Cangkang kapsul berisi uji ketahanan terhadap terhadap tekanan

35 Gambar 4.4 Uji kerapuhan cangkang kapsul kosong ukuran No.1 dengan salut Eudragit RS 100 20 Keterangan: a Sebelum uji kerapuhan b Setelah uji kerapuhan

4.3.2 Cangkang kapsul berisi uji ketahanan terhadap terhadap tekanan

Dalam pengujian ini cangkang kapsul yang telah diisi ranitidin HCl ditekan dengan beban seberat 2 kg. Beban seberat 2 kg diibaratkan seperti tekanan yang mungkin terjadi selama proses pengisian kapsul sampai pada tahap pengemasan kapsul. Dalam produksi kapsul dalam skala besar biasanya antara kapsul satu dengan yang lain saling menekan atau menimpa sehingga kapsul tertekan sebelum masing-masing kapsul dimasukkan ke dalam kemasan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kerapuhan kapsul, dimana jika kapsul rapuh akan mengakibatkan isi kapsul dapat keluar Nagata, 2002. Dalam pengujian ini, dilakukan terhadap 6 cangkang kapsul alginat berisi ranitidin HCl ukuran No.0 dan ukuran No.1 yang masing-masing disalut Eudragit RS 100 20. Pengujian pada cangkang kapsul alginat ukuran No.0 dengan salut Eudragit RS 100 20 tidak menunjukkan kerapuhan dari cangkang kapsul. Dalam hal ini cangkang kapsul tidak retak atau pecah. Sedangkan cangkang kapsul alginat ukuran No.1 dengan salut Eudragit RS 100 20 menunjukkan kerapuhan yang tidak berarti dari cangkang kapsul, dimana hanya satu kapsul yang menunjukkan pipih pada lokasi tertentu. Dalam hal ini kapsul tidak retak atau a b 36 pecah. Hasil pengujian kerapuhan cangkang kapsul alginat berisi ranitidin HCl dapat dilihat pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6. Gambar 4.5 Uji kerapuhan cangkang kapsul berisi ukuran No.0 dengan salut Eudragit RS 100 20 Keterangan: a Sebelum uji kerapuhan b Sesudah uji kerapuhan Gambar 4.6 Uji kerapuhan cangkang kapsul berisi ukuran No.1 dengan salut Eudragit RS 100 20 Keterangan: a Sebelum uji kerapuhan b Sesudah uji kerapuhan 4.4 Uji Pelepasan Ranitidin HCl dari Cangkang Kapsul Alginat 4.4.1 Variasi konsentrasi salut Eudragit RS 100 pada cangkang kapsul alginat ukuran No.0 Pada penelitian ini dilakukan uji pelepasan terhadap masing-masing ukuran cangkang kapsul alginat tanpa salut, dengan variasi konsentrasi salut Eudragit RS 100, dan dengan penambahan laktosa. a b a b 37 Profil pelepasan ranitidin HCl dalam medium lambung buatan pH 1,2 untuk cangkang ukuran No.0 tanpa salut dan dengan variasi konsentrasi salut Eudragit RS 100 5, 10, 17,5, dan 20 dapat dilihat pada Gambar 4.7. Gambar 4.7 Grafik pengaruh konsentrasi salut Eudragit RS 100 pada cangkang kapsul ukuran No.0 terhadap pelepasan dari ranitidin HCl dalam medium lambung buatan pH 1,2 pada suhu 37 o C Gambar 4.7 menunjukkan pelepasan ranitidin HCl dari cangkang kapsul ukuran No.0 tanpa salut mencapai 87,60 selama 180 menit, dengan salut Eudragit RS 100 5 mencapai 87,50, 10 mencapai 70,30, 17,5 mencapai 51,38, dan 20 mencapai 13,55. Dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi Eudragit RS 100, maka laju pelepasan ranitidin HCl semakin lambat. Hal ini mungkin disebabkan karena difusi pelarut medium lambung ke dalam cangkang kapsul alginat terhambat karena sifat dari Eudragit RS 100. Eudragit RS 100 merupakan polimer yang bersifat tidak larut dan permeabilitasnya yang rendah. Jadi di pH lambung Eudragit RS 100 tidak larut dan juga tidak 38 mengembang, sehingga cairan lambung sukar untuk berpenetrasi ke dalam kapsul alginat yang menyebabkan laju pelepasan ranitidin HCl semakin lambat. Dari perhitungan AUC, diperoleh AUC 0-360 menit untuk cangkang kapsul alginat No.0 tanpa salut sebesar 26617,35.waktu, salut Eudragit RS 100 5 sebesar 26781,86.waktu, 10 sebesar 22877,95.waktu, 17,5 sebesar 15751,81.waktu dan 20 sebesar 5626,36.waktu. Berdasarkan hasil uji statistik dengan ANOVA Analysis of variance pada tingkat kepercayaan 95 α = 0,05 dan dilanjutkan dengan Tukey HSD test terhadap AUC 0-360 menit dari masing-masing konsentrasi salut Eudragit RS 100 diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara cangkang kapsul alginat No.0 tanpa salut dengan salut Eudragit RS 100 5 tetapi terdapat perbedaan yang signifikan antara salut 10, 17,5 dan 20 dengan cangkang kapsul alginat tanpa salut dan dengan salut 5. Hal ini disebabkan karena Eudragit RS 100 5 menghasilkan salut yang tipis sehingga tidak mempengaruhi laju pelepasan ranitidin HCl dibandingkan konsentrasi salut Eudragit 10, 17,5 dan 20. Pengukuran peningkatan berat kapsul setelah disalut Eudragit RS 100 20 dilakukan terhadap 6 cangkang kapsul alginat ukuran No.0 dan 6 cangkang kapsul alginat ukuran No.1. Dihasilkan peningkatan berat cangkang kapsul alginat ukuran No.0 hingga 3,76 dan cangkang kapsul alginat ukuran No.1 hingga 3,07 setelah disalut Eudragit RS 100 20. Dapat disimpulkan terjadi peningkatan ketebalan cangkang kapsul alginat karena ada peningkatan berat cangkang kapsul setelah disalut. Pada penelitian yang dilakukan oleh Simamora, 2014, cangkang kapsul alginat dapat menunjukkan pelepasan metronidazol secara terus-menerus hingga 12 jam. Dalam penelitian ini, ranitidin HCl seluruhnya terlepas dari sediaan 39 cangkang kapsul alginat hanya dalam kurun waktu 6 jam. Hal ini mungkin disebabkan karena polaritas dan kelarutan obat dalam pelarut air. Ranitidin HCl sangat mudah larut dalam air. Dalam hal ini, satu bagian zat yaitu ranitidin HCl dapat larut dalam kurang dari satu bagian pelarut yaitu air Ditjen POM, 1995, sedangkan metronidazol larut dalam 100 bagian air Moffat et al, 2005, sehingga ranitidin HCl dilepas lebih cepat.

4.4.2 Variasi konsentrasi salut Eudragit RS 100 pada cangkang kapsul