Squares
Regresi 1,719
4 0,430
31,392 2,649
0,000 Sisa
0,465 34
0,014 Total
2,184 38
4.6. Pembuktian Hipotesis
Berdasarkan hasil pembuktian hipotesis alternatif bahwa terdapat pengaruh secara langsung antara faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan pada RSUDZA Banda
Aceh melalui indikator transparansi, akuntabilitas keadilan dan partisipasi, hal ini dapat dilihat dari nilai t
hitung
t
tabel
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 sampai 0,015 atau probabilitas jauh dibawah
α=5. Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa semua indikator yang diteliti berpangaruh dalam meningkatkan kinerja karyawan pada RSUDZA
Banda Aceh, dimana transparansi x
1
, akuntabilitas x
2
, keadilan x
3
dan partisipasi x
4
sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada RSUDZA Banda Aceh. Berdasarkan peneliti adanya transparansi yang dilakukan oleh pimpinan pada
RSUDZA Banda Aceh akan mendorong diungkapkannya kondisi yang sebenarnya sehingga setiap pihak yang berkepentingan stakeholders dapat mengukur dan mengantisipasi segala
sesuatu yang menyangkut rumah sakit. Transparansi bisa dimulai dengan penyajian secara terbuka laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu, kriteria yang terbuka tentang seleksi
personil, informasi adanya seleksi, pengungkapan transaksi atau kontrak dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kedudukan istimewa, struktur kepemilikan, sampai kepada
penyajian informasi tentang kemungkinan resiko yang dihadapi organisasi. Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggung-jawaban atau untuk
menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan pimpinan organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau wewenang untuk meminta pertanggungjawaban atau keterangan. Melalui
Universitas Sumatera Utara
penerapan prinsip ini, suatu proses pengambilan keputusan atau kinerja dapat dimonitor, dinilai dan dikritisi. Akuntabilitas juga menunjukkan adanya traceableness yang berarti dapat
ditelusur sampai ke bukti dasarnya serta reasonableness yang berarti dapat diterima secara logis. Setiap karyawan dengan prinsip akuntabilitas, direksi dan dewan pengawas diberikan
wewenang dan tanggung jawab yang jelas, diwajibkan untuk melaporkan pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab yang dimaksud, serta diawasi dan dikendalikan agar tidak
terjadi penyalahgunaan wewenang yang dimilikinya. Fairness merujuk adanya perlakuan yang setara equal terhadap semua pihak yang
berkepentingan stakeholders sesuai dengan kriteria dan proporsi yang seharusnya. Penegakan prinsip fairness ini terutama ditujukan terhadap pemegang saham mayoritas maupun minoritas.
Fairness juga perlu diperluas pada pola hubungan kepada stakeholders lainnya, misalnya pola hubungan dengan karyawan.
Keseimbangan hak pemilik mayoritas dan minoritas harus diperhatikan, sehingga tidak ada kelompok pemilik yang dirugikan. Demikian pula halnya dengan hak-hak karyawan,
kreditur, serta pemasok dan langganan, harus ditetapkan secara jelas dengan melibatkan sebanyak mungkin pihak-pihak yang terkait.
Para anggota manajemen dan karyawan haruslah mendapat perlakuan yang seimbang dan wajar, sesuai dengan kedudukan masing-masing untuk mencapai suatu kinerja yang
optimal. Sekali lagi prinsip fairness dari GCG memegang peranan penting untuk mengkonkretkan keseimbangan tersebut. Berbeda dengan kepentingan pemegang saham,
keseimbangan bagi menajemen dan karyawan yang berupa pemberian upah yang disesuaikan dengan pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing pihak. Dengan demikian,
kesejahteraan mereka dapat lebih terjamin dan implikasinya memungkinkan manajemen
Universitas Sumatera Utara
perusahaan berjalan dengan lebih baik. Sedangkan prinsip partisipasi merupakan keterlibatan yang aktif dari para karyawan, kalau pada suatu instansi tentunya dari setiap pelaku
organisasi dan stakeholders lain dalam menunjang peningkatan nilai organisasi. Dari definisi tersebut kita dapat memahami bahwa Direktur Rumah Sakit disebut sebagai pemegang
kendali instansi. Dengan demikian selain ketiga pihak tersebut dapat kita kategorikan sebagai bukan partisipan utama tetapi sebagai partisipan pendukung. Apa yang dilakukan oleh
partisipan tentunya disebut partisipasi. Partisipasi yang dimaksud adalah pemenuhan tanggung jawab, hak, dan wewenang serta tindakan-tindakan lain yang yang patut diambil
oleh seseorang sesuai jabatannya. Didalam mencapai tujuan organisasi yaitu kinerja yang diharapkan dengan penerapan
konsep good corporate governance. Penerapan GCG dalam rangka mencapai organisasi rumah sakit yang bersih dan berwibawa serta mampu menyediakan pelayanan kepada
masyarakat umum dengan lebih baik lagi dan memuaskan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Transparansi Terhadap Kinerja Karyawan
Transparansi mendorong diungkapkannya kondisi yang sebenarnya sehingga setiap pihak yang berkepentingan stakeholders dapat mengukur dan mengantisipasi segala
sesuatu yang menyangkut rumah sakit. Transparansi bisa dimulai dengan penyajian secara terbuka laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu, kriteria yang terbuka tentang seleksi
personil, informasi adanya seleksi, pengungkapan transaksi atau kontrak kerja dengan pihak- pihak yang memiliki hubungan atau kedudukan istimewa, struktur kepemilikan, sampai
kepada penyajian informasi tentang kemungkinan resiko yang dihadapi organisasi Permana, 2005.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel transparansi terhadap kinerja karyawan pada RSUDZA Banda Aceh dengan nilai
p=0,008 p0,05. Observasi peneliti terhadap prinsip transparansi pada RSUDZA Banda Aceh, sudah dilakukan terutama informasi struktur organisasi tersaji secara jelas dirumah
sakit, adanya daftar kepegawaian yang mudah diketahui oleh para pegawai, adanya daftar inventaris sarana dan prasarana rumah sakit yang disajikan dalam profil rumah sakit serta
adanya kontrak kerja dalam kegiatan proyek tertentu diungkapkan kepada public melalui media informasi misalnya media cetak.
Kinerja karyawan pada RSUDZA Banda Aceh selama ini sudah berjalan dengan cukup baik, hal ini nampak dari adanya karyawan ini selalu datang ketempat kerja tepat
Universitas Sumatera Utara