Fungsi Laten Pendidikan Non-formal

memperlambat masuknya sang anak ke pasaran kerja, terutama untuk anak ABK. Walaupun usia mereka sudah dewasa namun pemikiran mereka belum, sehingga yayasan ini membantu anak untuk memperpanjang usia remaja mereka. Salah satunya untuk memperlambat usia pernikahan mereka. Bila mereka menikah cepat pasti mereka belum bisa mencari nafkah untuk keluarga mereka dan salah satu jalan keluarnya adalah dengan melalui proses pendidikan di yayasan ini.

4.2.5.2 Fungsi Laten Pendidikan Non-formal

a. Sekolah menyediakan sarana untuk pembangunan. Pembangunan disini dimaksudkan bahwa yayasan ini juga menghasilkan generasi muda yang nantinya diharapkan mampu menjadi orang-orang yang bermanfaat. Melalui menjahit, membatik, merakit pengepel, bermain angklung anak-anak bisa memakai keahliannya tersebut, karena sarana untuk kegiatan itu telah disediakan oleh pihak yayasan. Bahkan ada beberapa alumni yang sampai sekarang masih dibimbing dalam berusaha. b. Pendidikan Alpha Omega sebagai sarana mobilitas sosial ABK. Melalui Pendidikan formal dan non-formal ABK nantinya tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Mereka mempunyai keterampilan yang bisa dipakai dan dipergunakan dan pada akhirnya mereka ditempatkan pada kelas yang berbeda dengan ABK yang tidak mengecap pendidikan. Disisi lain ABK di lembaga ini semakin mampu menunjukan eksistensi dirinya dan keberadaannya semakin diperhitungkan. Seperti yang di utarakan oleh pak Sembiring dibawah ini: “Anak-anak yang di Alpha Omega itu jelas berbedalah sama anak yang tidak dikasi orang tuanya sekolah. Mereka biasanya pasti lebih pintar. La mungkin jagon anak si pediat orang tuana asangken si sekolahken orang tuana egiape kalak ah lit kurangna tidak mungkin lebih pintar anak yang dibiarkan orang tuanya di rumah dari pada anak yang di sekolahkan sekalipun mereka ada kurangnya. Sebab menurutku pendidikan itu jalan orang bisa maju”. Universitas Sumatera Utara Kalimat pak Sembiring tersebut memang benar bahwa pendidikan merupakan jalan seseorang untuk bisa meningkatkan kualitas hidupnya dan menunjukan bahwa ia berkopeten di masyarakat. Hal senada juga diutarakan oleh ketua yayasan dari Alpha Omega “Mereka adalah ciptaan Tuhan yang seharusnya memang di didik dan diperlakukan sama dengan orang normal lainnya, itu menurut pandangan kekristenan. Jika di pandang berdasarkan pandangan manusia mereka memang berbeda dan di yayasan ini mereka di tempa agar melalui keterampilannya mereka dianggap di masyarakat. Kita tidak tau apa yang terjadi kedepannya tapi harapan kita ABK ini bisa menjadi suatu kebanggaan.Mestika Ginting

4.2.6 Asrama Sebagai Sistem Pengasuhan berbasis Pendidikan