keturunan raja dulu sudah banyak yang pergi keluar kota seperi Medan, Jakarta, dan Bandung. Keturunan raja Lingga hanya tinggal satu orang
yang telah berusia 80 tahun, dan sekarang ia bertempat tinggal di rumah Raja Sibayak Lingga.
2. Letak Desa Lingga
Jarak desa Lingga dari ibukota kecamatan Simpang Empat lebik kurang 5 km, dari ibukota kabupaten Karo Kabanjahe yaitu lebih kurang
4,5 km. Desa Lingga terletak di dataran rendah dengan dikelilingi oleh desa lain yang merupakan daerah pertanian. Adapun batas-batas wilayah
desa Lingga sebagai berikut : • Sebelah utara berbatasan dengan desa Surbakti.
• Sebelah selatan berbatasan dengan desa Kacaribu. • Sebelah timur berbatasan dengan desa Kaban.
• Sebelah barat berbatasan dengan desa Nang Belawan. Luas keseluruhan desa Lingga adalah 16,24 km² yang terdiri dari
areal pemukiman, ladang, hutan, jalan, dan lain-lain. Jika dibandingkan dengan desa-desa yang ada pada Kecamatan Simpang Empat yang
terdiri dari 40 desa, desa Lingga merupakan desa yang paling luas.
3. Kondisi Lingkungan Alam
Desa Lingga terletak pada ketinggian 1300 m diatas permukaan laut jadi secara umum desa Lingga mempunyai permukaan yang datar,
dimana temperatur udara didesa tersebut 18° C sampai dengan 23° C.
Universitas Sumatera Utara
Namun demikian desa Lingga juga memiliki daerah perbukitan, daerah dataran rendah yang dijadikan sebagai temapat pemukiman dan bercocok
tanam. Keadaan tahan di desa ini bisa dikatakan sangat subur sehingga cocok dijadikan sebagai lahan pertanian , hal ini terlihat dengan adanya
tanaman yang terdapat disana seperti jeruk, cabe, jagung, kentang, kol, dan lain-lain. Luas tanah kering yang ditamanami tanaman seperti jeruk,
cabe, jagung, kentang, kol, dan lain-lain sekitar 1.608 Ha.
4. Pola Pemukiman
Letak perumahan didesa Lingga kurang beraturan dan berlapis- lapis sehingga di Lingga Kuta terlihat padat sementara bila dilihat di
bagian Lingga Baru sudah cukup beraturan yaitu sejajar mengikuti jalan raya, sebagian lagi bertumpuk sehingga jarak antara satu rumah dengan
rumah yang lainnya hanya kira-kira 2 m. Penduduk desa Lingga terdapat 2955 jiwa yang mempunyai 871
KK kepala keluarga yang masing-masing mempunyai tempat tinggal. Kondisi perumahan penduduk ditinjau dari segi bangunan maupun dari
segi kesehatan sudah cukup baik, diantaranya adanya rumah yang permanen, semi permanen, papan dan ada juga tinggal di rumah kayu
hanya tinggal beberapa rumah saja. Sarana air bersih juga sudah didapatkan oleh penduduk desa tersebut, namun air PAM belum masuk
hanya saja sebaian masyarakat setempat membuat sumur bor dan sebagiannya lagi pergi ke Tapin. Tapin ini merupakan sebuah tempat
pemandian umum, yang bebas digunakan oleh masyarakat setempat.
Universitas Sumatera Utara
Ketika rumah adat rumah siwaluh jabu masih banyak berdiri persebaran penduduk desa Lingga tergantung pada marga yang ia bawa misalnya
rumah jahe, dihuni oleh marga Sinulingga, rumah gerga dihuni oleh marga Sinulingga, rumah bangun dihuni oleh marga Bangun, kesain tarigan
dihuni oleh marga Tarigan dan lain-lain. Namun sejak rumah adat banyak yang runtuh dan masyarakat desa Lingga juga sudah membangun rumah
masing-masing, maka persebaran penduduk berdasarkan lingkungan terdiri dari tiga lingkungan yakni, Rumah Lingga di mana perkampungan
awal desa mulai di dirikan dan jumlah penduduknya cukup padat, yang kedua Lingga Baru di mana bangunan rumah mulai sejajar dengan jalan
dan lebih teratur, namun jumlah penduduknya masih lebih padat rumah Lingga, dan yang ketiga yaitu Rumah Darat, yang hanya terdiri dari 50
lima puluh rumah tangga dan terletak di daerah jalan keluar desa. Dulunya daerah pemukiman penduduk ini adalah ladang, namun karena
pemukiman penduduk daerah Rumah Lingga dan daerah Lingga Baru sudah padat maka pemukiman ditambahkan ke daerah Rumah Darat.
Universitas Sumatera Utara
TABEL I KLASIFIKASI BANGUNAN RUMAH DI DESA LINGGA
NO BENTUK RUMAH
JUMLAH 1
SD Negeri 3
2 Gereja
3 3
Mesjid 1
4 Puskesmas BKAI
2 5
Rumah permanen 629
6 Semi permanen
137 7
Rumah kayu 26
jumlah 801
Sumber : Kantor Kecamatan Simpang Empat
Berdasarkan tabel I di atas menunjukkan bahwa segi bentuk perumahan, masyarakat suku Karo di desa Lingga sudah memadai,
bahkan tidak sedikit mereka yang telah memiliki rumah permanen. Selain itu di desa Lingga ini juga masih terdapat beberapa bangunan rumah adat
yang disebut masyarakat Karo Rumah Si Waluh Jabu. Rumah adat ini biasanya dihuni oleh 8 delapan keluarga, namun pada saat ini rumah ini
hanya dihuni beberapa kepala keluarga saja. Dan kebanyakan keluarga yang menghuni rumah adat ini adalah keluarga yang kurang mampu atau
yang berekonomi rendah. Karena bagi keluarga yang tinggal di rumah ini hanya cukup membayar atau menyewa rumah adat ini kepada
margakeluarga yang memiliki rumah adat tersebut sebesar Rp50000-
Universitas Sumatera Utara
Rp75000 saja setahun. Di desa ini juga terdapat sebuah museum tempat penyimpanan barang-barang bersejarah. Bentuk bangunan meseum ini
menyerupai bangunan rumah adat siwaluh jabu. Museum ini dijaga oleh satu keluarga, dan keadaan museum ini sangat mengkhawatirkan dimana
masyarakat desa tersebut kurang memperhatikannya, dan orang-orang yang datang mengunjungi museum ini hanya diminta memasukkan uang
sumbangan sesuka hati ke dalam kotak sumbangan untuk pembangunan museum tersebut, museum ini terletak dipinggir jalan jika kita mau keluar
dari desa Lingga, kendaraan yang digunakan untuk menempuh tempat ini bisa digunakan kendaraan umum seperti Sigantangsira, jika kita
berangkat dari kota Kabanjahe Ke desa Lingga hanya kena biaya ongkos Rp2000. Kendaraan umum Sigantangsira ini sampai ke desa Kurbakti
yang melewati kota Berastagi, jika kita hendak mau ke desa Kurbakti dan kota Berastagi, kita tidak perlu lagi dua kali nyambung, sebelum
kendaraan umum Sigantangsira ini masuk ke desa Lingga, kendaraan umum yang biasa digunakan masyarakat desa Lingga adalah Gaya Baru,
namun kendaraan ini hanya sampai ke kota Kabanjahe saja, tapi sekarang kendaraan Gaya Baru sudah tidak ada lagi karena kendaraan ini
dapat dikatakan kendaraan lama atau tua.
Universitas Sumatera Utara
5. Keadaan Penduduk