18
Log jenis super akan dibuat menjadi vinir, sedangkan log jenis medium dan reject digunakan untuk membuat balken balok kecil yang sudah dikeringkan sebagai bahan baku utama pembuatan
block board. Kriteria bahan baku yang dapat diterima CV Mekar Abadi adalah log harus lurus, bulat, tanpa mata kayu, bukan kayu yang masih muda, dan kayu berumur lima tahun keatas. Bahan baku
kayu albasia di CV Mekar Abadi juga belum bersertifikat dan hanya berupa perijinan. Dokumen yang disertai dalam proses jual beli log albasia dan balok albasia antara lain Surat Keterangan Asal
Usul Kayu SKAU, Faktur Angkutan Kayu Olahan FAKO, dan Daftar Kayu Olahan DKO atas ijin Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonosobo.
Face-back yang digunakan berasal dari kayu meranti dan dibeli dari Surabaya. Face-back berukuran 1.33 x 2.54 m
2
. Meskipun sudah mempunyai mesin rotary 9 feet yang mampu mengupas kayu dengan ketebalan sangat tipis, tetapi industri belum berani memproduksi face-back karena bahan
baku kayu meranti sulit untuk didapat di daerah lokal maupun di pulau Jawa. Hal ini tentu akan meningkatkan biaya produksi.
4.1.4 Teknologi Produksi Kayu Lapis CV Mekar Abadi
Terlepas dari penebangan dan pemilihan kayu yang ditebang dari hutan, digram alir proses produksi kayu lapis dipaparkan pada Gambar 7.
Gambar 7. Diagram alir proses produksi kayu lapis di CV Mekar Abadi Log albasia
Rotary Vinir
Pengeringan 6 hari 120
C
Perekatan lem
Cold press 35 menit
95 kgfcm
2
Hot press 106
C 12 menit
95 kgfcm
2
Sander kalibrasi
Platform plywood
Face and back
Perekatan lem
Cold press 35 menit
95 kgfcm
2
Hot press 106
C 4 menit
95 kgfcm
2
Double sizer
Sander finishing
Plywood
19
Berdasarkan diagram alir diatas, maka dapat dijelaskan teknik dan teknologi yang digunakan pada proses produksi kayu lapis di CV Mekar Abadi sebagai berikut.
1. Bahan baku kayu gelondongan yang sudah dipotong dengan panjang 1.30 m dan diameter 10- 45 cm disortir dibagian logyard seperti yang tampak pada Gambar 8. Penyortiran untuk
menentukan jenis dan kualitas bahan baku kayu.
Gambar 8. Penyortiran log di logyard 2. Kayu gelondongan selanjutnya dibersihkan dan dikupas kulit luarnya secara manual
menggunakan pisau kupas untuk menghilangkan dan membersihkan dari kotoran, batu, dan logam seperti yang tampak pada Gambar 9.
Gambar 9. Pengupasan kulit luar log 3. Kayu gelondongan direndam dalam bak perendaman untuk meningkatkan kadar air sehingga
tidak mudah retak jika dikupas menggunakan rotary. Namun belum ditentukan berapa lama waktu perendaman, sedangkan selama ini waktu perendaman disesuaikan dengan rencana
produksi dan masuknya bahan baku. Proses perendaman dapat dilihat pada Gambar 10.
20
Gambar 10. Perendaman log di unit proses rotary 4. Selanjutnya log albasia dikupas menggunakan rotary 3 feet yang menghasilkan lembaran vinir
dengan ketebalan sesuai rencana produksi. Ukuran vinir diharuskan memiliki panjang 2.5 m dan lebar 1.27 m. Kupasan pertama dibuang sebagai limbah karena ukurannya tidak
mencukupi. Kupasan kedua berupa vinir poly vinir yang terpotong dengan lebar standar yaitu 1.27 m dan panjang yang tidak mencukupi yaitu 16-20 cm. Kupasan kedua biasanya
digunakan untuk membuat short core dan sering disebut sampah yang merupakan bahan baku untuk menambal patching kayu lapis yang berlubang atau sobek. Kupasan ketiga digunakan
sebagai bahan baku long core. Ukurannya memenuhi standar dan tidak rusak atau retak seperti kupasan sebelumnya. Proses tersebut menyisakan log core dengan diameter 10
–11 cm. Kemudian log core dikupas dengan mesin rotary spindeless 3 feet, ketebalannya sesuai dengan
rencana produksi. Proses ini menghasilkan limbah yang besar sehingga menurunkan rendeman produksi kayu lapis. Proses pengupasan log dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Log dikupas dengan mesin rotary menjadi vinir 5. Sebelum proses pengeringan, vinir disusun sebanyak lima pieces, kemudian di-stik, yaitu
disisipkan balok kecil, dan vinir disusun kembali. Stik berguna untuk laju sirkulasi uap panas agar pengeringan merata sehingga meminimalkan waktu pengeringan. Satu palet terdapat 177
vinir. Proses stik dapat dilihat pada Gambar 12.
21
Gambar 12. Vinir di-stik sebelum dimasukkan ke kiln dry 6. Pengeringan menggunakan uap panas, sumber panas berasal dari heating elemen yang dialiri
oleh media pemanas hot water dari boiler. Selanjutnya, uap panas dialirkan ke kiln dry. Kiln dry merupakan ruang pengeringan yang menyirkulasi uap panas dan mempertahankan panas
sehingga dapat mengeringkan vinir pada MC moisture content yang dikehendaki. Lembaran vinir yang terdiri dari long core vinir yang seratnya memanjang atau horizontal dan short
core vinir yang seratnya pendek dan mengarah vertikal selanjutnya dikeringkan dalam kiln dry selama 6-16 hari dengan temperatur 120
C. Proses ini menghasilkan produk vinir kering dengan MC maksimal sebesar 14 yang dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Vinir kering setelah keluar dari kiln dry 7. Selanjutnya dilakukan perbaikan mutu vinir dan face-back serta menggabung vinir yang
terpisah join veneer secara manual. Proses repair dan join vinir dapat dilihat pada Gambar 14.
22
Gambar 14. Proses join vinir 8. Vinir yang telah diperbaiki selanjutnya diangkut ke glue spreader menggunakan forklift. Vinir
yang terdiri dari long core dan short core disusun secara bersilangan sehingga seratnya tegak lurus. Vinir disusun dengan ketebalan dan lapisan yang sesuai dengan rencana produksi. Vinir
ini disebut platform karena belum dilapisi oleh face-back, inilah tahap I proses produksi kayu lapis yaitu tahap pembuatan platform. Selanjutnya vinir diberi perekat urea formaldehida.
Perekat adalah suatu bahan yang dapat menahan dua benda berdasarkan ikatan permukaan. Perekatan bertujuan agar produk kayu lapis kuat dan tahan lama. Proses peleburan lem dapat
dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15. Proses peleburan lem pada vinir 9. Platform kemudian dimasukkan dalam mesin cold press selama 25-35 menit dengan tekanan
95 kgfcm
2
untuk pengempaan dingin. Pengempaan dingin berfungsi untuk meratakan dan merekatkan lem sehingga memudahkan dalam proses hot press. Proses pengempaan dingin
dapat dilihat pada Gambar 16.
23
Gambar 16. Platform melalui proses pengempaan dingin 10.Setelah keluar dari cold press, vinir di-repair ulang dengan cara ditambal patching agar
permukaan tetap rata dan tidak berlubang. Proses repair dan patching vinir dapat dilihat pada Gambar 17. Kemudian platform dimasukkan ke dalam mesin hot press selama 12 menit pada
temperatur 106 C dengan tekanan 95 kgfcm
2
untuk pengempaan panas. Pengempaan panas berfungsi untuk pelengketan dan pengeringan lem dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 17. Proses repair platform
Gambar 18. Platform melalui pengempaan panas
24
11.Platform yang sudah selesai di-press harus melalui proses repair dan pendempulan putty pada bagian permukaaan yang tidak rata, berlubang atau sobek, kemudian dilakukan pengampelasan
sander. Proses pendempulan dan pengampelasan dapat dilihat pada Gambar 19 dan 20.
Gambar 19. Proses pendempulan
Gambar 20. Pengampelasan platform dengan mesin sander 12.Tahap II yaitu proses produksi kayu lapis dimulai dari penyusunan platform dan face-back
sesuai rencana produksi. Kemudian direkatkan dengan lem pada glue spreader. 13.Proses selanjutnya sama dengan proses diatas yaitu dimasukkan ke cold press selama 25
–35 menit dengan tekanan 95 kgfcm
2
, lalu diperbaiki bagian yang berlubang dan sobek pada kayu lapis. Kayu lapis hasil repair dimasukkan ke dalam hot press selama 4 menit pada temperatur
106 C dengan tekanan 95 kgfcm
2.
14.Kayu lapis yang selesai di-press kemudian dipotong sisi panjangnya dan sisi lebarnya sesuai dengan ukuran panjang 2.44 m dan lebar 1.22 m dengan mesin double sizer. Proses double
sizer dapat dilihat pada Gambar 21.
25
Gambar 21. Proses double sizer pada kayu lapis 15.Selanjutnya dilakukan pendempulan putty pada permukaan kayu lapis yang tidak rata dan
berlubang, lalu dilakukan pengampelasan terakhir sander finishing. 16.Proses akhir dari produksi kayu lapis yaitu sortasi yang menentukan kelas kayu lapis sesuai
dengan mutunya. Kemudian dilakukan pengepakan dan dimasukkan ke gudang yang merupakan hasil produksi yang siap dijual.
Mutu produk kayu lapis sesuai dengan standar mutu negara-negara yang dituju, antara lain Cina, Malaysia, Singapura, Taiwan, Korea, dan Timur Tengah. Negara-negara tersebut memiliki
standar mutu yang tidak terlalu ketat dan tidak mewajibkan untuk bersertifikasi. Mutu yang ditetapkan meliputi pengecekan pelekatan, kadar air, jenis, berat jenis, warna, ketebalan lapisan,
ukuran, kelengkungan, karakteristik natural, karakteristik pabrik, inti kayu, dan pengemasan. Produk yang bermutu didukung oleh prosedur kerja dan peran teknologi pendukung yang baik.
CV Mekar Abadi belum memiliki standar operasional prosedur, tetapi perawatan mesin dilakukan secara berkala. Pengecekan mesin dilakukan sebelum melakukan produksi dan setiap minggu
dilakukan perawatan mesin didukung oleh tenaga ahli mekanik. Selain itu, dengan adanya perkembangan teknologi pengolahan kayu yang dapat meningkat mutu produk, CV Mekar Abadi
berusaha untuk mengadakan restrukturasi mesin kayu lapis. Restrukturasi dimulai dengan penambahan rotary 9 feet yang dapat mengkonversi log menjadi face dan back.
4.1.5 Limbah Proses Produksi Kayu Lapis