Sejarah Berdirinya Alpha Omega

BAB 1V DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN DAN INTERPRETASI DATA

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Berdirinya Alpha Omega

Latar belakang berdirinya YKPC GBKP ALPHA OMEGA dimulai dari pergumulan Pdt. Salomo Sitepu, Sth. Alm dimana anak kedua dari pendeta ini yang bernama Ruth Br. Sitepu mengalami keterbelakangan mental. Pada sidang sinode GBKP tahun 1984 di Cububur Jakarta, dia memilih menjadi sekretaris bidang II pembangunan dan pengembangan GBKP periode 1984-1989. Jabatan ini mengharuskan dia tinggal di Kbanajahe, sekitar kantor pusat GBKP. Setelah tinggal menetap di Kabanjahe pergumulan pendeta sangat terasa didalam pengasuhan dan pendidikan Ruth Sitepu. Pergumulan itu sering dibicarakan kepada Moderamen GBKP dan rekan-rekan pendeta. Jalan keluar yang diberikan teman sekerja kepada pendeta ini yakni agar anaknya dibawa ke panti Karya Hepata Laguboti. Panti Karya ini adalah suatu tempat pemeliharaan dan pendidikan bagi orang-orang yang berkebutuhan khusus yang dikelola oleh Diokonia Charitas HKBP. Setelah itu Ruth dibawa ke panti ini, ternyata pada panti ini ada beberapa orang dari Kabupaten Karo. Dari pergumulan tersebut muncul satu pertanyaan apakah GBKP juga tidak memungkinkan membuka pelayanan untuk ABK ini. Dalam GBKP juga ada Tiga Tugas Panggilan Gereja, salah satunya adalah diakonia atau pelayanan. Diakonia adalah suatu bentuk pelayanan nyata dalam Universitas Sumatera Utara memperlihatkan kasih Allah kepada dunia. Oleh karena itu pendeta ini terus membawa pergumulan ini ke sidang-sidang moderamen GBKP. Atas dasar diakonia rekan-rekan sekerja moderamen menyatakan hal itu penting, tetapi masi ada prioritas yang lebih penting sudah menjagi program kerja, lagi pula mungkin penyandang cacat didi Kabupaten Karo tidak begitu banyak. Walaupun ada belum saatnya mendirikan panti penyandang cacat, tetapi Pdt.DR.A.Ginting Suka yang pada saat itu menjadi ketua umum moderamen GBKP mengingatkan pesan sidang raya dewan gereja sedunia tahun 1983 di Vancover Kanada. Pada sidang raya ini secara mendalam telah dibicarakan tentang korban-korban kemanusiaan yang terjadi ditengah-tengah dunia ini. Korban-korban kemanusiaan itu antara lain korban terst nuklir di Kepulauan Pasifik, korban akibat kurang pemeliharaan ibu sewaktu mengandung dan pemeliharaan balita yang mengakibatkan banyak anak- anak yang mengalami kecacatan baik tubuh maupun mental. Keputusan pada waktu itu adalah agar setiap insan manusi diberikan pelayanan yang baik, oleh karena setiap insan adalah anak-anak Tuhan yang diciptakan berdasarkan gambar Allah. Oleh dasar itu dewan gereja seduina menganjurkan agar gerea-gereja menangani masalah-masalah kemanusiaan. Gagasan itu kemudian dibicarakan oleh moderamen GBKP dengan Dewan Pekabaran Injil NHK Belanda yang pada waktu itu diketuai oleh Pastor Yacob Slobb. Gagasan ini benar-benar mendapat sambutan yang baik dari Dewan Pekabaran Injil NHK, mereka menambahkan bahwa pelayanan gereja harus seimbang diantaranya pelayanan pembangunan dan pelayanan pengasihan kharistatis. Jadi jika GBKP telah melihat kemungkinan pelayananan terhadap Universitas Sumatera Utara penyandang cacat, NHK bersedia mencari dana pembangunan rumah baik itu panti perawatan dan pendidikan. Setelah NHK menyatakan kesediannya mendukung pelayanan ini, pada tahun 1987 Pastor Jacob berkunjung ke GBKP, pada pertemuan itu pastor meminta agar rencana ini dibicarakan dengan satu majelis gereja. Setelahmendapat dukungan dana pembangunan rumah ada masalah, yakni siapa yang menangani pendirian Yayasan Penyandang Cacat ini. Akhirya moderamen GBKP melakukan pembicaraan dengan parpem GBKP dalam hal ini Pdt. Borong Tarigan,S.Th dan Pdt.Selamat Barus membangun gedung tersebut lalu Pdt.Salomo Sitepu, S.Th bertugas menjajaki anak-anak cacat di Kabupaten Karo. Dari laporan pendataan penyandang cacat sebagian besar yang dilaporkannya adalah cacat mental dan bisu tuli. Modramen GBKP yang melihat data tersebut memutusakan membuka pelayanan untuk cacat mental dan bisu tuli.Kemudian didirikanlah Yayasan ini dengan Akte Notaris sebagai pendiri Pdt.DR.A.Ginting Suka Ketua Umum Modramen GBKP ketika itu, Pdt.E.P.Ginting,S.Th Sekum GBKP dan Pdt.Salomo Sitepu, S.Th Sekretaris Bidang II Pengembangan GBKP, pada tanggal 21 Juli 1988. Ketika Yayasan ini berdiri ada dua masalah kesulitan yang dihadapi yakni Pengadaan guru dan biaya oprasional. Dewan Pekabaran injil NHK tidak bersedia membantu biaya oprasional kerena sudah ada pernyataan kesanggupan GBKP,kecuali jika ada satu Diakonia Gereja Belanda yang bersedia menjadi mitra kerja Yayasan.Dalam mengatasi masalah ini dibuat strategi kerja yakni Pdt.Salomo Sitepu, S.Th selanjutnya ditugasi untuk mencari guru-guru untuk Sekolah Luar Biasa dan Pdt.DR.A.Ginting Suka, S.Th mencari dukungan dana Universitas Sumatera Utara dari gereja Jerman dan Belanda.Gereja Swiffterbant Belanda ketika di hubungkan oleh Dewan Pekabar dan injl NHK memberikan respon positif dan segera melakukan bazaar. Gereja Jerman yang tergabung dalam VEM agar diminta mencari dan memberi tenaga guru penyandang cacat untuk bekerja di Yayasan ini. Almuth Grothaus anak dari Pdt.Warner grothaus yang pernah melayani di GBKP baru tamat dalam pendidikan anak cacat. Setelah di lakukan pembicaraan tentang kesediaan Almuth dan persetujuan orangtuanya,hal ini diajukan kepada VEM Pdt.Pete Demberger Sekretaris VEM untuk asia sangat mendukung dan menyetujui acara ini. Dalam perkembangan selanjutnnya yayasan ini secara terus menerus mencari dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Jika ada tamu baik dari Belanda maupun Jerman, mereka dibawa berkunjung ke Alpha Omega dan mereka diberitahu tentang kebutuhan kedepan. Kepada VEM Jerman dimohonkan untuk mengirim tenaga volunteer dalam bidang pendidikan, pengasuhan dan keterampilan. Alpha Omega ini mendapat ijin oprasional surat Kanwil DPDIKBUD Prov.SU. No 63 I.05 A 1990 TGL. 14-02-1990. Adapun pengurus Yayasan Kesejahteraan Penyandang Cacat tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut: Pembina : Pt.Ir.Mulia Barus,Msi Pt. Herman Tarigan Benyamin Tarigan,S.pd Pt. Taman Sinukaban Dk. Agustina Sinulingga,SE Universitas Sumatera Utara Ketua : Pdt. Mestika Ginting,S.Th Tata Usaha : Lusiana Ginting Asrama : Pt. R Paulus Purba Pendidikan : Inganta Sembiring Keuangan : Nominta Ginting Gudang : Suruhenta Milala Kesehatan : Nani Tarigan Usaha Pelatihan : Pt. T. Sinukaban

4.1.2 Visi, Misi Yayasan Alpha Omega