Keselamatan dan Kesehatan Kerja

27 Limbah cair juga dihasilkan dari air perendaman log dan air dari aktivitas pemeliharaan mesin yang mengandung pelumas. Limbah cair domestik juga sangat besar, mengingat jumlah tenaga kerja yang sangat banyak. Limbah cair sisa pencucian glue spreader serta buangan dari mesin-mesin seperti hot press dan peralatan lainnya dialirkan melalui saluran drainase menuju bak peresapan dengan ukuran sekitar 2 x 3 m 2 . Apabila ada hujan, maka debit air dari dalam akan menjadi besar dan meluap dari bak peresapan mengalir ke sungai. Pada unit proses rotary, limbah cair perendaman log dan aktivitas lainnya langsung dibuang ke sungai melalui saluran drainase yang ada di pabrik. Tabel 6. Jenis dan dampak pencemaran limbah udara di industri kayu lapis Jenis limbah Sumber limbah Pencemaran Debu kayu Pengampelasan Tanah, udara Formaldehida Pelaburan perekat, pengempaan panas Udara Amoniak Pelaburan perekat, pengempaan panas Udara Gas CL 2 Gas dari pengempaan panas Udara Gas CO 2 , CO, NOx,VOC Cerobong boiler berbahan bakar kayu Udara Jelaga Boiler saat blow up Tanah, udara Uap aseton dan toluen Dempul Udara Uap air dan VOC Pengeringan vinir Udara Kebisingan Mesin produksi Udara Sumber : Nurendah 2006 Tabel 6 menjelaskan bahwa limbah udara secara spesifik dari produksi kayu lapis dapat dihasilkan dari beberapa bahan kimia. Dalam penanganan debu kayu, CV Mekar Abadi menggunakan mesin penghisap debu cyclon yang ditempatkan dibagian pabrik untuk menghisap debu hasil proses produksi. Jumlah mesin cyclon yang terbatas, dua buah, maka bagi pekerja masih dirasa terganggu. Oleh karena itu, CV Mekar Abadi menghimbau pekerja untuk memakai masker. Pada umumnya pabrik kayu lapis menggunakan cyclon untuk menangkap debu kayu, tetapi debu di atas 400 mesh sulit untuk dipisahkan dengan metode ini. Partikel yang berukuran lebih kecil dari 5 mikron dapat mencapai alveoli dan 1 mikron memiliki peluang besar untuk mengendap di paru- paru, sementara pabrik yang telah menginvestasikan alat ini lima kali lebih mahal King and Magid, 1980. Limbah B3 yang terdapat di CV Mekar Abadi yaitu ceceran oli pada mesin glue spreader, sisa cairan pengasahan pisau yang mengandung logam, dan oli bekas pada unit proses rotary. Limbah B3 yang terbuang langsung ke lingkungan akan mengakibatkan pencemaran dan berbahaya bagi kelangsungan ekosistem pada lingkungan tersebut.

4.1.6 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Setiap karyawan memiliki resiko dalam menjalankan aktivitas produksi selama proses produksi berlangsung dalam suatu pabrik. Kecelakaan kerja menjadi resiko yang tidak dapat dihindari apabila seorang karyawan kurang hati-hati. Resiko ini dapat menimbulkan dampak dalam jangka waktu yang pendek sampai jangka waktu yang panjang tergantung dari faktor-faktor yang berhubungan dengan kecelakaan tersebut. Apabila resiko ini diacuhkan oleh perusahaan, maka perusahaan dianggap lalai 28 dengan hak pekerja karena tidak ada pencegahan maupun penanganan kecelakaan kerja. Hal ini akan memperburuk citra perusahaan dan akan menimbulkan dampak sosial. K3 Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan jaminan yang wajib diberikan perusahaan kepada karyawan dalam melakukan hubungan kerja. Sistem K3 ini diimplementasikan dalam Jamsostek Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja dan penyelenggaraannya diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1993. Menurut UU No 3 Tahun 1992, jaminan sosial tenaga kerja merupakan suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia. Sistem K3 yang baik akan mendukung program produksi bersih. Apabila perusahaan memberikan jamsostek maka produktivitas karyawan akan meningkat sehingga proses produksi dapat berjalan dengan baik. Hal ini akan meningkatkan good housekeeping pada semua unit proses sehingga meningkatkan efisiensi produksi serta limbah yang terbuang dapat diminimalisir. Menurut UU No 14 Tahun 1993, jaminan sosial tenaga kerja yang menanggulangi resiko-resiko kerja sekaligus akan menciptakan ketenangan kerja yang pada gilirannya akan membantu meningkatkan produktivitas kerja. CV Mekar Abadi telah memakai jamsostek selama lebih dari satu tahun, namun pada kenyataannya implementasi jamsostek ini masih belum dirasakan oleh karyawan. Hal ini terbukti dari kurangnya perlindungan kerja terhadap karyawan yang melakukan aktivitas produksi pada mesin- mesin yang menghasilkan limbah B3 maupun mesin-mesin yang berbahaya. Karyawan juga belum mengerti dan peduli dengan pentingnya K3. Apabila dibiarkan terus-menerus akan terjadi dampak sosial dan penurunan produktivitas perusahaan. CV Mekar Abadi memberikan masker kain sebagai perlindungan pekerja agar tidak mengganggu saluran pernafasan akibat debu kayu, tetapi sebagian besar pekerja pada setiap unit proses tidak menggunakan masker. Hal ini mengartikan bahwa pekerja belum mengerti tentang K3. Beberapa proses yang membutuhkan K3 yang ketat yaitu proses pengupasan pada mesin rotary, peleburan lem, pengempaan panas, pengampelasan, dan pembakaran pada boiler. Proses pengupasan log pada mesin rotary dan proses pengampelasan pada mesin sander menghasilkan kebisingan sehingga dapat mengurangi kenyamanan pekerja dalam melaksanakan proses produksi. Selain itu, pekerja pada unit-unit tersebut tidak memakai alat perlindungan pendengaran karena tidak tersedianya alat tersebut. Jika hal ini berlangsung secara terus-menerus maka indra pendengaran pekerja akan mengalami penurunan fungsi. Oleh karena itu, diperlukan perlindungan saluran pendengaran bagi pekerja berupa pemberian earplug . Pada proses pelaburan lem terdapat gas yang mengandung formaldehida dan amonia. Dampak formaldehida pada kesehatan manusia dapat bersifat Amiruddin, 2006 : 1. Akut Akut berarti akibat jangka pendek yang terjadi biasanya bila terpapar formaldehida dalam jumlah yang banyak. Tanda dan gejala akut atau jangka pendek yang dapat terjadi adalah iritasi, alergi, sakit kepala, mual, diare, dan muntah. Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian. 2. Kronik Efek kronik terjadi apabila terpapar formaldehida dalam jangka waktu yang lama dan berulang adalah sensitisasi dan kanker. Apabila terpapar terus-menerus dapat mengakibatkan kerusakan hati, ginjal dan jantung, iritasi kemungkinan parah, mata berair, gangguan pada 29 pencernaan, dan sistem syaraf pusat. Efek samping ini terlihat setelah jangka panjang karena terjadi akumulasi formaldehida didalam tubuh. 3. Karsinogenik Penelitian laboratorium menunjukkan bahwa formaldehida merupakan bahan yang memiliki potensi karsinogenik. Paparan formaldehida diikuti peningkatan resiko kanker nasal dan tumor nasal diamati pada tikus yang menghirup formaldehida jangka panjang. Meningkatnya leukimia dan tumor saluran cerna pada tikus yang mengandung formaldehida. Menurut Hopp 1983, amonia merupakan bahan beracun korosif yang bersifat iritan terhadap manusia. Efek amonia terhadap manusia meliputi saluran pernafasan, mata, kulit, dan saluran cerna. Cairan amonia dapat terurai menjadi gas amonia yang merupakan gas beracun. Jika terhirup gas amonia ini akan mengakibatkan iritasi maupun infeksi paru-paru. Para pekerja pada proses peleburan lem memakai pelindung berupa masker kain, celemek, dan sepatu boot. Sebaiknya perusahaan memberikan masker filter udara atau masker corong dan kacamata safety agar meminimalkan resiko terhadap kesehatan pekerja. Pada proses pengempaan panas juga menghasilkan gas formaldehida, amonia dan gas Cl 2. Klorin sangat potensial untuk terjadinya penyakit di kerongkongan dan hidung. Terjadi iritasi tinggi ketika gas tersebut dihirup serta dapat menyebabkan kulit terbakar dan iritasi mata. Jika berpadu dengan udara lembab, asam hidroklorik dan hipoklorus dapat mengakibatkan peradangan jaringan tubuh yang terkena. Akibat-akibat yang kronis untuk jangka panjang dari pengaruh gas klorin, ada kemungkinan menjadi tua sebelum waktunya, menimbulkan masalah dengan cabang tenggorok, kecenderungan munculnya penyakit paru-paru seperti TBC dan emphisema Widyastuti, 2005. Pekerja pada proses pengempaan panas hanya memakai masker kain. Sebaiknya perusahaan juga memberikan masker filter udara dan pelindung mata agar meminimalkan resiko terhadap kesehatan pekerja. Pekerja pada mesin boiler memiliki resiko yang tinggi karena pembakaran yang terjadi pada boiler menghasilkan suhu yang tinggi sehingga kondisi lingkungan sekitar menjadi panas. Selain itu, terkadang percikan api yang besar keluar dari tungku dan sangat dekat dengan pekerja. Pekerja hanya memakai masker kain untuk melindungi saluran pernafasan dari jelaga dan gas CO 2 , CO, NOx, VOC. Dampak keracunan CO sangat berbahaya bagi orang yang telah menderita gangguan pada otot jantung atau sirkulasi darah pariferal yang parah. Kadar CO yang tinggi dapat menyebabkan perubahan tekanan darah, meningkatkan denyut jantung, ritme jantung menjadi abnormal, gagal jantung, dan kerusakan pembuluh darah periferal. Oksida nitrogen seperti NO dan NO 2 berbahaya bagi manusia. Penelitian menunjukkan bahwa NO 2 empat kali lebih beracun daripada NO. Penelitian terhadap hewan percobaan yang diberi NO dengan dosis tinggi memperlihatkan gejala kelumpuhan sistem syaraf dan kekejangan. NO 2 bersifat racun terutama pada paru Widyastuti, 2005. Oleh karena itu, untuk pencegahan sebaiknya perusahaan memberikan baju pelindung panas, masker filter udara atau masker corong, dan kacamata safety. 30

4.2 Strategi Produksi Bersih