Hipotesis Manfaat Penelitian PENDAHULUAN

yang minimal pd arteri melalui pembuluh kecil di hilir. Normalnya, tekanan darah pada dewasa adalah sistolik 120 mmHg dan diastolik 80 mmHg. 14,15 2.2.1 Tonus Vaskular Tonus ini yang membentuk resistensi arteriol, dimana arteriol merupakan pembuluh resistensi utama karena jari-jarinya yang kecil. Tonus ini bergantung pada: otot polos arteriol yang peka terhadap pengaruh saraf dan hormon dan serat-serat simpatis yang mempersarafi sebagian besar arteriol. 14,15

2.3 Kontrol Simpatis pada Tekanan Darah

Serat saraf simpatis mempersarafi otot polos arteriol di seluruh sirukulasi sistemik kecuali otak. Aktivitas simpatis yang terus menerus akan mempengaruhi tonus vaskular, peningkatan simpatis ini pula yang akan mempengaruhi vasokonstriksi arteriol generalisata dan akan mempengaruhi resistensi perifer total dan menyebabkan perubahan tekanan darah . 14

2.4 Pusat Kontrol Kardiovaskular

Tekanan darah diatur oleh kontrol di medula batang otak yg merupakan pusat regulasi dan integrasi tekanan darah dan beberapa hormon. Hormon yang berperan, hormon medula adrenal seperti norepinefrin, epinefrin, dan katekolamin yang memperkuat saraf simpatis di beberapa organ. 14

2.5 Hipertensi

2.5.1 Definisi Hipertensi Mekanisme kontrol tekanan darah kadang tidak berfungsi dengan benar atau tidak secara sempurna mampu mengkompensasi perubahan yang terjadim sehingga tekanan darah bisa terlalu tinggi atau terlalu rendah. 16 Hipertensi di definisikan sebagai suatu peningkatan tekanan darah yaitu lebih ≥140 mmHg pada tekanan sistolik dan atau ≥90 mmHg pada tekanan diastolik. 16,17,18 Hipertensi juga berhubungan dengan terjadinya mortalitas akibat hipertensi dan meningkatnya peningkatan resiko penyakit jantung serta bermanfaat atau tidak apabila diberi intervensi terapi. 19 2.5.2 Etiologi Hipertensi Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu: 1. Hipertensi primer hipertensi esensial atau idiopatik Sebanyak 85 – 90 kasus hipertensi tidak dietahui penyebabnya atau idiopatik, biasa juga disebut dengan hipertensi primer. Hipertensi esensial kemungkinan disebabkan oleh beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah yang akan menyebabkan meningkatnya tekanan darah. 19,20 Hipertensi primer merupakan suatu kategori umum untuk peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh beragam penyebab yang idiopatik dan bukan entitas tunggal. 17,18 Hipertensi esensial biasanya berkaitan dengan interaksi antara factor genetik dan juga lingkungan. Prevalensi hipertensi esensial pun meningkat melalui faktor kontribusi lain yaitu seiring dengan bertambahnya usia, asupan garam, obesitas, merokok dan juga stres. 17,18 2.Hipertensi sekunder Hanya sebagian kecil hipertensi yang di diagnosis sebagai hipertensi sekunder. Dapat diperkirakan hanya sekitar 6 kejadiannya, persentase ini tidak akurat karena biasanya angka kejadian terhadap hipertensi sekunder bergantung kepada dimana tempat penelitiannya. 21 Hampir secara keseluruhan hipertensi sekunder diperantarai oleh 2 mekanisme, yaitu: gangguan sekresi hormon dan gangguan fungsi ginjal. 21 Contoh hipertensi sekunder adalah: hipertensi ginjal, hipertensi endokrin dan hipertensi neurogenik. 17 2.5.3 Faktor Resiko Hipertensi Faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi adalah: 1.Faktor yang tidak dapat dikontrol, antara lain: - Genetik Sekitar 70-80 penderita hipertensi esensial ditemukan riwayat hipertensi dalam keluarganya. Di dalam keluarga, apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua maka dugaan hipertensi esensial akan menjadi lebih besar. 20 Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita yang kembar monozigot apabila salah satunya menderita hipertensi maka yang lainnya akan menderita hipertensi. Dugaan ini mendukung bahwa faktor genetik mempunyai peran yang kuat dalam terjadinya hipertensi. 21 - Jenis kelamin Hipertensi lebih mudah terjadi pada lelaki daripada perempuan. Hal ini terjadi karena laki-laki memiliki banyak faktor resiko untuk terjadinya hipertensi, seperti stress, kelelahan dan makan tidak terkontrol. Adapun hipertensi pada perempuan peningkatan resiko yang sangat curam setelah terjadi setelah masa menopause. 22 - Umur Semakin bertambahnya usia, semakin besar pula resiko untuk menderita tekanan darah tinggi. Hal ini juga berhubungan dengan regulasi hormon yang berbeda. 17 2. Faktor yang dapat dikontrol, antara lain: - Konsumsi garam berlebih Garam secara osmotik mempunyai sifat menahan air, akan meningkatkan volume darah dan secara jangka panjang berperan terhadap tekanan darah. 22 Konsumsi garam yang berlebihan akibat retensi cairan dengan sendirinya akan menaikkan tekanan darah. Sebaiknya hindari pemakaian garam yang berlebihan atau makanan yang diasinkan. Untuk saat ini dianjurkan pada penderita hipertensi untuk membatasi asupan garam, namun masih diperdebatkan hasilnya secara konklusif. 17,18 - Obesitas Obesitas merupakan ciri khas dari populasi hipertensi, telah dibuktikan pula bahwa faktor obesitas mempunyai kaitan erat dengan terjadinya hipertensi pada beberapa tahun kedepan. 18

Dokumen yang terkait

Kualitas Tidur dan Faktor-faktor Gangguan Tidur pada Penderita Hipertensi

0 33 70

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

0 2 15

HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH TERHADAP KUALITAS TIDUR PENDERITA HIPERTENSI LANSIA Hubungan Tingkat Stres Dan Peningkatan Tekanan Darah Terhadap Kualitas Tidur Penderita Hipertensi Lansia Di Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN LAMA KERJA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA MUDA Hubungan Antara Kualitas Tidur Dan Lama Kerja Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda Di Desa Pondok Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.

0 2 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Kualitas Tidur Dan Lama Kerja Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda Di Desa Pondok Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.

0 1 5

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN LAMA KERJA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA MUDA Hubungan Antara Kualitas Tidur Dan Lama Kerja Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda Di Desa Pondok Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.

0 2 16

Hubungan Kualitas Tidur Terhadap Kontrol Tekanan Darah Pasien Poliklinik Ginjal Hipertensi RSUD Dr. Moewardi.

0 0 12

Hubungan Kualitas Tidur dengan Kejadian

1 3 117

209 HUBUNGAN KUALITAS TIDUR TERHADAP KEJADIAN KRAM PADA ATLET FUTSAL

0 1 10