23
tahu mereka tidak akan ditangkap
80
. Ketidakdisiplinan ini dapat disebabkan berbagai alasan, seperti belas kasihan atau tenggang rasa terhadap siswa, maupun
keinginan sekolah untuk menyandang reputasi yang baik
81
. Kejujuran pekerja dari pihak percetakan soal dan lembar jawaban UN juga
dinilai kurang, sehingga ditemukan banyak pelanggaran POS UN dalam percetakan
82
. Salah satu contoh kasusnya dalam UN 2010 adalah tindakan pembocoran soal yang dilakukan oleh suatu oknum karyawan percetakan CV
Budi Utomo, dan soal yang bocor inilah yang menjadi asal-muasal kunci jawaban yang beredar di kalangan siswa via SMS
83
.
3.5. Dampak dari Kecurangan dalam Ujian Nasional
3.5.1. Dampak pada Pencapaian Tujuan Ujian Nasional Dampak dari kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional terhadap
pencapaian tujuannya—memperoleh pemetaan yang tepat atas mutu pendidikan di seluruh Indonesia—cukup jelas. Pemetaan yang diperoleh dari UN menjadi tidak
kredibel karena tidak mencerminkan kenyataan sebenarnya, bertentangan dengan pakta integritas yang ditandatangani tiap kepala dinas pendidikan provinsi
84
.
80 Putri, loc. cit. 81 Ibid.
82 Suryadi, loc. cit. 83 Khairul Ikhwan. “Soal UN di Medan Diduga Bocor, Jawaban Beredar Lewat SMS “.
detikNews. 22 Maret 2010. 84 Suryadi, op. cit., hlm. 8.
24
Dengan demikian, peningkatan mutu guru dan fasilitas sekolah yang mutunya kurang baik tidak dapat dilaksanakan dengan semestinya.
3.5.2. Dampak pada Peserta Didik Definisi pendidikan, menurut undang-undang sistem pendidikan nasional:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
85
Oleh karena itu, hasil akhir dari proses pendidikan sehendaknya adalah peserta didik memiliki keterampilan maupun kepribadian yang baik.
Pendidikan yang kurang tepat sasaran juga menciptakan generasi penerus yang diisi lulusan yang hanya “cerdas di atas kertas [ijazah]”
86
, atau bahkan cerdas otak pula, namun tidak berkontribusi banyak karena tidak memiliki
motivasi untuk belajar dan berinovasi
87
. Dikhawatirkan ketika siswa melihat kecurangan akademik sebagai perilaku normatif, kelak mereka akan melihat
perilaku bisnis tidak etis sebagai perilaku yang normatif juga
88
. Dapat dilihat
85 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 86 Usman, loc. cit.
87 Ibid. 88 K. Mangan, “The Impact Of Unethical Reasoning On Different Types Of Academic
Dishonesty: An Exploratory Study”, Journal of College Teaching Learning, Volume 5, No 12, Desember 2008, hlm. 9
25
bahwa pengaruh kecurangan yang dilakukan peserta didik terhadap pribadinya tidak hanya dalam kelas
89
, namun mencakup seluruh aspek kehidupannya.
3.6. Upaya Nyata Minimalisasi Kecurangan dalam Ujian Nasional