Laru Fermentasi Isolasi Khamir dari Nira, Tuak dan Laru Asal Pulau Nias dan Uji Kemampuannya dalam Memproduksi Bioetanol dari Limbah

Ragi dan bakteri merupakan mikroorganisme utama yang mengubah komposisi karbohidrat dalam nira. Kecepatan perubahan oleh mikroorganisme ini sangat tergantung pada konsentrasi kontaminasi awal. Dengan keadaan di lapangan, yaitu penyadapan dengan kondisi terbuka di atas pohon, dapat dikatakan bahwa tingkat kontaminasi cukup tinggi tetapi masih bervariasi pula dari setiap perlakuan penyadapan Pontoh, 2012. Dalam keadaan segar nira berasa manis, berbau khas nira dan tidak berwarna. Nira aren mengandung beberapa zat gizi antara lain karbohidrat, protein, lemak dan mineral. Rasa manis pada nira disebabkan kandungan karbohidratnya mencapai 11,28. Nira yang baru menetes dari tandan bunga mempunyai pH sekitar 7 pH netral, akan tetapi pengaruh keadaan sekitarnya menyebabkan nira aren terkontaminasi dan mengalami fermentasi sehingga rasa manis pada nira aren cepat berubah menjadi asam pH menurun Lempang, 2000.

2.3 Laru

Laru merupakan sebutan untuk kelompok jenis kulit kayu yang ditambahkan pada nira dengan tujuan meningkatkan cita rasa dan kadar alkohol minuman tuak. Ikegami, 1997. Penelitian Erika 2005, menyebutkan bahwa kulit kayu dari tumbuhan meranti Shorea faguetiana Heim dapat digunakan sebagai laru. Penelitian Pasaribu 2007, menemukan bahwa salah satu jenis laru yang berasal dari Kabupaten Tapanuli Tengah diidentifikasi sebagai giam Cotylelobium melanoxylon Pierre. Lebih lanjut disebutkan bahwa jenis ini memiliki komponen kimia kayu berturut-turut adalah sebagai berikut: hemiselulosa 29,26, alphaselulosa 37,35, lignin 22,26 dan pentosan 17,31 . Selanjutnya kadar ekstraktif kayu laru yang larut dalam air dingin 3,19, air panas 9,08, alkohol benzena 1,76, NaOH 1 19,27. Masyarakat Tapanuli Tengah juga menggunakan resak Vatica pauciflora Blume sebagai laru untuk campuran dalam minuman tuak Ikegami, 1997. Masyarakat Pulau Nias menggunakan kulit kayu tumbuhan tertentu sebagai laru. Laru diyakini dapat mengawetkan dan meningkatkan kadar alkohol dari nira yang dikonsumsi sebagai minuman tradisional. Masyarakat di Pulau Nias Universitas Sumatera Utara biasa menggunakan kulit kayu pohon durian, kulit kayu pohon langsat, kulit kayu pohon golikhe dan berbagai macam kulit kayu tumbuhan lain sebagai laru. Menurut masyarakat setempat, kulit kayu dikeringkan di bawah sinar matahari kemudian disimpan di tempat yang kering. Sebelum digunakan laru diremukkan dan dibakar ujungnya untuk memberikan aroma yang khas pada tuak.

2.4 Fermentasi

Fermentasi merupakan proses pemecahan karbohidrat dibawah kondisi anaerobik menghasilkan bentuk yang stabil dari produk-produk fermentasi yaitu senyawa organik yang menjadi penerima elektron terakhir dalam proses ini Volk et al.,

1971. Ketika glukosa difermentasi menjadi etanol akan terjadi reaksi :

Glukosa C 6 H 12 O 6 2 Etanol C 2 H 5 OH + 2CO 2 Proses ini dilakukan oleh khamir dan merupakan proses penting dan bernilai ekonomi tinggi karena berhubungan dengan produksi alkohol yang merupakan unsur penting pembuatan bir, wine, whiskey dan lain sebagainya. Fermentasi yang sama terjadi pada pembuatan roti, tetapi unsur pokok yang penting adalah CO 2 yang dihasilkan sehingga roti dapat mengembang. Ketika khamir memfermentasi glukosa dalam kondisi aerobik, produk akhirnya adalah karbondioksida dan air Glukosa C 6 H 12 O 6 + 6O 2 6CO 2 + 6 H 2 O karena pada reaksi ini keseluruhan karbon dari glukosa diubah menjadi CO 2 , lebih banyak energi yang dilepas Brock and Brock, 1978. Dengan menggunakan khamir, proses fermentasi akan mengubah gula menjadi etanol, karbondioksida dan beberapa produk sampingan. Brazil dan USA merupakan produsen bioetanol terbesar di dunia, kira-kira 62 dari produksi dunia Maris et al., 2006. Berhasil atau tidaknya produksi bioetanol melalui proses fermentasi menggunakan khamir, ditentukan oleh tingkat toleransi khamir terhadap kadar gula dan etanol yang tinggi di lingkungan. Karakteristik seluler ini sangat penting dalam proses fermentasi. Biasanya pada industri etanol, peningkatan konsentrasi gula, akan terjadi pada pada awal proses fermentasi, dan konsentrasi etanol yang tinggi terjadi di akhir dari proses fermentasi Hansel et al., 1998. Universitas Sumatera Utara Ada beberapa karakteristik mikroorganisme yang digunakan untuk fermentasi antara lain mempunyai kemampuan tumbuh dan berkembang biak dengan cepat dalam substrat yang sesuai, dapat menghasilkan enzim dengan cepat untuk mengubah glukosa menjadi alkohol, mempunyai daya fermentasi yang tinggi terhadap glukosa, fruktosa, galaktosa dan maltosa, mempunyai daya tahan dalam lingkungan dengan kadar alkohol yang relatif tinggi, serta tahan terhadap mikroorganisme lain Minier dan Goma, 1982.

2.5 Bioetanol