14
3. Mengusahakan kelancaran distribusi bahan-bahan pokok kebutuhan sehari-hari.
c. Bank Bank berperan khususnya dalam pembayaran pembangunan dan
pemodalan bagi para pedagang. Misalnya pembangunan pasar Inpres dibiayai melalui bank pemerintah, kredit candak kulak bagi para
pedagang kecil disalurkan melalui BRI, dll d. Swasta
Dalam hal ini yang disebut swasta bisa para pedagang itu sendiri atau para pelaksana yang membiayai pembangunan pasar, dengan prinsip
pembangunan fasilitas pasar dibiayai dengan dana dari masyarakat yang akan kembali kepada masayarakat dalam bentuk lain.
Secara umum pasar merupakan suatu kebutuhan masyarakat melalui peranannya sebagai unsur-unsur penunjang yang menggerakkan
kehidupan sehari-hari.
II.1.3 Pusat Perbelanjaan
II.1.3.1 Klasifikasi Pusat Perbelanjaan Pusat perbelanjaan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa sudut
pandang tertentu, antara lain : a. Bentuk pusat perbelanjaan berdasarkan penutup bangunan
1. Pusat perbelanjaan terbuka Adalah pusat perbelanjaan yang terbuka langsung terhadap cahaya
matahari sehingga memberi kesan luas dan cocok untuk udara, tetapi berpengaruh pada kenyamanan terhadap gangguan cuaca dan retail
yang saling terpisah. 2. Pusat perbelanjaan tertutup
Adalah pusat perbelanjaan dengan pelingkup merupakan suatu bangunan lengkap dimana pedagang dan pemiliki toko terlindungi
dalam bangunan yang tertutup dan terkontrol serta dimungkinkan terjadinya interaksi sosial.
3. Pusat perbelanjaan gabungan Merupakan gabungan antara pusat perbelanjaan terbuka dan
tertutup, dimana sebagian terbuka dan lainnya tertutup. Bentuk ini mengantisipasi terhadap pengaruh pengontrolan penghawaan dan
keborosan energi serta mahalnya biaya perawatan.
Universitas Sumatera Utara
15
b. Bentuk pusat perbelanjaan berdasarkan komposisi ukuran dan bentuk 1. Bentuk L
2. Bentuk Segitiga 3. Bentuk Jalur
4. Dumb shell shape 5. Bentuk U
6. Bentuk Cluster 7. Double dumbbed shaped
8. Bentuk T II.1.3.2 Prinsip Pusat Perbelanjaan
Prinsip dasar pusat perbelanjaan terletak pada peran dan pola hubungan antara unit retail dengan pusat perbelanjaan.
a. Design control zone Mencapai komunitas flow melalui efek ping-pong sehingga semua ruang
bernilai strategis, control zone dicapai dengan : 1. Pola pusat perbelanjaan, linear, sederhana, dengan jalur utama
tanpa pembagi agar semua ruang sewa strategis dan orientasi sirkulasi jelas
2. Magnet anchor, unit utama sebagai obyek penarik pengunjung. Kuncinya adalah perancangan key tenant yaitu pemilihan dan
penempatan anchor tenant. Penyewa seperti supermarket, cineplex, restoran, dll, penempatannya harus mampu menjadi magnet bagi
pengunjung. 3. Pembatasan panjang dan lebar, mempertimbangkan kenyamanan
perjalanan kaki dan komunikasi antar tenant 4. Pembatasan tinggi bangunan, sehingga tercapai kenyamanan
horizontal. b. Tenan mix
Pengelompokan magnet dan unit retail berdasarkan jenis materi perdagangan dengan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
persaingan yang mematikan - Design criteria
Desain dari masing-masing unit sewa telah ditentukan sebelumnya kepada para tenant, menyangkut perwujudan fisik seperti ketentuan mengenai
bahan, warna, desain interior, dll yang mengutamakan kesesuaian bukan kesenangan semata.
Universitas Sumatera Utara
16
II.1.3.3 Unsur Pusat Perbelanjaan Pusat perbelanjaan merupakan penggambaran suatu bangunan yang terdiri
dari elemen-elemen a. Anchor magnet
Merupakan transformasi dari nodes dapat pula berfungsi sebagai landmark, perwujudannya berupa plaza dalam pusat perbelanjaan
b. Secondary anchor Merupakan transformasi dari distrik perwujudan berupa toko-toko pengecer,
retail, supermarket, bioskop, dll c. Street mall
Merupakan transformasi path perwujudannya berupa pedestrian yang menghubungkan magnet-magnet
d. Landscaping Merupakan transformasi dari edges sebagai pembatasan pusat pertokoan di
tempat-tempat luar. II.1.3.4 Pelaku dan Kegiatan
Pelaku dan kegiatan pada pusat perbelanjaan secara garis besar terdiri dari : a. Kelompok pengunjung
Yaitu sekelompok orang atau perorangan yang mengunjungi fasilitas ini untuk mencari dan membeli barang kebutuhannya. Kegiatan pengunjung
disini ada yang datang dengan tujuan membeli barang, melihat-lihat, mencari hiburan, berekreasi atau hanya berjalan-jalan.
b. Kelompok pedagang Yaitu sekelompok orang atau perorangan yang melakukan kegiatan menjual
brang kebutuhan atau jasa, sebagai pengecer akhir, yang memanfaatkan ruang toko atau pertokoan dengan sistem sewa kepada pihak pengelola
c. Kelompok Pengelola Yaitu sekelompok orang atau badan yang mengelola dan bertanggung jawab
atas segala kegiatan yang berlangsung dalam pusat perbelanjaan serta mengatur semua jalannya kegiatan tersebut, termasuk administrasi
penyewaan ruang kepada para pedagang atau pemilik usaha, sehingga dapat dicapai suatu kelancaran kegiatan, kenyamanan, kemudahan dan
keamanan
Universitas Sumatera Utara
17
Ada beberapa hal yang harus dibedakan dalam masing-masing pengertian antara pusat perbelanjaan, supermarket, departement store dan unit toko ,
antara lain :
Unit-unit toko
Fungsinya menjual kelompok barang kebutuhan berkala yaitu kebutuhan sekunder dan tersier. Pada umumnya sistem penjualan yang dipakai adalah
personal services. Semua toko harus mempunyai kesempatan yang sama untuk terlewati oleh pengunjung
Departemen Store
Merupakan kelompok pertokoan yang lengkap yang menyediakan kebutuhan sekunder dan tersier dengan satu sistem pengelolaan. Departemen store
adalah merupakan magnet dalam pusat perbelanjaan maka harus diletakkan secara menarik agar dapat menarik minat pengunjung
Supermarket
Fungsinya menjual barang kebutuhan sehari-hari dan keperluan rumah tangga yang terletak dalam sebuah ruang yang luas, dimana sistem
penjualannya dengan self service.
II.2 Lokasi