata pelajaran PKn di kelas VIIIA dilaksanakan selama 3 x 40 menit. Hal ini tidak terjadi di kelas lainnya. Dengan jadwal pelajaran yang lama membuat siswa merasa bosan dan jenuh untuk itu dengan menerapkan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) siswa menjadi lebih semangat dan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran PKn karena metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam langkah-langkah pembelajaran dikemas secara lengkap dan runtut yang diawali dengan penyampaian materi oleh guru kemudian diskusi kelompok, kemudian diadakan kuis untuk mengetahui pemahaman atau penguasaan siswa pada materi yang sudah diajarkan guru, setelah itu dilakukan penghitungan skor atau nilai siswa yang dilakukan guru bersama murid. Melalui perhitungan skor perkembangan individu, siswa dapat mengetahui hasil belajar mereka apakah mengalami kemajuan atau tidak. Apabila siswa mengetahui hasil yang diperoleh, maka akan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar lebih giat jika hasil tersebut meningkat, dengan grafik hasil belajar yang semakin meningkat maka harapannya selalu meningkat, (J. Gino, dkk, 2000: 117). Kemudian diakhir pelajaran siswa atau kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi mendapat sertifikat penghargaan yang diberikan oleh guru. Melalui
(25)
commit to user
langkah-langkah tersebut diharapkan siswa tidak merasa bosan, jenuh, dan tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran PKn sampai jam pelajaran PKn selesai, sehingga motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran PKn meningkat dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada Kompetensi Dasar Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia di kelas VIIIA SMP N 1 Nguter Tahun Ajaran 2009/2010”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1.Metode mengajar yang digunakan guru masih berkisar ceramah dan tanyajawab.
2.Motivasi siswa dalam proses pembelajaran rendah. 3.Hasil belajar PKn siswa yang rendah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka masalah di atas dapat dibatasi agar lebih jelas. Pembatasan masalahnya sebagai berikut: 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas VIII A tahun ajaran 2009/2010. 2. Objek Penelitian
a. Metode pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dibatasi pada metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD). b.Materi pelajaran yang diteliti dibatasi pada materi Pendidikan
Kewarganegaraan kelas VIII semester genap yaitu materi pokok tentang Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia. c. Hasil belajar siswa dilihat dari aspek kognitif diukur sebelum dan sesudah
(26)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah disampaikan di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIA pada materi pokok Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia di SMP N 1 Nguter Tahun Ajaran 2009/2010?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah serta perumusan masalah di atas, maka penulis mempunyai tujuan sebagai berikut:
“Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIA di SMP N 1 Nguter pada materi pokok Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)”.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam hasil dunia pendidikan mengenai penerapan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembanding, pertimbangan, dan pengembangan bagi penelitian di masa yang akan datang di bidang dan permasalahan sejenis atau bersangkutan.
(27)
commit to user
2. Manfaat Praktis
a. Siswa termotivasi, dan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
b. Siswa dapat menikmati proses pembelajaran dengan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) sehingga mereka tidak merasa bosan dan jenuh.
(28)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9 BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
Teori Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dan Hasil Belajar
Seorang guru harus dapat memilih dan menerapkan suatu model pembelajaran yang dirasa sesuai dengan kebutuhan siswa. Suatu model yang dapat membangkitkan semangat siswa untuk belajar dan saling bekerjasama dengan siswa lainnya sehingga proses belajar mengajar pun akan berjalan secara efektif dan efisien.
Model pembelajaran yang dapat diterapkan pada siswa adalah model pembelajaran koooperatif (Cooperative Learning). Model pembelajaran kooperatif berfokus pada penggunaan sekelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Seperti yang dikemukakan oleh Aji Baroto (2008) dalam journal science and technology menyatakan bahwa “Cooperative learning a particular type of active learning, is a formal instructional approach in which students work together in small teams to accomplish a common learning goal”. Pendapat tersebut mengandung makna bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu tipe khusus dari pembelajaran aktif, pendekatan yang mengarahkan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Johnson (dalam Isjoni, 2009: 15-16) mengemukakan bahwa:
Cooperanon means working together to accomplish shared goals. Within cooperative activities individuals seek outcomes that are beneficial to all other groups members.Cooperative learning is the instructional use of small groups that allows students to work together to maximize their own and each other as learning.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif mengandung arti bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif, siswa mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota
(29)
commit to user
kelompok. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu. Berarti dengan melalui pembelajaran kooperatif akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam satu kelompok kecil yang dapat saling menguntungkan diantara siswa, artinya siswa yang pandai tidak akan dirugikan apabila bekerjasama dengan siswa yang kurang pandai karena dengan bekerjasama siswa yang pandai dapat menjadi tutor bagi siswa yang kurang pandai dengan begitu pengetahuan dan pemahaman dari siswa pandai tersebut menjadi meningkat sedangkan bagi siswa yang kurang pandai dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan memberi motivasi untuk mau mengerjakan dan menguasai bahan ajar yang diberikan oleh guru. Dengan adanya suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran kooperatif, hal ini diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga tercapai tujuan belajar bersama yaitu pencapaian hasil belajar yang maksimal.
Seperti yang dikemukakan oleh Isjoni (2009:13) bahwa “Dalam cooperatif learning, siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya”.
Menurut Lundgren (1994:6) menyatakan manfaat pembelajaran kooperatif untuk siswa dengan hasil belajar yang rendah sebagai berikut:
Research-supportet benefit of cooperative learning for low-achieving student: Increased time on task, Higher self-esteem, Improved attitude to ward science and school, Improved attendance, Greater acceptance bof individual differences, Less disruptive behavior, Reduced interpersonal conflict, Less apathy, Deeper comprehension, Greater motivation, Higher achievement, Longer retention, Increased kindness, sensitivity, and tolerance.
Berdasarkan pendapat Lundgren di atas, maka dapat dikatakan bahwa manfaat pembelajaran kooperatif untuk siswa dengan hasil belajar rendah adalah meningkatkan pencurahan waktu pada tugas, rasa harga diri lebih tinggi, memperbaiki sikap terhadap sekolah, memperbaiki kehadiran, tingkat putus sekolah lebih rendah, penerimaan terhadap individu yang lebih besar, perilaku
(30)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
mengganggu yang lebih kecil, konflik antar pribadi berkurang, sikap apatis berkurang, pemahaman yang lebih dalam, motivasi lebih besar, hasil belajar lebih tinggi, retensi lebih lama, meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Berarti dengan model pembelajaran kooperatif memberikan banyak manfaat dan dampak positif terdapat siswa terutama pada pencapaian hasil belajar siswa.
Menurut Robert E. Salvin (2008: 11), model pembelajaran kooperatif terdiri dari: Student Teams-Achievement Divisions (STAD), Team-Game-Tournament (TGT), Jigsaw II, Cooperative Integrated Reading and composition (CIRC), Team Accelerated Instruction (TAI).
Metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dikembangkan oleh Robert E. Slavin dan kawan-kawan dari Universitas John Hopkins. Metode ini dipandang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Gagasan utama dari metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru, (Robert E. Slavin, 2008:12). Berarti dengan menerapkan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam proses pembelajaran, siswa dapat termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran karena siswa satu dengan siswa lainnya dapat saling bekerjasama dalam mempelajari materi pelajaran yang disampaikan guru khususnya dalam hal ini adalah mata pelajaran PKn. Dengan meningkatnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Menurut Robert E. Slavin (2008:143), menyatakan bahwa “STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual dan rekognisi tim”. Komponen-komponen dalam metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dikemas secara lengkap dimulai dari penyampaian materi oleh guru kemudian diadakan kerja kelompok atau diskusi
(31)
commit to user
kelompok lalu dilanjutkan kuis untuk mengetes tingkat pemahaman masing-masing siswa kemudian siswa bersama dengan guru menilai hasil kerja mereka dengan cara perhitungan menurut ketentuan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dan diakhir pembelajaran siswa atau kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan sertifikat penghargaan dari guru. Melalui pembelajaran yang dikemas secara lengkap dan runtut diharapkan siswa tidak lagi merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti pelajaran PKn sehingga siswa merasa tertarik dan pada akhirnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran meningkat dengan begitu hasil belajar yang diperoleh siswa dapat meningkat.
Robert E. Slavin (dalam Isjoni, 2009:51) menyatakan bahwa “Metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal”. Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam proses pembelajarannya terdapat interaksi antar siswa karena pada metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) siswa terbagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk dapat bekerjasama dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan saling membantu dalam menguasai materi yang disampaikan oleh guru sehingga siswa dapat termotivasi untuk belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap siswa dalam proses pembelajaran.
Seperti yang dikemukakan oleh Amstrong (2008:2), yang menyatakan bahwa:
STAD was the most successful cooperative learning technique at increasing academic achievement, but the bulk of the research on STAD had been conducted at the elementary level and in subject areas other than social studies. STAD consistenly had positive effects on learning. generally, STAD positively affected (a) cross race relations, (b) attitude toward school and class, (c) peer support, (d) locus of control, (e) time on task, (f) peer relationships and, (g) cooperation.
(32)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Berdasarkan uraian di atas Student Teams-Achievement Divisions (STAD) adalah metode pembelajaran kooperatif yang paling sukses untuk meningkatkan pencapaian prestasi siswa, tetapi yang terpenting dari metode pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD) yaitu dapat diterapkan mulai dari tingkat dasar dan pada anak dengan perbedaan pembelajaran sosial. Student Teams-Achievement Divisions (STAD) secara konsisten memberikan pengaruh positif pada (a) hubungan persaingan kelompok, (b) sikap terhadap sekolah dan kelas, (c) dukungan antar teman, (d) kemampuan kontrol, (e) waktu pengerjaan tugas, (f) hubungan dengan teman dan (g) kerjasama.
Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Johnson dalam Anton Prayitno (2008,http://antonprayitno.wordpress.com/2008/07/01/laporan-tindakan/kelas-mtk) menyatakan bahwa:
Penggunaan pembelajaran kooperatif khususnya model STAD memiliki keuntungan dapat memotivasi siswa dalam berkelompok agar mereka saling membantu satu sama lain dalam menguasai materi yang disajikan, selain itu pembelajaran STAD juga dapat menumbuhkan suatu kesadaran bahwa belajar itu penting, bermakna dan menyenangkan, siswa lebih bertanggung jawab dalam proses pembelajaran serta timbulnya sikap positif siswa dalam mempelajari materi yang disajikan.
Berdasarkan uraian tentang metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pembelajaran siswa dapat tercapai melalui aktivitas kerja kelompok dalam tugas-tugas terstruktur yang tercermin dalam hal peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Pada metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) peserta didik akan lebih mudah menemukan pengertian akan konsep-konsep yang sulit jika mereka dapat membicarakan dengan teman. Selain itu siswa dapat bekerja sama satu sama lainnya, berdiskusi, berdebat, menilai kemampuan pengetahuan dan mengisi kekurangan anggota yang lainnya. Siswa bekerja sama dengan yang lainnya untuk memastikan bahwa setiap siswa dalam kelompok tersebut telah menguasai konsep yang telah diajarkan. Hal ini akan menumbuhkan realisasi bahwa siswa membutuhkan belajar dan berpikir untuk memecahkan masalah dan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan. Selain itu keunggulan yang diperoleh dari metode Student Teams-Achievement
(33)
commit to user
Divisions (STAD) dibanding dengan teknik konvensional adalah dengan adanya fakta bahwa metode ini membuat siswa mengembangkan sikap yang lebih positif terhadap dirinya sendiri, sesama siswa, orang yang lebih dewasa dan pembelajaran secara umum. Uraian tersebut sesuai dengan pernyataan Francis A. Adesoji dan Tunde l. Ibraheem (2009) yaitu, ”The superiority of STAD cooperative learning strategy over the conventional technique coulb be attribute to the fact that it makes students develop more positive attitudes toward self, peer, adult and learning in general”.
Menurut Nurkhayati (2006: 13-14), menyatakan bahwa metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) memiliki kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran”. Adapun uraian mengenai kelemahan dan kelebihan dari metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) menurut Nurkhayati sebagai berikut:
1. Kelebihan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
a. Kelas dibagi dalam kelompok - kelompok kecil dengan aturan tertentu, sehingga kemampuan dan perkembangan siswa dapat terpantau dan tergali dengan baik;
b.Adanya penghargaan individu maupun kelompok, sehingga mampu memotivasi belajar siswa baik secara individu maupun kelompok;
c. Terciptanya suasana kompetitif untuk menghasilkan yang terbaik antar siswa dalam kelompok maupun antar kelompok dalam kelas, sehingga proses KBM akan lebih hidup;
d.Terciptanya semangat kebersamaan antar siswa sekaligus memperkecil tingkat ketergantungan antar siswa;
e. Transfer atau perpindahan ilmu tidak hanya terjadi dari guru atau buku kepada siswa melainkan juga terjadi antar siswa;
f. Siswa mendapat kemudahan dalam memahami materi; g.Siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam berdiskusi.
(34)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2. Kelemahan pada metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) a. Pekerjaan administrasi guru lebih banyak;
b.Waktu KBM sedikit banyak akan terkurangi, karena untuk menyusun tempat duduk kelompok;
c. Lancar tidaknya pelaksanaan akan sangat tergantung dari kemampuan awal siswa;
d.Apabila ada siswa yang tidak cocok dengan anggota kelompoknya, maka siswa kurang bisa bekerjasama dalam menyelesaikan tugas;
e. Ada siswa yang kurang memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam belajar kelompok;
f. Apabila ada siswa yang malas maka usaha kelompok untuk mendapatkan penghargaan akan terhambat.
Kelebihan tersebut dapat terwujud apabila terdapat tanggung jawab individual anggota kelompok. Selain itu diperlukan adanya pengakuan kepada kelompok yang kinerjanya baik sehingga anggota kelompok tersebut dapat melihat bahwa kerjasama untuk saling membantu teman dalam satu kelompok sangat penting. Sedangkan kelemahan yang ada pun dapat diminimalisir dengan peran aktif guru yang senantiasa meningkatkan motivasi siswa yang lemah agar dapat berperan aktif, meningkatkan tanggung jawab siswa untuk belajar bersama, dan membantu siswa yang mengalami kesulitan.
2. Teori Tentang Hasil Belajar
Proses belajar mengajar di kelas dapat digunakan untuk mengetahui keberhasilan atau tidaknya pembelajaran yang dicapai siswa, maka harus dilakukan evaluasi. Evaluasi terhadap penilaian hasil dan proses belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik dalam menguasai kompetensi dasar yang telah ditetapkan dari hasil evaluasi terhadap penilaian tersebut dapat diketahui kompetensi dasar dan materi yang belum diketahui peserta didik.
Gagne dalam Agus Suprijono (2009: 2) menyatakan bahwa “Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui
(35)
commit to user
aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari pertumbuhan seseorang secara alamiah”.
Menurut Slameto (1995: 2) menyatakan “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Cronbach dalam Syaiful Bahri Djamarah (2002: 12) berpendapat “Learning is shown by change in behavior as a result of experience, belajar sebagai aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman”.
Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Stephen B. Klein (1996: 2) bahwa “Learning can be defined as experiental process resulting in a relatively permanent change in behavior that cannot be explained by temporary states, maturation, or innate response tendencies”. Pengertian ini mengandung maksud bahwa belajar sebagai proses berpengalaman yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan tidak bisa dijelaskan dengan keadaan sementara.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas mengenai makna belajar, maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari latihan dan pengalaman yang dilakukan dalam interaksinya dengan lingkungan.
“Hasil adalah sesuatu yang menjadi akibat dari usaha. Bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil menunjukkan sesuatu yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha yaitu belajar” (Yasyin, 1997: 202)
Nana Sudjana (2008: 22-23) menyatakan bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar”. Sedangkan menurut Syaodih (2003: 102) menyatakan bahwa “Hasil belajar (achievement) merupakan realisasi dari kecakapan potensial yang dimiliki seseorang”. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpilkan bahwa hasil belajar adalah kemampian yang dimiliki oleh seseorang dimana kemampuan itu mereka dapatkan setelah melakukan usaha yaitu belajar.
(36)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Gagne dalam Agus Suprijono (2009: 5) mengemukakan “Lima kategori hasil belajar yaitu: informasi verbal, ketrampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap”. Sedangkan menurut Bloom dalam Angkowo dan Kosasi (2007: 53) menyatakan bahwa “Hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik”.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Selama peneliti melakukan pencarian, sampai saat ini peneliti belum menemukan penelitian yang mendekati relevan yang sama seperti skripsi yang peneliti susun. Peneliti hanya bisa menemukan penelitian seperti yang di bawah ini yaitu penelitian mengenai penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berikut akan disajikan beberapa hasil penelitian yang telah peneliti temukan. Hasil penelitian yang telah peneliti temukan adalah seperti di bawah ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sularmi dan Wiwik Wijayanti. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut:
1. Peneliti/Penulis : Sularmi
Judul Penelitian : Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD) terhadap Hasil Belajar Siswa Kompetensi Dasar Menyimpulkan Hakikat Geografi (Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007
Tahun Laporan : 2007
Kesimpulan : Metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah bervariasi guna meningkatkan hasil belajar siswa Kompetensi Dasar Menyimpulkan Hakikat Geografi di Kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007. Mean skor untuk kelompok kontrol 26,7 (mean skor untuk kelompok kontrol mencapai 60,68%). Mean skor kelompok eksperimen 31,46 (mean
(37)
commit to user
skor untuk kelompok eksperimen mencapai 71,36%) 2. Peneliti/Penulis : Wiwik Wijayanti
Judul Penelitian : Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) terhadap Hasil Belajar Biologi ditinjau dari Komunikasi Interpersonal Siswa Tahun Laporan : 2006
Kesimpulan : a. Ada pengaruh secara signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VII semester genap SMP N 12 Surakarta tahun ajaran 2005/2006
b.Ada pengaruh secara signifikan kemampuan komunikasi interpersonal terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VII semester genap SMP N 12 Surakarta tahun ajaran 2005/2006
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan acuan di dalam melaksanakan penelitian dan merupakan jawaban atas perumusan masalah berdasarkan kajian teori. Adapun kerangka berpikir sebagai berikut:
Proses belajar mengajar di kelas sering mengalami masalah yang harus dihadapi dan diselesaikan. Begitu juga dengan pembelajaran PKn yang juga menghadapi permasalahan. Permasalahan tersebut muncul sebelum pembelajaran PKn menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Metode ini sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran PKn. Dimana sebelumnya dalam proses pembelajaran PKn guru sering memberikan pelajaran dalam bentuk ceramah dan tanya jawab sehingga siswa tidak terangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa merasa kurang tertarik dan mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran PKn serta motivasi belajar siswa rendah, sehingga akan mempengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan
(38)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar melalui proses pembelajaran di kelas. Sebagai upaya untuk mengatasi ketidaktertarikan siswa, kesulitan siswa dalam memahami materi pelajaran PKn dan meningkatkan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka diperlukan suatu inovasi dalam pembelajaran PKn yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran menggunakan kelompok-kelompok kecil dimana tiap kelompok beranggotakan 4-5 orang siswa secara heterogen. Gagasan utama dari metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru, dengan meningkatnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran PKn ketika diterapkannya metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) diharapkan mampu mengatasi masalah tersebut sesuai dengan kondisi yang terjadi di kelas VIII A SMP N 1 Nguter sehingga motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran meningkat, tertarik, memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran, dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Untuk mempermudah penelitian ini, maka peneliti membuat skema kerangka berpikir sebagai berikut:
(39)
commit to user
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir Kondisi Awal (Sebelum Tindakan)
Motivasi belajar siswa rendah
Siswa kurang tertarik dan mengalami kesulitan dalam
Metode mengajar guru masih berkisar ceramah dan Tanya
Pembelajaran PKn dengan Metode STAD
Kondisi Akhir (Sesudah Tindakan)
Siswa tertarik dan mudah memahami
Motivasi belajar siswa meningkat Hasil belajar siswa rendah
(40)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
D. Hipotesis Tindakan
Suharsimi Arikunto (2006:71) menyatakan “Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut:
“Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIA pada mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan di SMP N 1 Nguter Tahun Ajaran 2009/2010”.
(41)
commit to user
22 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian 1.Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Nguter kelas VIIIA. Pemilihan lokasi tersebut dikarenakan peneliti menemukan masalah sebagaimana yang telah dijelaskan pada latar belakang permasalahan yaitu hasil belajar rata-rata kelas VIIIA pada mata pelajaran PKn yang rendah, di samping itu karena lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal peneliti, sehingga dapat menghemat biaya, waktu dan tenaga.
2.Waktu Penelitian
Setelah lokasi penelitian ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan waktu penelitian. Penulis memerlukan waktu sekitar 12 bulan yaitu bulan Februari 2010 sampai Januari 2011. Adapun pelaksanaannya setelah mendapat ijin dari pihak yang berwenang.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2009/2010 dimulai pada bulan April 2010. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap sebagai berikut:
Tabel. 1. Jadwal Kegiatan Penelitian N
o Kegiatan
Tahun 2010 2011
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep okt Nov Des Jan
1 Persiapan
2 Penyusunan proposal
3 Pembuatan instrumen
4 Pengumpulan data
5 Analisis data
6 Penyusunan laporan
(42)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru maupun peneliti untuk memperbaiki suatu keadaan atau hasil yang belum sesuai dengan harapan, misalnya dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Jadi disini seorang guru atau peneliti terjun secara langsung ke kelas untuk mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi kemudian mencari dan melaksanakan suatu tindakan untuk mengatasi masalah tersebut dan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Menurut Kasihani Kasbolah (2001:2) yang menyatakan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki mutu pendidikan yang secara menyentuh masalah lapangan, yaitu masalah yang ada di kelas”. Sedangkan menurut Zainal Aqib, Siti Jaiyaroh, Eko Diniati dan Khusnul Khotimah (2008: 3) menyatakan bahwa “ Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu penelitian yang reflektif untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas dengan melakukan tindakan-tindakan praktis untuk memperbaiki proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu pembelajaran
Untuk lebih mengetahui apa yang dimaksud Penelitian Tindakan Kelas kita perlu mengetahui ciri- ciri atau karakteristik dari Penelitian Tindakan Kelas itu sendiri. Dengan mengetahui ciri yang ada pada Penelitian Tindakan Kelas diharapkan pengertian tentang jenis penelitian tindakan kelas akan lebih jelas.
Ciri-ciri atau karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (Kasihani Kasbolah, 2001:15 ) yaitu sebagai berikut :
1.Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan oleh guru
2.Penelitian Tindakan Kelas berangkat dari masalah praktik faktual
3.Penelitian Tindakan Kelas adalah tindakan - tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan
(43)
commit to user
Adapun langkah dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan melalui empat tahap, yakni (1) perencanaan tindakan (planning), (2) pelaksanaan tindakan ( acting), (3) observasi (observing) dan (4) refleksi (reflecting). Untuk lebih jelasnya rangkaian dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2. Alur Penelitian Tindakan kelas
(Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi Suparlan, 2007:16 )
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa SMP N 1 Nguter dan guru PKn. Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A. Siswa tersebut berjumlah 33 orang yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan (lihat lampiran 1). Sementara itu guru PKn yang dijadikan subjek penelitian ini adalah Dra. Suparni.
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
?
SIKLUS I
(44)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
D. Data dan Sumber Data 1. Data
Ada dua macam data yang dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas, yaitu data primer dan data sekunder.
Menurut Basrowi dan Suwandi (2008:125) menyatakan bahwa :
Data primer yang dihasilkan dalam Penelitian Tindakan Kelas antara lain berupa data (1) hasil wawancara dengan guru, siswa, kepala sekolah, orang tua; (2) nilai prestasi belajar siswa sesudah dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Data sekunder dalam Penelitian Tindakan Kelas dapat berupa arsip nilai sebelum PTK dilaksanakan (dokumen hasil belajar siswa), data pribadi siswa dalam buku induk sekolah, foto –foto, laporan pengamatan, dan hasil wawancara dengan subjek yang tidak secara langsung berhubungan dengan siswa dalam PBM.
Berdasarkan pemahaman terhadap uraian di atas, maka yang menjadi data dalam penelitian ini adalah data primer berupa hasil wawancara dengan guru serta nilai prestasi belajar siswa sesudah dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, sedangkan untuk data sekundernya berupa arsip nilai sebelum Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan (dokumen hasil belajar siswa), laporan pengamatan serta foto-foto tentang kondisi kelas pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Sumber Data
Sumber data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian. Adapun sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Informan
Informan adalah orang yang memberikan tanggapan apa yang diminta atau yang ditentukan oleh penelitinya. Dalam penelitian ini yang ditunjuk sebagai informan adalah siswa dan guru yang bersangkutan. Adapun beberapa informan yang diperlukan, yaitu:
1) Dra. Suparni selaku guru PKn yang mengajar kelas VIII A di SMP N 1 Nguter.
(45)
commit to user
b. Dokumen
Menurut H.B Sutopo (2002:54) “ Dokumen adalah bahan tertulis atau benda yang bergayut dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu.” Dokumen merupakan salah satu sumber data yang digunakan untuk melengkapi data– data yang diperoleh dari informan dan data-data penelitian lainnya. Dokumen ini terdiri dari rencana pembelajaran, daftar nilai, lembar rangkuman materi dan foto ketika proses belajar mengajar berlangsung.
c. Tempat dan Peristiwa
Tempat atau lokasi penelitian ini adalah SMP N 1 Nguter terutama di kelas VIIIA sebagai kelas yang diterapkan penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam pembelajaran PKn, sedangkan peristiwa yang dimaksud adalah peneliti mengamati penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam proses belajar mengajar di kelas VIIIA.
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam rancangan penelitian ini antara lain:
a. Siklus I 1) Observasi
Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian tindakan. Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksi secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi di dalam kelas (Burns dalam basrowi dan Suwandi, 2008:127). Observasi ini dilakukan pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Nguter untuk mengetahui kinerja siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Terlampir pada lampiran 15 serta terhadap kegiatan guru mengajar di kelas VIIIA dengan penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) terlampir pada lampiran 17.
(46)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2) Wawancara
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dari informan tentang pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, mengenai kesulitan yang dialami oleh guru yang mengampu mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas VIIIA dalam proses pembelajaran, serta faktor penyebabnya (lihat lampiran 2).
3) Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:206) “Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya”. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan sebagai data pelengkap yang terdiri dari rencana pembelajaran, data identitas siswa (lihat lampiran 1), daftar nilai siswa, dan foto ketika proses belajar mengajar berlangsung.
4) Tes
Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah melakukan tindakan pada siklus I.
5) Angket
Peneliti menggunakan angket tertutup sehingga responden tinggal membubuhkan tanda. Untuk masing-masing responden diberikan kesempatan untuk memilih satu alternatif jawaban yang tersedia. Dengan memakai metode skoring terhadap jawaban responden dalam angket maka akan diperoleh data penelitian yang diharapkan. Angket tentang respon siswa terhadap penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam pembelajaran memakai skala 1 sampai dengan 4 dengan pernyataan yang bersifat positif dan negatif. Kriteria penilaian angket dengan cara setiap item angket yang telah disusun, disediakan empat jawaban yang semuanya mengandung kebenaran, akan tetapi kadar kebenarannya berbeda.
(47)
commit to user
Adapun kriteria penilaian untuk angket yang bersifat positif adalah sebagai berikut :
a) Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden mendapat skor 4.
b) Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden mendapat skor 3
c) Apabila responden memilih jawaban Ragu , maka responden mendapat skor 2.
d) Apabila responden memilih jawaban Tidak setuju maka responden mendapat skor 1.
Sedangkan untuk pernyataan yang bersifat negative, maka kriterianya adalah sebagai berikut:
a) Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden mendapat skor 1.
b) Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden mendapat skor 2.
c) Apabila responden memilih jawab Ragu , maka responden mendapat skor 3.
d) Apabila responden memilih jawaban Tidak Setuju maka responden mendapat skor 4.
Angket dalam penelitian ini diterapkan pada siswa kelas VIII A dengan jumlah siswa 33 siswa. Angket disusun untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam mata pelajaran PKn (lihat lampiran 19). Metode angket ini digunakan untuk mengumpulkan tanggapan siswa tentang ketertarikan siswa pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD).
(48)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
b. Siklus II 1) Observasi
Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian tindakan. Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksi secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi di dalam kelas (Burns dalam basrowi dan Suwandi, 2008:127). Observasi ini dilakukan pada siswa kelas VIIA SMP N 1 Nguter untuk mengetahui kinerja siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Terlampir pada lampiran 28 serta terhadap kegiatan guru mengajar di kelas VIIIA dengan penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) terlampir pada lampiran 30.
2) Wawancara
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dari informan tentang pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas dengan penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD), mengenai kesulitan yang dialami oleh guru PKn dalam proses pembelajaran, serta faktor penyebabnya (lihat lampiran 2).
3) Dokumentasi
Pada penelitian ini, metode dokumentasi digunakan sebagai data pelengkap yang terdiri dari rencana pembelajaran, data identitas siswa (lihat lampiran 1), daftar nilai siswa dan foto ketika proses belajar mengajar berlangsung.
4) Tes
Tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII A setelah melakukan tindakan pada siklus II.
5) Angket
Peneliti menggunakan angket tertutup sehingga responden tinggal membubuhkan tanda. Untuk masing-masing responden diberikan kesempatan untuk memilih satu alternatif jawaban yang tersedia. Dengan memakai metode skoring terhadap jawaban responden dalam angket maka
(49)
commit to user
akan diperoleh data penelitian yang diharapkan. Angket tentang respon siswa terhadap penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam pembelajaran memakai skala 1 sampai dengan 4 dengan pernyataan yang bersifat positif dan negatif. Kriteria penilaian angket dengan cara setiap item angket yang telah disusun, disediakan empat jawaban yang semuanya mengandung kebenaran, akan tetapi kadar kebenarannya berbeda.
Adapun kriteria penilaian untuk angket yang bersifat positif adalah sebagai berikut :
a) Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden mendapat skor 4.
b) Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden mendapat skor 3
c) Apabila responden memilih jawaban Ragu , maka responden mendapat skor 2.
d) Apabila responden memilih jawaban Tidak setuju maka responden mendapat skor 1.
Sedangkan untuk pernyataan yang bersifat negative, maka kriterianya adalah sebagai berikut:
a) Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden mendapat skor 1.
b) Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden mendapat skor 2.
c) Apabila responden memilih jawab Ragu , maka responden mendapat skor 3.
d) Apabila responden memilih jawaban Tidak Setuju maka responden mendapat skor 4.
Angket dalam penelitian ini diterapkan pada siswa kelas VIII A dengan jumlah siswa 33 siswa. Angket disusun untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam mata pelajaran PKn (lihat lampiran 31). Metode angket ini
(50)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
digunakan untuk mengumpulkan tanggapan siswa tentang ketertarikan siswa pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD).
2. Alat Pengumpulan Data
Menurut Susilo dan Kisyani dalam bukunya Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 67) “Alat yang diperlukan dalam pengumpulan data Penelitian Tindakan Kelas dapat dipahami dari 2 sisi, yaitu sisi proses dan sisi hal yang diamati”. Maka alat yang dapat di gunakan untuk mengumpulkan data seperti yang telah di uraikan diatas yaitu sebagai berikut: a. Siklus I
1) Dari Sisi Proses a) Alat untuk Input
Alat untuk input dapat dikembangkan dari hal- hal yang menjadi akar masalah beserta pendukungnya, maka alat yang digunakan adalah : (1) Dokumen berupa hasil tes awal (lihat lampiran 7).
(2) Daftar pertanyaan atau pedoman wawancara yang bersifat terbuka dan tidak terpancang mengenai pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, berbagai informasi mengenai kesulitan yang dialami oleh guru dalam pembelajaran,serta faktor penyebabnya(lihat lampiran2). b) Alat Untuk Proses
Alat yang digunakan pada saat proses berlangsung berkaitan erat dengan tindakan yang dipilih untuk dilakukan, maka alat yang digunakan adalah :
(1) Observasi alatnya yaitu dengan cek list atau lembar observasi tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada kompetensi dasar Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia (lihat lampiran 15).
(2) Foto yang digunakan untuk menunjukkan adanya situasi dalam proses belajar mengajar berlangsung pada siklus I(lihat lampiran40).
(51)
commit to user
c) Alat Untuk Output
Alat untuk output berkaitan erat dengan evaluasi pencapaian hasil berdasarkan kriteria yang telah diterapkan, maka alat yang digunakan adalah Tes, alatnya adalah sebuah tes tertulis yakni tes pilihan ganda setelah dilakukan tindakan (lihat lampiran 12).
2) Dari Sisi Hal yang Diamati
Selain dari sisi proses, alat juga dapat pula dipahami dari sisi hal yang diamati. Dari sisi yang diamati dapat dikelompokkan dalam 3 yaitu
a) Pengamatan Terhadap Guru
“Pengamatan merupakan alat yang terbukti efektif untuk mempelajari tentang metode dan strategi yang diimplementasikan di kelas”. (Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 68). Maka alat yang digunakan adalah cek list tentang pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada kompetensi dasar Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia(lihat lampiran17).
b) Pengamatan Terhadap Kelas
Pengamatan yang dilakukan untuk mengamati peristiwa yang terjadi di kelas. Alat yang digunakan adalah foto tentang lingkungan fisik kelas, tata letaknya.
c) Pengamatan Terhadap Peserta Didik
Pengamatan terhadap peserta didik ini adalah mengamati tentang perilaku peserta didik alatnya adalah lembar observasi atau cek list tentang keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran, interaksi, ketrampilan bertanya dan kegiatan kelompok (lihat lampiran 15).
(1)
commit to user
sangat antusias terhadap penerapan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD). Adapun pengolahan hasil angket respon siswa siklus II dapat dilihat pada lampiran 34.
d. Temuan Penelitian Siklus II 1) Bagi Guru
a)Guru sudah dapat mengontrol diri dalam penyampaian materi pelajaran sehingga guru dalam menyampaikan materi tidak terlalu cepat dan memberikan penekanan pada materi pelajaran.
b)Guru sudah dapat meningkatkan perhatiannya kepada setiap kelompok sehingga kegiatan diskusi kelompok dapat berjalan dengan lancar. Siswa terlihat lebih aktif dalam diskusi yang berlangsung dibandingkan dengan keadaan diskusi pada siklus I.
2) Bagi Siswa
a) Siswa mulai memperhatikan penjelasan guru dengan cukup baik setelah penggunaan media bagan pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode Student Teams-Achievement Division (STAD). b) Siswa mulai terbiasa untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti
kegiatan kelompok sehingga tidak lagi memakan waktu.
c) Pada evaluasi siklus II siswa terlihat lebih tenang karena guru lebih meningkatkan pengawasannya terhadap jalannya evaluasi.
d) Target ketuntasan kelas sebesar 85% dapat tercapai, sehingga Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berakhir pada siklus II, karena indikator kerja yang meliputi hasil belajar telah memenuhi target yang ditetapkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 18. Ketercapaian Indikator Kerja
Indikator Kinerja
Target Siklus I
Siklus II
Keterangan
Hasil Belajar
Hasil tes tiap siklus minimal 70 (KKM = 70) dan 85% secara klasikal.
(2)
commit to user
B. Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) pada
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
1. Perencanaan yang Dilakukan Guru untuk Mempersiapkan Metode Pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD).
Perencanaan yang dilakukan untuk mempersiapkan metode Student Teams-Achievement Division (STAD) adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan serangkaian tindakan yang berupa pelaksanaan dari metode Student Teams-Achievement Division (STAD) meliputi tahap penyajian materi, tahap kegiatan kelompok, tahap tes individu/kuis, tahap perhitungan skor perkembangan individu, dan tahap pemberian penghargaan kelompok.
b. Menyusun instrumen penelitian seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk tiap siklus, soal kemampuan awal, soal tes untuk tiap siklus, lembar observasi untuk mengamati keaktifan siswa, kegiatan kelompok dan aktivitas guru mengajar, angket untuk mengetahui respon siswa terhadap metode yang diterapkan, serta daftar wawancara untuk mengetahui informasi dari guru PKn dan siswa.
2. Implikasi Metode Pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) siklus I dan siklus II dengan menggunakan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) khususnya pada kompetensi dasar mendeskripsikan materi sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat terjadi peningkatan hasil belajar PKn. Peningkatan ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
(3)
commit to user Tabel 19. Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa
Ketuntasan Hasil Belajar
Kriteria Jumlah Siswa Persentase
Tes Awal Siklus I Siklus II Tes Awal Siklus I Siklus II Tuntas Belum Tuntas 6 27 18 15 29 4 18% 82% 55% 45% 88% 12% Sumber: Data primer peningkatan ketuntasan belajar siswa
Peningkatan ketuntasan belajar siswa tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:
6 18% 18 55% 29 88% 0 5 10 15 20 25 30
Tes Awal Siklus I Siklus II
Jumlah Siswa
Presentase Ketuntasan (%)
Gambar 10. Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I, dan siklus II
3. Hambatan atau Kendala yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD)
a. Metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) belum pernah diterapkan sebelumnya sehingga siswa masih terlihat bingung dengan penerapan metode pembelajaran ini.
b. Masih ada siswa yang terlihat tidak nyaman ketika berada dalam satu kelompok dengan temannya.
c. Ketika diskusi kelas berlangsung masih ada siswa yang melakukan kegiatan lain dan enggan berdiskusi.
(4)
commit to user
4. Upaya untuk Mengatasi Hambatan atau Kendala yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD)
a. Guru selalu menyampaikan informasi dan selalu mengingatkan siswa mengenai langkah-langkah atau tahap-tahap yang dilakukan pada proses pembelajaran dengan menggunaka metode Student Teams-Achievement Division (STAD)
b. Guru menjelaskan dan memberi pengarahan kepada siswa agar bersedia bekerja bersama dengan kelompok yang telah ditetapkan.
c. Ketika tahap diskusi berlangsung guru dan pengamat bersama-sama mengawasi jalannya diskusi agar siswa tidak melakukan kegiatan lain selain berdiskusi.
(5)
commit to user
82 BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) pada siswa kelas VIIIA SMPN 1 Nguter tahun ajaran 2009-2010, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas VIIIA SMPN 1 Nguter pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat. Hal ini dapat ditunjukkan pada peningkatan hasil belajar siswa dari sebelum dilaksanakan tindakan, siklus I, dan siklus II. Sebelum pelaksanaan tindakan, ketuntasan hasil belajar siswa yaitu sebanyak 6 siswa tuntas dengan persentase sebesar 12% dan rata-rata kelas sebesar 58,93. Siklus I ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 18 siswa dengan persentase sebesar 55% rata-rata kelas meningkat menjadi 70,75. Siklus II meningkat lagi menjadi 29 siswa dengan persentase sebesar 88% rata-rata kelas meningkat lagi menjadi 80,30. Angka ini melebihi target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 85%, sehingga dapat disimpulkan bahwa target ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 85% telah tercapai pada siklus II.
B. Implikasi
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas dapat dikemukakan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa sangat terkait dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Dalam hal ini maka, metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) dapat digunakan sebagai alternatif dalam proses pembelajaran PKn untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
(6)
commit to user C. Saran
1. Guru
Hendaknya guru dapat menerapkan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Siswa
Hendaknya siswa dapat memberikan respon yang baik terhadap guru dalam penerapan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD), sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn khususnya.
3. Peneliti
Hendaknya peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis terlebih dahulu menganalisis metode untuk disesuaikan dengan penerapannya, terutama dalam hal alokasi waktu, fasilitas pendukung, media pembelajaran, dan karakteristik siswa yang ada pada sekolah tempat penelitian tersebut dilakukan.