commit to user
1
i
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah  Menengah  Pertama    Negeri  1  Nguter  merupakan  salah  satu instansi  pendidikan  yang  berusaha  untuk  meningkatkan  mutu  dan  kualitas
pendidikan  yang  baik  sehingga  mampu    menghasilkan  lulusan-lulusan  yang bermutu  pula.  SMP  N  1  Nguter  merupakan  sekolah  negeri  yang  berada  di
Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. SMP N 1 Nguter terdiri dari 21 kelas, meliputi kelas VII A, B, C, D, E, F, G, kelas VIII A, B, C, D, E, F, G, dan kelas
IX A, B, C, D, E, F, G. Keadaan sekolah yang terletak strategis didekat jalan raya dan berada didekat jalan perlintasan kereta api menyebabkan kondisi belajar siswa
sedikit  terganggu.  Hal  ini  disebabkan  karena  adanya  aktivitas  jalan  raya  yang sangat  padat  dan  bising  ditambah  dengan  suara  dan  getaran  yang  ditimbulkan
akibat kereta api yang melintas didekat bangunan sekolah, sehingga proses belajar mengajar sedikit mengalami gangguan.
Gangguan  dalam  proses  belajar  mengajar  yang  berlangsung  akan berpengaruh  terhadap  hasil  belajar.  Jika  keadaan  dalam  proses  belajar  mengajar
tidak  berlangsung  secara  lancar  dan  terdapat  gangguan,  maka  penyampaian pelajaran  dari  guru  kurang  begitu  diserap  oleh  siswa  sehingga  berpengaruh
terhadap  hasil  belajar  yang  dicapai  oleh  siswa.  Sebaliknya,  jika  proses  belajar mengajar terjadi secara lancar tanpa adanya suatu gangguan, maka pelajaran yang
akan  disampaikan  oleh  guru  akan  dapat  diterima  dengan  baik  oleh  siswa  dan siswa akan mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Hasil belajar siswa yang rendah khususnya dalam hal ini adalah pada mata pelajaran  Pendidikan  Kewarganegaraan  PKn,  juga  terjadi  di  SMP  N  1  Nguter.
Peneliti menfokuskan perhatian pada kelas VIII yang terdiri dari tujuh kelas yaitu kelas VIII A, B, C, D, E, F, G. Permasalahan yang akan diteliti, peneliti temukan
di  kelas  VIIIA.  Hal  ini  dapat  di  lihat  berdasarkan  nilai  rata-rata  Pendidikan Kewarganegaraan  hasil  ujian  akhir  semester  1  kelas  VIII  A  SMP  N  1  Nguter
commit to user 2
tahun pelajaran 20092010, yaitu: 64,84, sedangkan nilai rata-rata hasil ujian akhir semester  1  kelas  VIII  B  adalah  70,69;  kelas  VIII  C  adalah  72,29;  kelas  VIII  D
adalah 70,03; kelas VIII E adalah 69,54; kelas VIII F adalah 72,42; kelas VIII G adalah  69,54.  Berdasarkan  data  nilai  diatas  dapat  dilihat  bahwa  kelas  VIIIA
memiliki  nilai  rata-rata  terendah  dari  nilai  rata-rata  dikelas  lainnya  yaitu  64,84 padahal batas ketuntasan minimalnya adalah 70. Berdasarkan data tersebut siswa
yang  mampu  mencapai  nil ai  ≥  70  hanya  21  ,  sedangkan  sisanya  memperoleh
nilai  di  bawah  batas  ketuntasan  minimal  tersebut.  Data  ini  peneliti  dapatkan berdasarkan daftar nilai kelas VIII  yang diperoleh setelah melakukan wawancara
dengan guru PKn kelas VIII yaitu Dra. Suparni di SMP N 1 Nguter. Penelitian ini dilakukan  oleh  peneliti  pada  semester  II  sebelum  kenaikkan  kelas  semester  II
tahun ajaran 20092010. Berdasarkan  hasil  wawancara  dengan  guru  PKn  kelas  VIII  di  SMP  N  1
Nguter yaitu Dra. Suparni dan setelah melakukan observasi yang peneliti lakukan tanggal  1,  8  dan  15  April  2010  di  kelas  VIIIA  pada  saat  pembelajaran  PKn
berlangsung,  rendahnya  hasil  belajar  siswa  dikelas  VIIIA  SMP  N  1  Nguter disebabkan  oleh  sumber  belajar  siswa  masih  kurang  karena  siswa  belajar  hanya
menggunakan  lembar  kegiatan  siswa  LKS,  tidak  ada  buku  pegangan  yang  lain seperti  buku  paket,  selama  ini  siswa  dalam  proses  pembelajaran  dengan
menggunakan  LKS  dan  informasi  yang  diberikan  oleh  guru  selain  itu  siswa kurang  semangat  mengikuti  pelajaran  PKn  di  mana  ada  siswa  yang  mengantuk
ketika guru menyampaikan informasi, dan metode mengajar yang dilakukan guru ketika  menyampaikan  materi  masih  berkisar  ceramah  dan  tanya  jawab.  Padahal
dengan  semakin  berkembangnya  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  semakin berkembang  pula  variasi-variasi  mengajar  guru  yang  sesuai  dengan  kondisi
belajar  siswa  akan  tetapi  guru  lebih  sering  menggunakan  metode  ceramah  dan Tanya jawab. Sedangkan alokasi waktu  pada mata pelajaran PKn di  kelas VIIIA
selama 3x 40 menit yaitu pada jam ketiga, keempat dan kedelapan. Apabila dalam proses  pembelajaran  hanya  menggunakan  metode  ceramah  dan  Tanya  jawab
siswa  merasa  bosan,  jenuh  dan  kurang  tertarik  mengikuti  proses  pembelajaran seperti  perilaku siswa ketika peneliti melakukan observasi di kelas VIIIA di mana
commit to user 3
ketika  guru  menyampaikan  pelajaran  PKn  siswa  berbicara  dengan  teman sebangkunya, melamun, tidak mencatat penjelasan guru kalau tidak disuruh untuk
mencatat,  mengetuk  meja  ketika  guru  menerangkan,  mencoret-coret  buku. Apabila siswa dalam proses pembelajaran merasa bosan, jenuh dan tidak tertarik
mengikuti  pelajaran  PKn  akan  mengalami  kesulitan  dalam  memahami  dan menguasai  materi  pembelajaran  PKn.  Sebagaimana  diketahui  Pendidikan
Kewarganegaraan  merupakan  mata  pelajaran  yang  bersifat  teoritis  dan  praktis untuk  itu  diperlukan  pemahaman  yang  lebih  untuk  mempelajari  materi  pelajaran
PKn  sehingga  dapat  diterapkan  dalam  kehidupan  bermasyarakat,  berbangsa  dan bernegara,  selain  itu  mata  pelajaran  Pendidikan  Kewarganegaraan  merupakan
mata  pelajaran  yang  penting  dan  diwajibkan  untuk  kurikulum  di  jenjang pendidikan dasar, menengah, dan mata kuliah wajib untuk kurikulum pendidikan
perguruan  tinggi  sebagaimana  yang  tertuang  dalam  UU  No.  20  tahun  2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 37. Pendidikan Kewarganegaraan
juga  dapat  membentuk  warganegara  yang  memahami  dan  mampu  melaksanakan hak  dan  kewajibannya  untuk  menjadi  Warga  Negara  Indonesia  yang  cerdas,
terampil  dan  berkarakter  yang  diamanatkan  oleh  Pancasila  dan  UUD  1945.  Hal tersebut  dapat  dikatakan  betapa  pentingnya  Pendidikan  Kewarganegaraan  bagi
siswa. Perilaku  yang  dilakukan  siswa  seperti  berbicara  dengan  teman
sebangkunya  ketika  guru  mengajar,  melamun,  tidak  mencatat  penjelasan  guru kalau  tidak  disuruh  untuk  mencatat,  mengetuk  meja  ketika  guru  menerangkan,
mencoret-coret  buku,  menunjukkan  bahwa  motivasi  siswa  untuk  mengikuti pelajaran PKn rendah. Rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran akan
mempengaruhi  pencapaian  hasil  belajar  siswa  yang  rendah  karena  tinggi rendahnya  motivasi  selalu  dijadikan  indikator  baik  buruknya  prestasi  belajar
siswa, Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 121. Untuk  itu  diperlukan  adanya  suatu  upaya  untuk  memperbaiki  proses
pembelajaran  PKn  serta  untuk  meningkatkan  kualitas  hasil  belajar  siswa,    yakni dengan  menggunakan  metode  pembelajaran  yang  bisa  memenuhi  kebutuhan
belajar  siswa,  dan  membuat  siswa  berperan  aktif  dalam  proses  pembelajaran.
commit to user 4
Pemilihan  metode  pembelajaran  tersebut  diharapkan  dapat  menciptakan  suasana belajar  yang  kondusif,  menyenangkan  dan  menarik  perhatian  siswa  sehingga
motivasi  siswa  dalam  mempelajari  pelajaran  PKn  meningkat.  Dengan meningkatnya  motivasi  siswa,  maka  hasil  belajar  siswa  juga  dapat  meningkat
karena  motivasi  akan  senantiasa  menentukan  intensitas  usaha  belajar  bagi  para siswa, Sardiman. A. M. 1992 : 84-85.
Pada  penelitian  ini  peneliti  menerapkan  model  pembelajaran  kooperatif tipe  Student  Teams-Achievement  Divisions  STAD  bukan  metode  lainnya
alasannya  karena  metode  Student  Teams-Achievement  Divisions  STAD  sesuai diterapkan pada materi pokok kedaulatan rakyat  dan sistem pemerintahan negara
republik Indonesia dimana pada materi tersebut terdapat banyak teori  yang perlu dipahami oleh siswa apabila dalam penyampaian materi guru hanya menerangkan
dan sesaat bertanya cenderung siswa akan merasa bosan, jenuh dan tidak tertarik ditambah dengan alokasi waktu pelajaran PKn di kelas VIII A yang panjang akan
membuat  siswa  kurang  bersemangat  untuk  mengikuti  pelajaran  PKn.  Untuk  itu diterapkan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions STAD.
Pada metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions STAD siswa tidak hanya belajar dengan guru tetapi bisa belajar dengan siswa lain dalam
satu  kelompok  yang  lebih  memahami  materi  pelajaran  yang  telah  disampaikan oleh  guru  karena  dalam  metode  Student  Teams-Achievement  Divisions  STAD
siswa terbagi kedalam kelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin dan kemampuan akademik siswa dimana dalam satu kelompok terdiri dari 4-5 orang,
yang  25  adalah  siswa  yang  pandai,  50  siswa  yang  memiliki  kemampuan akademik  sedang,  dan  25  siswa  yang  kurang  pandai.  Berdasarkan  pembagian
kelompok  secara  heterogen,  siswa  dapat  menjadi  sumber  belajar  siswa  lainnya, dalam  hal  ini  siswa  yang  pandai  dapat  menjadi  tutor  dengan  tugas  memberi
penjelasan yang belum dimengerti oleh teman satu kelompoknya mengenai materi yang sedang diajarkan dengan begitu siswa dapat lebih mudah memahami materi
pelajaran  yang  sedang  diajarkan.  Selain  itu,  dalam  komponen  atau  langkah- langkah  pembelajaran  dengan    metode  Student  Teams-Achievement  Divisions
STAD dikemas secara lengkap dan runtut, meskipun metode-metode lain selain
commit to user 5
metode Student Teams-Achievement Divisions STAD juga dikemas secara runtut dan  lengkap  akan  tetapi  metode  lain  lebih  menekankan  pada  salah  satu  aspek
pembelajaran  saja  seperti  metode  Tanya  jawab  lebih  menekankan  pada  kegiatan Tanya  jawab,  metode  ceramah  lebih  menekankan  pada  penyampaian  materi,
metode  Team-Game-Tournament  TGT  lebih  menekankan  pada  turnamen  atau games, metode GI Group Investigasi yang lebih menekankan pada aspek diskusi
kelompok.  Untuk  itu  peneliti  memilih  menerapkan  metode  Student  Teams- Achievement  Divisions  STAD  bukan  metode  lainnya  karena  metode  ini  sesuai
dengan  materi  pokok  kedaulatan  rakyat  dan  sistem  pemerintahan  negara Indonesia,  selain  itu  langkah-langkah  atau  komponen  dari  pembelajaran  metode
Student  Teams-Achievement  Divisions  STAD  dikemas  secara  lengkap  dan runtut,  hal  ini  disesuaikan  dengan  keadaan  siswa  kelas  VIIIA  yang  heterogen
dilihat  dari  jenis  kelamin  siswa,  kemampuan  akademik  siswa  kelas  VIIIA,  dan jadwal  mata  pelajaran  PKn  di  kelas  VIIIA  yang  panjang,  dimana  dalam  sehari
jadwal mata pelajaran PKn di kelas VIIIA dilaksanakan selama 3 x 40 menit. Hal ini  tidak  terjadi  di  kelas  lainnya.  Dengan  jadwal  pelajaran  yang  lama  membuat
siswa  merasa  bosan  dan  jenuh  untuk  itu  dengan  menerapkan  metode  Student Teams-Achievement Divisions STAD siswa menjadi lebih semangat dan tertarik
untuk  mengikuti  proses  pembelajaran  PKn  karena  metode  Student  Teams- Achievement  Divisions  STAD  dalam  langkah-langkah  pembelajaran  dikemas
secara  lengkap  dan  runtut  yang  diawali  dengan  penyampaian  materi  oleh  guru kemudian  diskusi  kelompok,  kemudian  diadakan  kuis  untuk  mengetahui
pemahaman  atau  penguasaan  siswa  pada  materi  yang  sudah  diajarkan  guru, setelah  itu  dilakukan  penghitungan  skor  atau  nilai  siswa  yang  dilakukan  guru
bersama  murid.  Melalui  perhitungan  skor  perkembangan  individu,  siswa  dapat mengetahui hasil belajar mereka apakah mengalami kemajuan atau tidak. Apabila
siswa mengetahui hasil yang diperoleh, maka akan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar lebih giat jika hasil tersebut meningkat, dengan grafik hasil belajar
yang semakin meningkat maka harapannya selalu meningkat, J. Gino, dkk, 2000: 117.  Kemudian  diakhir  pelajaran  siswa  atau  kelompok  yang  mendapatkan  nilai
tertinggi  mendapat  sertifikat  penghargaan  yang  diberikan  oleh  guru.  Melalui
commit to user 6
langkah-langkah tersebut diharapkan siswa tidak merasa bosan, jenuh, dan tertarik dalam  mengikuti  proses  pembelajaran  PKn  sampai  jam  pelajaran  PKn  selesai,
sehingga  motivasi  siswa  dalam  mengikuti  pelajaran  PKn  meningkat  dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.
Berdasarkan  latar  belakang  di  atas,  peneliti  merasa  tertarik  untuk mengadakan  penelitian  tindakan  kelas  dengan  judul
“Upaya  Meningkatkan Hasil  Belajar  melalui  Model  Pembelajaran  Kooperatif  Tipe
Student  Teams- Achievement Divisions STAD pada Kompetensi Dasar  Kedaulatan Rakyat
dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia di kelas VIIIA SMP N 1 Nguter Tahun Aj
aran 20092010” B.  Identifikasi Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  masalah  di  atas,  maka  masalah  yang  dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Metode  mengajar  yang  digunakan  guru  masih  berkisar  ceramah  dan tanyajawab.
2. Motivasi siswa dalam proses pembelajaran rendah. 3. Hasil belajar PKn siswa yang rendah.
C.  Pembatasan Masalah