24
d. Netralitas, yang artinya informasi akuntansi ditujukan kepada kebutuhan umum dari pengguna, bukannya kebutuhan-kebutuhan
tertentu dari pengguna-pengguna yang spesifik. e. Ketepatan waktu, yang artinya komunikasi informasi secara
lebih awal, untuk menghindari adanya keterlambatan atau penundaan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
f. Komparabilitas daya banding, yang secara tidak langsung berarti perbedaan-perbedaan yang terjadi seharusnya bukan
diakibatkan oleh perbedaan perlakuan akuntansi keuangan yang diterapkan.
g. Kelengkapan, yang artinya adalah telah dilaporkannya seluruh informasi yang secara wajar memenuhi persyaratan dari tujuan
kualitatif yang lain.
2.1.2 Auditing
Arens 2008:4 mendefinisikan auditing sebagai “suatu proses
pengumpulan serta pengevaluasian bahan bukti-bukti atas informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilaksanakan seorang
kompeten dan idependen untuk dapat menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan
”. Boynton 2002:5 mendefinisikan auditing sebagai:
suatu proses yang sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa
ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi- asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta
penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Universitas Sumatera Utara
25
2.1.3 Teori Kepatuhan
Teori kepatuhan dapat mendorong seseorang untuk lebih mematuhi peraturan yang berlaku, sama halnya dengan perusahaan yang berusaha untuk
menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu karena selain merupakan suatu kewajiban perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan tepat
waktu, juga akan sangat bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan. Kepatuhan yang diaplikasikan dalam penyampaian laporan keuangan
memberikan dampak positif dalam pelaporan keuangan yaitu ketepatan waktu pelaoran keuangan sesuai kaedah atau aturan sehingga para pengguna laporan
keuangan dapat memperoleh informasi yang akurat. Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan perusahaan
publik di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan
berkala. Regulasi tersebut sesuai dengan teori kepatuhan compliance theory Baron dan Bryne 2002: 387 bahwa
Obedience is a form of social influence in which one or more persons are ordered to do something, and they do it. It is in a sense, the most
direct form of social influence. Several strategies can help reduce the occurance of destructive obedience. These include reminding
individuals that they share in the responsibility for any harm produced, reminding them that beyond
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK Nomor 1 paragraf 38, suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan
keuangannya paling lama 4 empat bulan setelah tanggal neraca IAI, 2007:1.7. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dituntut
Universitas Sumatera Utara
26
untuk mematuhi peraturan berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam Nomor 36PM2003, tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang diaudit dengan Nomor Peraturan X.K.2, yaitu:
“Laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Badan Pengawas
Pasar Modal Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan disusun
berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang pada pokoknya adalah Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia IAI dan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal yang ditetapkan Badan
Pengawas Pasar Modal Bapepam”.
2.1.4 Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan