Untuk lantai paling atas,
= 0,1  +
=1
0,9 2.47
Selain lantai paling atas ditentukan
=
−1 =1
0,9 2.48
2.9 Analisis Ragam Spektrum Respons
Perhitungan  respons  dinamik  struktur  gedung  tidak  beraturan  terhadap pembebanan gempa nominal akibat pengaruh gempa rencana, dapat dilakukan dengan
metoda  analisis  ragam  spektrum  respons  dengan  memakai  spektrum  respons  gempa rencana  menurut  Gambar  2.8  yang  nilai  ordinatnya  dikalikan  faktor  koreksi  IR,  di
mana  I  adalah  faktor  keutamaan,  sedangkan  R  adalah  faktor  reduksi  gempa representatif  dari  struktur  gedung  yang  bersangkutan.  Dalam  hal  ini,  jumlah  ragam
vibrasi  yang  ditinjau  dalam  penjumlahan  respons  ragam  menurut  metoda  ini  harus sedemikian rupa, sehingga partisipasi massa dalam menghasilkan respons total harus
mencapai sekurang-kurangnya 90.
2.10 Simpangan Antarlantai
Berdasarkan  SNI  03-1726-2002  Pasal  8,  simpangan  antarlantai  ditentukan berdasarkan 2 kinerja, yaitu kinerja batas layan dan kinerja batas ultimit.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.8 Respons spektrum gempa rencana SNI 03-1726-2002
Universitas Sumatera Utara
a. Kinerja batas layan struktur gedung ditentukan oleh simpangan antartingkat
akibat  pengaruh  gempa  rencana,  yaitu  untuk  membatasi  terjadinya pelelehan  baja  dan  peretakan  beton  yang  berlebihan,  disamping  untuk
mencegah  kerusakan  nonstruktur  dan  ketidaknyamanan  penghuni. Simpangan antar tingkat ini harus dihitung dari simpangan struktur gedung
tersebut  akibat  pengaruh  gempa  nominal  yang  telah  dibagi  faktor  skala. Untuk  memenuhi  persyaratan  kinerja  batas  layan  berdasarkan  SNI  03-
1726-2002, struktur gedung dalam segala hal simpangan antartingkat yang dihitung dari simpangan struktur gedung tidak boleh melampaui dari Pers.
2.49 dan 2.50 di bawah ini. ∆
1
0,03 2.49
∆
1
30 2.50
dimana : Δi = simpangan antartingkat yang telah dibagi faktor skala
R = faktor reduksi gempa struktur gedung berdasarkan Tabel 2.1 hi = tinggi tingkat yang bersangkutan
b. Kinerja  batas  ultimit  struktur  gedung  ditentukan  oleh  simpangan  dan
simpangan antartingkat maksimum struktur gedung akibat pengaruh gempa rencana  dalam  kondisi  gedung  di  ambang  keruntuhan,  yaitu  untuk
membatasi kemungkinan terjadinya keruntuhan struktur gedung yang dapat menimbulkan  korban  jiwa  manusia  dan  untuk  mencegah  benturan
Universitas Sumatera Utara
berbahaya  antargedung  antarbagian  struktur  gedung  yang  dipisah  dengan sela  pemisah  sela  dilatasi.  Simpangan  dan  simpangan  antartingkat  ini
harus dihitung dari simpangan struktur  gedung akibat pembebanan  gempa nominal yang dikalikan dengan suatu faktor pengali
ζ sebagai berikut: 1.
Untuk struktur gedung beraturan ditentukan dengan Pers. 2.51 berikut: ζ = 0,7 R                                            2.51
2. Untuk gedung tidak beraturan ditentukan dengan Pers. 2.52 berikut:
ζ = 0,7
2.52 dimana:
Faktor skala = seperti yang ditetapkan pada pasal 7.2.3 SNI 03-1726-2002. Untuk memenuhi  persyaratan kinerja batas ultimit struktur  gedung, dalam
segala  hal  simpangan  antartingkat  yang  dihitung  dari  simpangan  struktur gedung tidak boleh melebihi Pers. 2.53 di bawah ini.
∆ . ζ ≤  0,02 . h
i
2.53 dimana:
Δ = simpangan antartingkat ζ = faktor pengali berdasarkan Pers. 2.51 atau 2.52
hi = tinggi tingkat yang bersangkutan
Universitas Sumatera Utara
2.11 Analisa Beban Dorong Statik Static Pushover Analysis