BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pemodelan Struktur
Dalam  penelitian  ini  akan  dilakukan  analisa  statik  linier  dan  analisa  statik non-linier  pada  struktur  bangunan  yang  dimodelkan  sebagai  portal  2  dimensi  dan
terdiri dari 5 model yaitu portal terbuka open frame, portal dengan dinding pengisi di  keseluruhan  struktur  fully-infilled  wall  frame,  portal  dengan  dinding  pengisi  di
keseluruhan  struktur  dengan  bukaan  16,  portal  dengan  dinding  pengisi  di keseluruhan  struktur  dengan  bukaan  40,  dan  portal  dengan  dinding  pengisi  di
seluruh  struktur  kecuali  lantai  satu  open  first-story  frame.  Analisa  statik  yang digunakan  adalah  Analisa  Statik  Ekivalen  dan  Analisa  Ragam  Spektrum  Respons,
sedangkan untuk analisa perilaku non liniernya menggunakan Analisa Beban Dorong Statik Static Pushover Analysis.
Semua model struktur terdiri dari 6 lantai dan 3 bentang Gambar 3.1. Tinggi untuk  lantai  pertama  untuk  semua  model  adalah  4  m,  sedangkan  untuk  lantai-lantai
lainnya  3,5  m.  Masing-masing  mempunyai  panjang  bentang  5  m  kecuali  di  bagian tengahnya  3  m.  Perletakan  diasumsikan  jepit.  Struktur  diasumsikan  terletak  di  atas
tanah  sedang  dan  berada  di  zona  gempa  sedang  dan  tinggi.  Peruntukan  bangunan diasumsikan sebagai perhotelan. Untuk preliminary design ditetapkan dimensi balok
40 x 60 cm, kolom 60 x 60 cm, dan tebal plat lantaiatap 12 cm.
Universitas Sumatera Utara
Gambar  3.1    Pemodelan  struktur  a  open  frame  model  1;  b  fully-infilled  wall framemodel  2;  c  fully-infilled  wall  frame  dengan  bukaan  16
model 3; d fully-infilled wall frame dengan bukaan 40 model 4; e open first-story frame model 5
Universitas Sumatera Utara
3.2 Pembebanan
Pada  ketiga  model  struktur  dikerjakan  kombinasi  pembebanan  yang  sama. Beban yang bekerja pada struktur terdiri dari beban gravitasi beban mati dan beban
hidup  dan  beban  gempa.  Beban  gravitasi  didapatkan  berdasarkan  PPIUG  1987, sedangkan beban gempa berdasarkan SNI 03-1726-2002.
3.2.1 Beban Gravitasi
a. Plat lantai
1. Beban mati DL
Beban  mati  balok  terdiri  dari  berat  sendiri  balok  ditambah  dengan  beban  mati plat.  Untuk  berat  sendiri  akan  dikalkulasikan  secara  otomatis  oleh  program.
Beban  mati  plat  berupa  beban  ekivalen  terdiri  dari  berat  sendiri  plat,  berat plafon, penggantung plafon,  finishing, tegel,  dan  dinding bata. Beban  ekivalen
adalah  transformasi  beban  segitiga  dari  beban  plat  menjadi  beban  merata  di balok.
Berat sendiri plat = 0,12 x 2400  = 288 kgm
2
Berat plafon = 0,11
= 11 kgm
2
Berat penggantung = 7
= 7 kgm
2
Spesi 2 cm = 0,02 x 21
= 0,42 kgm
2
Berat keramik = 0,01 x 24
= 0,24 kgm
2
Universitas Sumatera Utara
Pas. Setengah bata = 3,5 x 250
=875 kgm
2
qD = 1181,66 kgm
2
= 2 3 2
Untuk panjang bentang 5 m
= 2 3 2 2,5    =  10 3
= 10 3 1181,66  = 3938,867
Untuk panjang bentang 3 m
= 2 3 2 1,5    =  2
= 2 1181,66  = 2363,320
2. Beban hidup LL
Sesuai PPIUG 1987 beban hidup yang direncanakan untuk plat lantai bangunan adalah 250 kgm
2
. qL = 250 kgm
2
Untuk panjang bentang 5 m
= 2 3 2 2,5    =  10 3
= 10 3 250  = 833,333
Untuk panjang bentang 3 m = 2 3
2 1,5    =  2 = 2
250  = 500 b.
Plat atap
Universitas Sumatera Utara
1. Beban mati DL
Beban  mati  balok  terdiri  dari  berat  sendiri  balok  ditambah  dengan  beban  mati plat.  Untuk  berat  sendiri  akan  dikalkulasikan  secara  otomatis  oleh  program.
Beban  mati  plat  berupa  beban  ekivalen  terdiri  dari  berat  sendiri  plat,  berat plafon,  dan  penggantung  plafon.  Beban  ekivalen  adalah  transformasi  beban
segitiga dari beban plat menjadi beban merata di balok. Berat sendiri plat
= 0,12 x 2400  = 288 kgm
2
Berat plafon = 0,11
= 11 kgm
2
Berat penggantung = 7
= 7 kgm
2
qD = 306 kgm
2
Untuk panjang bentang 5 m
= 2 3 2 2,5    =  10 3
= 10 3 306  = 1020
Untuk panjang bentang 3 m
= 2 3 2 1,5    =  2
= 2 306  = 612
2. Beban hidup LL
Sesuai PPIUG 1987 beban hidup yang direncanakan untuk plat lantai bangunan adalah 100 kgm
2
. qL = 100 kgm
2
Untuk panjang bentang 5 m
Universitas Sumatera Utara
= 2 3 2 2,5    =  10 3
= 10 3 100  = 333,333
Untuk panjang bentang 3 m = 2 3
2 1,5    =  2 = 2
100  = 200
3.2.2 Beban Gempa 3.2.2.1 Analisa Statik Ekivalen
Dalam  analisa  statik  ekivalen  terlebih  dahulu  dicari  berat  total  bangunan.  Di bawah ini disajikan perhitungan berat total bangunan.
a.  Berat total bangunan w
t
1. Berat lantai 6 atap
Beban mati -
Plat = 112320 kg
- Balok  = 114048 kg
- Kolom  = 36288 kg
- Dinding  = 37625 kg
- Plafon  = 19500 kg
w
m
= 319781 kg Beban hidup
Universitas Sumatera Utara
Q
atap
= 100 kgm
2
koefisien reduksi untuk hotel = 0,3 w
h
= 11700 kg
berat total lantai 6 = 319781 + 11700 = 331481 kg
2. Berat lantai 5
Beban mati -
Plat = 112320 kg
- Balok  = 114048 kg
- Kolom  = 72576 kg
- Dinding  = 75250 kg
- Plafon  = 19500 kg
- Spesi
= 8190 kg -
Keramik = 9360 kg w
m
= 411244 kg Beban hidup
Q
atap
= 250 kgm
2
koefisien reduksi untuk hotel = 0,3 w
h
= 29250 kg
berat total lantai 5 = 411244 + 29250= 440494 kg
3. Berat lantai 1
Beban mati -
Plat = 112320 kg
Universitas Sumatera Utara
- Balok  = 114048 kg
- Kolom  = 77760 kg
- Dinding  = 80625 kg
- Plafon  = 19500 kg
- Spesi
= 8190 kg -
Keramik = 9360 kg w
m
= 421803 kg Beban hidup
Q
atap
= 250 kgm
2
koefisien reduksi untuk hotel = 0,3 w
h
= 29250 kg
berat total lantai 1 = 421803 + 29250= 451053 kg
4. Berat lantai 1 = lantai 2 = lantai 3 = lantai 4 = 451053 kg
Maka berat total bangunan = 2544,51 ton b.  Waktu getar bangunan T
Berdasarkan  SNI  03-1726-2002  Pasal  5.6,  pembatasan  maksimum  waktu getar alami fundamental:
T  ζ n; dimana n = jumlah tingkat 6 dan ζ = 0,17 tabel 8 SNI 03-1726- 2002
T  0,17 x 6 T  1,02 detik
c.  Gaya Gempa Untuk Zona 4