Analisis Pemakaian Partikel Ni, De, O Yang Menerangkan Tempat

(1)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL NI, DE, O YANG

MENERANGKAN TEMPAT

BASHO O ARAWASU JOSHI NI, DE, O NO SHIYO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi ini ditujukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam bidang ilmu Sastra

Jepang

Oleh:

ANDI P H SILALAHI NIM. 060708028

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI S-1 SASTRA JEPANG MEDAN


(2)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL NI, DE, O YANG

MENERANGKAN TEMPAT

BASHO O ARAWASU JOSHI NI, DE, O NO SHIYO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi ini ditujukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam bidang ilmu Sastra

Jepang

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Mhd. Pujiono S.S, M.Hum

NIP. 19691011 2002 12 1 001 NIP. 19580704 1984 12 1 001

Prof. Hamzon Situmorang, M.S, Ph.D.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI S-1 SASTRA JEPANG MEDAN

2010 Disetujui Oleh


(3)

Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara Medan

Departemen S-1 Sastra Jepang Ketua Jurusan,

NIP. 19580704 1984 12 1 001 Prof. Hamzon Situmorang, M.S, Ph.D.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karuniaNya sajalah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Usaha diiringi doa merupakan dua hal yang memampukan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul “ Analisis Pemakaian partikel ni, de, o, yang Menerangkan Tempat” ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Sastra pada jurusan Sastra Jepang Fakultas sastra Universitas Sumatera Utara Medan.

Selama penyusunan skripsi ini penulis banyak mengalami kesulitan yang sedikit banyak mempengaruhi penulis dlam menyelesaikan skripsi ini, namun kesulitan-kesulitan yang dihadapi juga bias dijadikan motivasi.

Penulis dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Bapak Prof. Drs. Hamzon Situmorang, M.S., Ph.D., selaku Ketua Program Studi S-1 Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan yang juga selaku Dosen Pembimbing II dan Dosen Penasehat Akademik.

3. Bapak Mhd. Pujiono S.S., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I, yang banyak memberikan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis dan memberikan pengarahan dengan sabar dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

4. Bapak/ Ibu Dosen Program Studi Sastra Jepang S-1 Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ilmu dan pendidikan kepada penulis.


(5)

5. Kepada kedua Orang Tua penulis, Bapak F. Silalahi dan Ibunda S. br Sirait, yang selalu mendoakan dan mendukung agar penulis selalu ehat dan semangat, dan telah banyak memberikan dukungan moral dan material yang tidak terhiongga sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dan menyelesaikan perkuliahan dan mendapat gelar sarjana seperti yang telah dicita-citakan, dan tanpa kedua Orang Tua penulis, penulis tidak akan mampu untuk menjadi seperti sekarang ini.

6. Kepada saudaraku, Nila Chandra Silalahi dan Grace Tabitha Larosa Silalahi yang telah mendukung dan memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada teman-teman penulis di Departemen Sastra Jepang Stambuk 2006, Andar Beny Prayogi, Astirawati Noermatias, Christyani Siregar, Elisabeth Fransisca Sinaga, Friska Sagala, Fredy Walis Sembiring, Febri Antoni, Frida Winata Togatorop, Ferdian Pardede, Farah Adibah, Fadiah Sofiani, Hary Eka Pratama, Hartati Sinambela, Jessi Mega Simanjuntak, Zulvianita, Irwan , Okky Khaeriani, Sari Zulia Peunawa, Ivana Widya Sari, Musfahayati Amelia, Suci, Wulan, Surya Ningrum, Octora Hanna Grace, Rizal, Novaria Tampubolon, Randy Simanjuntak, Teddy sumbari, Wilma, Hyantes T Pasaribu, Siska Margaret Purba.

8. Kepada Senior dan Junior di Departemen Sastra Jepang yang mendukung penyelesaian skripsi ini.


(6)

Penulis sadar bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis sanagat mengaharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat memperbaiki kesalahan pada masa mendatang.

Akhir kata, penulis berharap kiranya skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan khususnya pada pembaca.

Medan, 2010 Penulis

\


(7)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………

i

Daftar Isi

………..

iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

……….. 1

1.2

Perumusan Masalah

...

5

1.3

Ruang Lingkup Pembahasan ...

6

1.4

Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ………

7

1.5

Tujuan dan Manfaat Penelitian

……… 9

1.6

Metodologi Penelitian

……….. 10

BAB II PARTIKEL ( JOSHI ) DALAM BAHASA JEPANG

1.1

Pengertian Partikel ( Joshi)

……….. 11

1.2

Klasifikasi, Fungsi, dan Pemakaian Partikel dalam Bahasa Jepang …… 13

1.3

Pemakaian Partikel de Secara Umum ………. 18

1.4

Pemakaian Partikel ni Secara Umum ………. 24


(8)

BAB III ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL NI, DE, O YANG

MENERANGKAN TEMPAT

1.1

Partikel de yang Menerangkan Tempat

……… 43

1.2

Partikel ni yang Menerangkan Tempat

……… 48

1.3

Partikel o yang Menerangkan Tempat

……… 52

1.4

Perbedaan Partikel de dengan ni yang Menerangkan Tempat ………… 56

1.5

Perbedaan Partikel de dengan o yang Menerangkan Tempat ………….. 58

1.6

Perbedaan Partikel ni dengan o yang Menerangkan Tempat ………… 60

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

……… 61

4.2 Saran

……… 62

DAFTAR PUSTAKA

……… 63


(9)

ABSTRAK

場所を表す「に」、「で」、「を」の助詞の使用分析

言語とは気持ち、考えを表現する手段であり、言語を使用することで、何を 感じたか、何を考えたか、などを表現することができる。そのために、誰かは望ま れている的と目標が達成できるように、一番適当な言葉の意味を遣ったり、選んだ りしなければならない。

口頭で記述で意志、希望、気持ち、考え、意見、などを伝えるに際して、相 手に私たちが伝えたいことが分かるの言語の意味がわかるからである。つまり、言 語の機能は誰かにある意味を伝える手段である。

日本語とインドネシア語には多くの違いがある。日本語の文法構造は主語―

目的語―述語であるが、インドネシア語の文法は主語―述語ー目的語である。

インドネシア語と日本語の文法カテゴリーの違いの一つは助詞がある。日本 語の文法で、助詞は品詞として、扱われている。助詞とは日本語の文章で口頭で使 用する際にも、記述する際にも、疑い、強調、関係、などの意味を決めるものであ り、変わりになるものがなく、単一で使うことができない品詞である。

日本語の文章で、助詞は単一で使うと意味がなく、普通、他の言葉と一緒に 使われている。つまり、文章中の助詞の使い方は大切である。

日本語の助詞は『格助詞』、『接続助詞』、『副助詞』、『終助詞』に分類 されている。


(10)

日本語では場所を表すの助詞は三種類があり、『に』、『で』、『を』の格 助詞のグループに分類されている。

『みんなの日本語I』、『みんなの日本語II』、『日本語の助詞』の教材を分

析すると、『に』、『で』、『を』、日本語の助詞場所を表すは全て「DI」にほに

ゃくされている。しかし、詳しくその文章を分析すると、意味は同じではない。何 かを述語である同士に影響されている。

日本語の文章で、場所を表す助詞「で」は動作の行われる場所を示して,一 方向にのみ進む動作ではない。通常場所を表すだけでなく、動作の行われる場所を 表す。『で』、『を』助詞は活動が起る場所を表している。

日本語で場所を表す助詞『を』一方向にのみ進む意味を『移動』、『通過』 、などを含む。通常は『歩く』、『散歩する』,『とおる』、『すべる』、『飛ぶ 』、などの動詞をとる。

場所を表す『に』、『で』、『を』の助詞はインドネシア語に翻訳すると『


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Bahasa adalah alat untuk mengungkapkan pikiran maupun perasaan (Sutedi: 2003:2). Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan atau apa yang dirasakan. Untuk itu, ia harus memilih dan menggunakan kata-kata dengan makna yang dianggapnya paling tepat digunakan bagi tujuan dan sasaran yang diharapkannya. Karena makna dari tiap kata yang digunakan dalam berbahasa merupakan perwujudan pikiran atau perasaan yang diungkapkan, maka persoalan makna dalam penggunaaan bahasa sebagai alat pengungkapan pikiran maupun perasaan menjadi sangat penting.

Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, perasaan, hasrat, dan keinginan kepada seseorang baik secara lisan maupun secara tertulis, orang tersebut bisa menangkap apa yang kita maksud tiada lain karena memahami makna yang dituangkan dalam bahasa tersebut. Jadi fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu makna kepada seseorang baik secara lisan maupun secara tertulis.

Berbahasa atau menggunakan bahasa pada dasarnya adalah menggunakan makna. Oleh sebab itu, mempelajari bahasa termasuk di dalamnya mempelajari makna-makna yang sudah disepakati oleh penutur bahasa itu dan mempelajari bagaimana menggabungkan setiap unsur bahasa yang memiliki makna menjadi suatu ungkapan yang baik dan benar.

Seluk beluk bahasa dibahas dalam kajian linguistik (言語学). Berdasarkan fungsinya bahasa dapat dikaji secara internal (intra bahasa) dan secara eksternal (ekstra bahasa).

Yang dimaksud dengan kajian secara internal (intra bahasa) adalah pengkajian yang dilakukan terhadap struktur intern bahasa itu yaitu struktur fonologis( 音声論 )


(12)

(mempelajari tentang bunyi bahasa), morfologis(形態論) (mempelajari tentang bentuk-bentuk kata), sintaksis( 統 語 論 ) (mempelajari tentang susunan kalimat), dan semantik 意味論)( mempelajari tentang makna). Selanjutnya kajian ini akan menghasilkan jenis-jenis bahasa tanpa berkaitan dengan masalah diluar bahasa. Kajian ini dilakukaan dengan menggunkan teori-teori dan norma atau prosedur yang telah ada didalam disiplin linguistik.

Salah satu tataran linguistik yaitu semantik (意味論) . Semantik berasal dari bahasa Yunani. Sema artinya tanda atau lambang (sign) mengandung makna to signify atau memaknai. Menurut Aminuddin (2001:14) sebagai istilah teknis, semantik mengandung pengertian sebagai studi tentang makna. Chomsky dalam Chaer (1994:285) menyatakan bahwa semantik sangat penting dalam studi linguistik karena merupakan salah satu komponen dari tata bahasa dan makna kalimat sangat ditentukan oleh komponen semantik.

Jadi, semantik (意味論) adalah ilmu makna, membicarakan makna, bagaimana mula makna sesuatu, bagaimana perkembangannya dan mengapa terjadi perubahan makna dalam sejarah bahasa (Djajasudharma, 1999:14).

Semantik membahas makna kata-kata yang berhubungan dengan benda-benda konkrit dan konsep-konsep abstrak. Semantik juga membahas makna kata-kata seperti di, dan, ke, pada, yang maknanya tidak jelas kalau tidak dirangkaikan dengan kata-kata lain.

Salah satu perbedaan konsep gramatikal bahasa jepang dengan bahasa Indonesia adalah terletak pada partikel. Sugihartono (2001:viii) menyatakan bahwa Bahasa Jepang mengenal. adanya 助 詞 (joshi= partikel). Dan menurut sutedi (2003:9) mengungkapkan bahwa gramatikal, Bahasa Jepang banyak mempunyai助詞 yang fungsinya juga bermacam-macam.

助 詞 (partikel) adalah jenis kata yang tidak mengalami perubahan dan tidak bisa berdiri sendiri yang memiliki fungsi membantu dan menentukan arti, hubungan, penekanan,


(13)

keraguan dan lainnya dalam suatu kalimat Bahasa Jepang baik dalam ragam lisan maupu n tulisan.

Kaidah bahasa yang disepakati dalam Bahasa Jepang mungkin sekali bahwa partikelnya sesungguhnya tidak mempunyai arti, kecuali arti yang berhubungan dengan konteksnya (Chino, 2002:vii). Iwabuchi Tadasu dalam Sudjianto(2000:3) menjelaskan bahwa kelas kata seperti が, に, けれども, まで, を, は , ね, dan sebagainya dalam Bahasa Jepang disebut 助詞 (joshi). 助詞 (Joshi) tidak mengalami perubahan (konjugasi) partikel-partikel tersebut akan menunjukkan maknanya yang jelas setelah digabungkan dengan kata lain yang dapat berdiri sendiri dan dapat membentuk sebuah bunsetsu (文節=suku kata).

Joshi (助詞) merupakan salah satu hinshi (品詞=kelas kata) di dalam bahasa jepang, sebagai pembentuk bunsetsu ( 文 節 ) (suku kata) dan tidak berkonjugasi, biasanya menempel di belakang kata lain dan menyatakan arti yang konkrit (Kitahara, 1972:214).

Mengingat bahwa partikel dalam bahasa jepang tidak dapat ditebak atau dicocok-cocokkan begitu saja dalam suatu kalimat, maka penempatan partiel dengan benar sangat penting. Karena itu, dalam penelitian ini penulis merasa tertarik untuk membahas tentang makna dan fungsi partikel dalam kalimat bahasa jepang.

Tetapi karena banyaknya jumlah partikel, maka dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas tentang makna dan fungsi partikelに, を,で.

Salah satu partikel dalam bahasa jepang yang mempunyai frekuensi pemakaian yang cukup tinggi adalah partikel で, に, を 。Partikel で, に, をyang akan dibahas disini digolongkan kedalam 格助詞(kakujoshi).

Masuoka (2000:1) menyatakan bahwa:


(14)

“Kakujoshi no wa meishi to jutsugo ni taisuru kankei (kaku kankei) o arawasu go wa [kakujoshi] to iu’ yang artinya kakujoshi adalah kata-kata yang menunjukkan hubungan

antara kata benda dengan predikatnya”.

Kakujoshi(格 助 詞) biasanya dipakai setelah taigen(体 言) (名 詞=nomina) untuk menyatakan hubungan satu 文節 (suku kata) dengn 文節 lainnya (Tadasu, 1989:48, dalam Sudjianto,2007:34).

Partikel dalam semantik dapat dimasukkan pada kategori makna gramatikal, sebab baru jelas maknanya jika digabungkan dengan kata lain dalam konteks kalimat. Makna gramatikal dalam bahasa jepang disebut 文 法 的 意 味[bunpoteki imi] yaitu makna yang muncul akibat proses gramatikalnya (Sutedi, 2003:107).

Setelah melihat uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang partikel yang memiliki makna sama dalam bahasa jepang yang menunjukkan tempat yaitu partikel で, に, を。

Contohnya:

1. すみません、ここでタバコを吸ってもいいですか。

sumimasen, koko de tabako o suttee mo ii desuka. Maaf, apakah boleh merokok di sini?

2. 弟は外で遊んでいます。

Otouto wa soto de asondeimasu

Adik laki-laki saya sedang bermain di luar.

3. 私はバンドンに住んでいます。

Watashi wa bandon ni sundeimasu. Saya tinggal di Bandung.


(15)

4. 机の上にかばんがあります。 Tsukue no ue ni kaban ga arimasu. Di atas meja ada tas.

5. 空を飛ぶ。

Sora o tobu. Terbang di langit.

6. 道を歩く。

Michi o aruku. Berjalan di jalan.

Dari beberapa contoh di atas dapat ditarik pengertian bahwa meskipun ketiga partikel tersebut memiliki persamaan makna yang sama yaitu sama-sama mengandung makna “di” namun nuansa makna “di” yang diberikan tiap-tiap partikel tersebut di dalam kalimat terasa berbeda. Untuk mengetahui apa saja makna gramatikal dan fungsinya yang terkandung pada partikel で, に, をmaka dalam penelitian ini akan menganalisis kalimat-kalimat bahasa jepang yang mengandung arti “di” atau menyatakan tempat.

1.2 Perumusan Masalah

Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, setiap pembelajar Bahasa Jepang harus mempelajari pemakaian partikel dengan benar. Karena tidak jarang sebuah partikel memiliki makna gramatikal dan fungsi yang berbeda ketika dipahami dalam kalimat yang berbeda pula.

Munculnya perbedaan makna yang diinterpretasikan dan akhirnya dapat menimbulkan kesalah pahaman antar individu yang berkomunikasi dalam Bahasa Jepang diakibatkan adanya kesalahan pemakaian partikel dalam suatu kalimat. Makna sebuah partikel hanya akan muncul bila partikel tersebut dipakai dalam sebuah kalimat (makna gramatikal). Hal ini dikarenakan partikel tidak mempunyai makna leksikal dan tidak bisa berdiri sendiri.


(16)

Kakujoshi(格助詞) sebagai bagian dari joshi(助詞) sangat sering digunakan dalam kalimat Bahasa Jepang. Karena partikel-partikel yang termasuk kelompok kakujoshi(格助 詞) memiliki makna gramatikal dan fungsi yang lebih dari satu macam ketika digunakan dalam suatu kalimat.

Tadasu dalam Sudjianto (2003:34) menjelaskan bahwa kakujoshi biasanya dipakai setelah taigen (体言=nomina) untuk menyatakan hubungan satu bunsetsu(文節) dengan bunsetsu(文節) lainnya. Sebagai salah satu partikel yang termasuk jenis kakujoshi(格助 詞), partikel で, に, をsangatlah sering digunakan dalam kalimat Bahasa Jepang.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana ragam pemakaian partikel で, , をyang menerangkan tempat?

2. Bagaimana perbedaan dan persamaan partikel で, に, をtersebut dilihat dari segi makna?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Penelitian ini akan membahas makna dan fungsi partikel で, に, をdalam kalimat Bahasa Jepang yang diambil dari buku Minna no Nihongo I dan Minna no Nihongo II dan buku Nihongo no Joshi. Dan perbedaan dari ketiga partikel tersebut.

Sebagai bahan pembahasan, tema yang dipilih merupakan tema-tema yang dalam kalimat-kalimat nya menggunakan partikel で, に, を. sehingga diharapkan tema ini dapat ditemukan makna gramatikal dan fungsi partikel で, に, をdalam kalimat Bahasa Jepang.


(17)

1.4 Tinjauan Pustaka Dan Kerangka Teori

1.

Tinjauan Pustaka

Menurut Chaef dalam Chaer (1992:21) menyatakan bahwa analisis bahasa,

komponen semantiklah yang menjadi pusat. Dengan anggapan bahwa makna menjadi bagian dari bahasa, maka semantik memegang peranan penting.

Dan lebih lanjut Chafe dalam Samsuri (1994:350) mengungkapkan bahwa berfikir tentang bahasa sebenarnya sekaligus juga melibatkan makna. Makna berfungsi sebagai penghubung bahasa dengan dunia luar sesuai dengan kesepakatan para pemakainya sehingga dapat saling mengerti.

Perbedaan antara leksikal dan gramatikal menyebabkan dalam semantic itu dibedakan pula semantik leksikal dan semantik gramatikal. Menurut Lubis (2002:7) mengungkapkan bahwa kalau yang menjadi objek penelitiannya adalah leksikon dari bahasa, maka jenis semantiknya disebut semantik leksikal. Sedangkan pada semantik gramatikal yang menjadi objek studinya adalah makna-makna gramatikal dari tataran bahasa.

Menurut Salim (2002:486) gramatikal adalah berkenan dengan tata bahasa. Unsur pembawa makna yang terkecil yang bersifat gramatikal adalah morfem, maksudnya dalam konteks ini adalah morfem terikat. Selain morfem sebagai makna gramatikal, joshi (助詞) juga sebagai makna gramatikal, karena joshi( 助 詞 ) bisa menimbulkan makna apabila dihubungkan dengan predikatnya.

Dalam gramatika Bahasa Jepang, partikel termasuk kedalam salah satu hinshi (品詞 =kelas kata). Partikel (助 詞) sering diartikan sebagai kata bantu atau post posisi (Situmorang; 1997:36).


(18)

Lebih lanjut menurut Salim (2002:1099) 助 詞 (partikel) adalah kata yang hanya mengandung makna gramatikal saja dan biasanya diderivikasikan atau diidentifikasikan, termasuk didalamnya kata sandang, preposisi, konjugasi, dan interjeksi.

Partikel で, に, をtermasuk kakujoshi. Hal ini dapat dilihat dari pendapat Masuoka (2000:1)

名詞の述語に対する関係を指す格助詞には が、を、に、と、から、で、まで、へ、

よりの九つがある。

“Meishi no jutsugo ni taisuru kankei o sasu kakujoshi ni wa [ga], [o],[ni],[to],[kara],[de],[made],[e],[yori] no kokonotsu ga aru”.

Terjemahannya: ‘partikel-partikel kakujoshi yang menunjukkan hubungan predikat dengan nomina ada 9buah yaitu が、を、に、と、から、で、まで、へ、より。

Pendapat yang sama juga dikemukakan oeh Iori (2001:345) yang menyatakan kakujoshi [が、を、に、と、から、で、まで、へ、より] yang menunjukkan hubungan antara nomina dengan predikat yang disebut kakujoshi(格助詞).

2.

Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana penelitian akan disorot (Nawawi, 1995:39-40).

Berdasarkan pendapat di atas, maka untuk melihat makna gramatikal partikel で, に, をyang ada dalam kalimat Bahasa Jepang, maka penulis menggunakan konsep makna gramatikal.


(19)

Karena menurut Dedi Sutedi (2003:107) dalam bahasa jepang 助詞 (joshi) dan 助動 詞 (jodoshi) tidak memiliki makna leksikal tetapi memiliki makna gramatikal sebab baru jelas maknanya jika digunakan dalam sebuah kalimat.

Selain itu, penelitian ini juga menggunakan teori makna gramatikal dan fungsi kakujoshi で, , をdalam (Sudjianto, 2007:34-47) dan Sugihartono 2000:1-25).

Secara konkrit teori yang dipakai untuk menganalisa makna dan fungsi kakujoshi adalah menurut pendapat Seiichi Makino dan Michio Tsutsui. Teori ini yang diajikan acuan dalam penelitian adalah basic Japanese grammar (Tsutsui, 1986:289-303) . secara umum teori yang digunakan adalah teori semantik.

1.5 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan dan manfaat penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.

Tujuan Penelitian

 . Untuk mengetahui dan memahami makna yang menunjukkan “tempat” pada partikel で, , dalam kalimat Bahasa jepang.

• Untuk mengetahui fungsi dan perbedaan dari ketiga partikel yaitu で, , kalimat bahasa jepang

2.

Manfaat Penelitian

• Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang makna gramatikal dan fungsi partikel で, , をyang ada dalam kalimat bahasa jepang.


(20)

• Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap keilmuan di Fakultas Sastra USU khususnya jurusan sastra jepang untuk memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan.

1.6 Metodologi Penelitian

Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.

Menurut Nazir (1998:63) yang dimaksud dengan metode penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau kelas peristiwa pada masa sekarang.

Dalam penelitin ini penulis mencoba untuk memaparkan makna gramatikal dan fungsi partikel で, に, をyang terdapat dalam kalimat-kalimat bahasa jepang.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah kepustakaan (library research). Studi ini dilakukan dengan cara menghimpun data dari berbagai sumber. Menurut Sumanto (1990:19) studi kepustakaan mencakup pengidentifikasian, penjelasan, dan penguraian yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.


(21)

BAB II

PARTIKEL (JOSHI) DALAM BAHASA JEPANG

2.1. PENGERTIAN PARTIKEL (JOSHI)

Bahasa merupakan sistem tanda bunyi yang disepakati bersama untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, mengidentifikasikan diri ( Kridalaksana, 2005:3).

Dalam fungsinya sebagai alat komunikasi yang verbal yang paling utama dalam aktivitas hidup manusia, bahasa sebagai suatu sistem tanda maksudnya adalah bahwa bahasa memiliki makna dan berkaitan dengan segala aspek kehidupan dan alam sekitar yang menggunakannya.

Bahasa Jepang memiliki banyak perbedaan jika dibandingkan dengan Bahasa Indonesia. Kalimat dalam bahasa Jepang memiliki pola S-O-P, sedangkan Bahasa Indonesia memiliki pola S-P-O.

Situmorang (2007:8) membagi jenis kelas kata Bahasa Jepang yaitu: 1 Doushi (動詞)

2 Keiyoushi (形容詞) 3 Keiyoudoushi (形容動詞) 4 Meishi (名詞)

5 Fukushi (副詞) 6 Rentaishi (連体詞) 7 Kandoushi (感動詞) 8 Setsuzokushi (接続詞) 9 Joudoushi (助動詞)


(22)

10 Joshi (助詞)

Dari pembagian kelas kata tersebut, Penulis bermaksud membahas mengenai Joshi (Partikel) dalam Bahasa Jepang. Dalam sisi gramatikalnya, Bahasa Jepang banyak memiliki partikel (Joshi) yang memiliki fungsi yang bermacam-macam pula. Joshi dalam Bahasa Jepang memiliki fungsi untuk menghubungkan antara satu kata dengan kata lain didalam sebuah kalimat, serta untuk menambah arti kata tersebut agar menjadi lebih jelas lagi ( Sudjianto, 2204:181).

Pengertian Joshi(助詞) jika dilihat dari asal katanya berasal dari kata: 助 : 助ける、ジョ : membantu,

: ことば、し : kata Jadi berarti 助詞 berarti kata bantu

Sudjianto (2004:18) mengemukakan bahwa Joshi adalah kelas kata yang termasuk dalam Fuzukugo (kata yang tidak mengalamai perubahan (konjugasi), yang dipakai setelah suatu kata untuk menunjukkan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serta untuk menambah arti kata tersebut agar lebih jelas lagi.

Sugihartono (2001:viii) menyatakan Joshi (助 詞) adalah jenis kata yang tidak memiliki perubahan, dan tidak bisa berdiri sendiri yang memiliki fungsi membantu, dan menentukan; arti, hubungan, penekanan, pertanyaan, keraguan dan lainnya dalam suatu kalimat bahasa jepang baik dalam ragam lisan maupun tulisan.

Sedangkan menurut Chino (2006:vii) menyatakan bahwa sebuah Partikel mungkin dapat didefenisikan sebagai bagian yang tidak dapat ditafsirkan dalam sebuah percakapan, memiliki kemutlakan arti tersendiri yang bebas ikatan, melengkapi dirinya sendiri dalam bagian-bagian pembicaraan, yang dengan demikian, ia menempatkan dirinya dalam sebuah konteks. Oleh karena itu, suatu kata yang hanya terdiri dari Partikel saja mungkin tidak akan bermakna apa-apa.


(23)

Joshi dalam Bahasa Jepang adalah kata yang berfungsi sebagai penggabung antar kata dan merupakan hubungan frasa yang menunjukkan objeknya. Joshi merupakan tambahan dan tidak berkonjugasi (berubah bentuk). (www.wikitionary.org

Situmorang (2007:50) juga mengungkapkan beberapa ciri-ciri Joshi ( 助 詞 ), diantaranya adalah:

)

1. tidak dapat berdiri sendiri 2. tidak berkonjugasi

3. tidak menjadi subjek, predikat, objek ataupun keterangan dalam sebuah kalimat 4. selalu mengikuti kata lain

Iwabuchi Tadasu menjelaskan bahwa kelas kata seperti が, に, で, を, けど, けれど も, ね, は, dan sebagainya dalam Bahasa Jepang disebut (助詞). Oleh karena itu Joshi dengan sendirinya tidak dapat membentuk sebuah bunsetsu, maka kelas kata ini termasuk Fuzokugo (付属語). Joshi tidak mengalami perubahan (konjugasi/ deklinasi). Kelas kata seperti ini dalam bahasa inggris biasanya dipakai sebelum nomina atau sebelum kelas kata lain, sedangkan dalam Bahasa Jepang dipakai setelah kata lain ( Tadasu, 1989:157 dalam Sudjianto, 1996:3).

2.2 KLASIFIKASI, FUNGSI, DAN PEMAKAIAN PARTIKEL DALAM

BAHASA JEPANG

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa Bahasa Jepang adalah bahasa yang memiliki keunikan, salah satunya adalah bahwa Bahasa Jepang mengenal penggunaaan Partikel (助詞) didalam gramatikalnya. Joshi dalam Bahasa Jepang memiliki peranan yang cukup penting dalam menghubungkan satu kata dengan kata yang lainnya di dalam sebuah


(24)

kalimat (baik tertulis maupun lisan) Bahasa Jepang agar makna dan maksud dari suatu kalimat tersebut menjadi lebih jelas.

Menurut fungsinya Joshi terbagi atasa 4 jenis, yaitu: 1 Kakujoshi (格助詞: Joshi biasa

Contohnya: の, を, に, で, より, から, が, は, まで。

2 Setsuzokushi (接続助詞): Joshi sebagai penyambung kalimat Contohnya: けれど, が, から, ので。

3 Fukujoshi (副助詞): : Joshi sebagai keterangan Contohnya: だけ, ほど, くらい, など。

4 Shuujoshi (終助詞): Joshi di akhir kalimat Contohnya: か、ね、な。

Sedangkan dalam (www.genji54.comcjapanesepostpositrions.htm

1. menerangkan sebab: Kakujoshi

) dijelaskan bahwa ada 6 jenis 助詞 dalam Bahasa Jepang, yaitu:

2. penghubung: Setsuzokujoshi

3. adverbia atau keterangan: Fukujoshi 4. penegasan dan interogatif: Kakarijoshi 5. akhir kalimat: Shuujoshi

6. penjelasan: Kantojoshi

Dalam Sugihartono (2001:ix) mengelompokkan Joshi dalam 4 kelompok besar, yaitu:

1. Kakujoshi (格助詞): が、 の、 を、 へ、、 と、 より、 から、 dan masih banyak lainnya.


(25)

2. Setsuzokushi (接続助詞): ば、ても、ので、けれど、のに。 3. Kakarijoshi dan Fukujoshi (係助詞、副助詞): は、も、こそ、ま

で、ばかり、dan masih banyak lainnya. dan masih banyak lainnya. Secara umum, (dalam www.wikitionary.org

1.Kakujoshi (格助詞) yaitu Partikel yang tidak mengalami perubahan, dan menunjukkan hubungan makna dalam sebuah kalimat.

), Joshi dalam Bahasa Jepang berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya yaitu:

Contoh: が、に、を、へ、と、より、から。

2 .Heiritsujoshi (並 立 助 詞) yaitu Partikel yang menggabungkan dua buah benda dalam sebuah kalimat.

Contoh: に、と、やら。

3 .Shuujoshi (終 助 詞)yaitu Partikel yang ditambahkan diakhir kalimat atau paragraph, dapat menambahkan makna berupa pertanyaan, larangan, maupun kesan.

Contoh: かしら、課、名、名あ、の、ぞ、とも、よ、ね、わ、さ。

4 .Fukujoshi (副 助 詞) yaitu Partikel yang secara keseluruhan berfungsi layaknya seperti kata keterangan atau adverbial yang muncul dibelakang kakujoshi, kata keterangan (adverb) maupun kata benda.

Contoh: 、も、さえ、でも、だけ、ほど、、など、なり、やら、か、ずつ。.

5. Setsuzokujoshi (接 続助 詞) yaitu Partikel yang berfungsi sebagai penghubung yang menunujukkan kaitan antara kalimat dan kalimat berikutnya.

Contoh: と、けれども、けれど、が、し、ても、ながら、たり、のに、の


(26)

Sedangkan menurut Hirai (dalam Sudjianto, 2004:181), 助詞 terbagi atas 4 jenis, yaitu: a. Kakujoshi (格助詞)

Joshi yang termasuk dalam kakujoshi ini pada umumnya dipakai setelah nomina untuk menunujukkan hubungan antara nomina tersebut dengan kata lainnya.

Contoh Kakujoshi:

が、の、を、に、へ、と、より、から、で、や。 b. Setsuzokushi (接続助詞)

Joshi yang termasuk kedalam Setsuzokushi dipakai setelah yoogen (doushi, i-keiyoushi, na-keiyoushi). Atau setelah Jodoushi (kata kerja Bantu) untuk melanjutkan kata-kata yang ada pada bagian berikutnya.

Contoh Setsuzokushi:

ば、と、けれども、が、から、し、ても、たり、のに、ので。 c. Fukujoshi (副助詞)

Jenis Joshi ini dipakai setelah berbagai macam kata. Seperti kelas kata. Fukushi(adverbial), Fukujoshi berkaitan erat dengan kata berikutnya.

Contoh Fukujoshi:

は、も、こそ、さて、でも、だけ、ほど、など、なり、やら、か、ずつ。 d. Shuujoshi (終助詞)

Joshi yang termasuk dalam Shuujoshi ini pada umumnya dipakai pada berbagai macam kata di akhir kalimat untuk menyatakan suatu pertanyaan, larangan, seruan, rasa haru, dan sebagainya.

Contoh Shuujoshi:


(27)

Sedangkan menurut Situmorang (1997: 36-37) bahwa jenis-jenis Partikel (助詞) antara lain:

a. Fukujoshi (副 助 詞) yakni Joshi yang menghubungkan kata-kata yang ada sebelumnya dengan kata-kata yang ada pada bagan berikutnya. Partikel-partikel yang termasuk kedalam fukujoshi antara

lain: 場仮、だけ、でも、ほど、か、くらい、も、など、さえ、

しか、は、わ、やら。

b. Kakujoshi (格 助 詞)yakni Joshi biasa dan dipakai setelah taigen (nomina) untuk menyatakan hubungan satu suku kata (bunsetsu) dengan bunsetsu lainnya. Partikel-partikel yang termasuk ke dalam kakujoshi antara lain: で、二、を、へ、が、から、の、と、や、 より。

c. Setsuzokusjoshi (接 続 助 詞) yakni Joshi yang menghubungkan bagian-bagian kalimat (penyambung kalimat). Partikel-partikel yang termasuk kedalam setsuzokujoshi antara lain:

ば、が、から、けれども、ながら、、のに、し、たり、て、て も、と。

d. Shuujoshi (終 助 詞) yakni Joshi yang dipakai pada bagian akhir kalimat untuk menyatakan pertanyaan, rasa heran, keragu-raguan, harapan atau rasa haru pembicara.


(28)

Namun diantara berbagai pendapat tentang klasifikasi Partikel ini, yang paling banyak ditemukan adalah klasifikasi Partikel yang menjadi empat kelompok seperti yang telah disebutkan diatas, yakni kelompok-kelompok Fukujoshi, Kakujoshi, Setsuzokushi, dan Shuujoshi. Dengan catatan, Partikel-partikel yang termasuk dalam Kantoojoshi seperti ne, sa, dan yo termasuk kedalam kelompok Shuujoshi. Partikel yang termasuk dalam Kakarijoshi seperti wa, mo, dan koso dimasukkan kedalam Fukujoshi. Sedangkan Heiritsujoshi ka dimasukkan kedalam kelompok Fukujoshi, Heiritsujoshi tari dimasukkan kedalam kelompok Setsuzokujoshi, dan Heiritsujoshi no, ya, dan to dimasukkan kedalam kelompok Kakujoshi.

Dari penjelasan tersebut diatas dapat terlihat jelas bahwa inti dari pembahasan penelitian ini adalah penggunaan partikel ni, de, wo yang tergolong dalam jenis Partikel Kakujoshi.

2.3 PEMAKAIAN PARTIKEL DE SECARA UMUM

Menurut Iori, dkk (2001:122) mengatakan bahwa kakujoshi no (de) wa 1)

Basho, 2) Ryoori, 3) Shuudan, 4) Gen in, 5) Han i, 6) Matomari, 7) Naiyou to itta

samazama na imi o machimasu. Korera no imi wa, basho o arawasu meishi de aru

(kooen) ni (de) ga tsuke kaku wa no basho no imi o motsu to iu yooni, mae ni kuru

meishi no sheishitsu ni yotte kaishareteimasu.

Terjemahannya: kakujoshi (de) memiliki makna atau arti yang

bermacam-macam seperti: 1) Tempat/ Posisi, 2) Bahan, 3) Sumber/ Sarana, Alat, 4) Sebab,

Alasan, 5) Lingkungan/ Batas, 6) Penyelesaian, Persetujuan, 7) Isi. Makna atau arti

disini adalah seperti yang disebut memiliki makna tempat dalam kasus pada joshi (de),

(de) dalam kooen merupakan kata benda menjelaskan tempat atau posisi.


(29)

Partikel ini memiliki beberapa arti dan fungsi dalam suatu kalimat, bisa memiliki arti di sebagai penunjuk tempat, memiliki arti dengan sebagai alat, memiliki arti karena atau sebab sebagai alasan. Dapat pula berfungsi menunujukkan subjek pada suatu kalimat. (Sugihartono, 2001:1)

Berikut ini akan dijabarkan dengan bebrapa contoh yang bisa memperjelas arti dan fungsi tersebut diatas.

1. Menunjukkan tempat berlangsungnya suatu kegiatan atau pekerjaan 1.1. Menunjukkan tempat yang kongkrit

contoh:

a. 私は大学で日本語を勉強しました。

(Watashi wa daigaku de nihongo o benkyoo shimashita.) Saya belajar Bahasa Jepang di perguruan Tinggi

b. きのう、銀座のレストランで晩ごはんを食べました。

(Kinoo ginza no resutoran de bangohan o tabemashita.) Kemarin saya makan malam di sebuah restoran di Ginza

c. 太郎さんは近くの工場で働いています。

(Taroo san wa chikaku no koojoo de hataraiteimasu.) Saudara Taroo bekerja di dekat pabrik.

d. 駅で新聞を買います。

(Eki de shinbun o kaimasu.) Membeli Koran di stasiun.

1.2. Menunjukkan tempat yang abstrak Contoh:


(30)

(Nihongo no jugyoo de shitsumonshimasu)

(Saya) bertanya pada saat pelajaran Bahasa Jepang.

b. その会議はアメリカで開かれます。

(Sono kaigi wa amerika de hirakaremasu.) Rapat itu dibuka di Amerika.

c. 見学でそのことを見ました。

(Kengaku de sono koto o mimashita.) (saya) melihat hal itu di observasi.

2. Menunjukkan “paling/ter…:” pada batas lingkup/ kelompok tertentu dalam mengungkapkan sesuatu.

Contoh:

e. 私は1年で夏が一番好きです。

(Watashi wa 1nen de natsu ga ichiban suki desu.) Dalam 1 tahun, saya lebih menyukai musim semi.

f. クラスで背が一番高いのは田中さんです。

(Kurasu de se ga ichiban takai no wa tanaka san desu.) Yang paling tinggi di dalam kelas adalah sdr. Tanaka

g. 世界で一番高い山は何ですか。

(Sekai de ichiban takai yama wa nan desuka.) Gunung apa yang paling tinggi di dunia?

3. Menunjukkan alat yang digunakan Contoh:

a. タクシ でうちへ帰ります。


(31)

Pulang ke rumah dengan taksi

b. 歯で噛み切る。

(Ha de kamikiru)

Mengunyah dengan gigi

c. このナイフで切ってください。

(Kono naifu de kitte kudasai) Potonglah dengan pisau ini.

4. Menunjukkan lingkup/ jumlah tertentu Contoh:

a. この仕事が2時間でできる。

(Kono shigoto ga 2 jikan de dekiru) Pekerjaan ini dapat selesai dalam 2 jam

b. この本が一週間で読めますか。

(Kono hon ga isshukan de yomemasuka.)

Apakah anda bisa membaca buku ini dalam seminggu.

5. Menunjukkan alasan/ sebab Contoh:

a. 事故で人が大勢死にました。

(Jiko de hito ga oozei shinimashita.)

Karena kecelakaan banyak orang yang meninggal

b. 病気で学校を休みました。

(Byouki de gakkoo o yasumimashita) Karena sakit, libur sekolah.


(32)

c. 何で昨日来なかったの。 (Nande kinou konakatta no.)

Mengapa kemarin anda tidak datang.

6. Menunujukkan subjek pelaku 6.1 Perorangan

Contoh:

a. 一人で英語を勉強しました。

(Hitori de eigo o benkyoushimashita.) Belajar bahasa inggris sendiri.

b. 自分で料理を作ります。

(Jibun de ryouri o tsukurimasu.) Membuat masakan sendiri.

6.2 Subjek Kelompok Contoh:

a. クラスで全員で映画を見に行きます。

(Kurasu zenin de eiga o mi ni ikimasu.) Seluruh anggota kelas pergi menonton

b. 家族で旅行するつもりです。

(Kazoku de ryokousuru tsumori desu.) Bermaksud berwisata dengan keluarga


(33)

7. Menunjukkan asal bahan baku Contoh:

a. この机は木でできています。

(Kono tsukue wa ki de dekiteimasu.) Meja ini terbuat dari kayu

b. 皮で作った靴の値段が高いです。

(Kawa de tsukutta kutsu no nedan ga takai desu.) Sepatu yang terbuat dari kulit harganya mahal.

c. 京子さんは肉と野菜で料理を作ります。

(Kyouko san wa niku to yasai de ryouri o tsukurimasu.) Sdr. Kyouko memasak dengan bahan daging dan sayur.

8. Menunjukkan kondisi saat berlangsungnya perbuatan, perlakuan Contoh:

a. 裸足で歩きます。

(Hadashi de arukimasu)

Berlari dengan kecepatan tinggi

b. 大声で叫びます。

(Ookoe de sakebimasu.) Berteriak dengan suara besar.

9. Menunjukkan arti sorede, atau sokode Contoh:

a. 台風が来たらしいです、で、空港は開いていませんでした。


(34)

Taufan diperkirakan datang, sehingga pelabuhan udara tidak dibuka.

b. 学校はもうお休みですか。で、学生はいないのですね。

(Gakkoo wa mou oyasumi desuka. De, gakusei wa inai no desune.) Apakah sekolah sudah libur? Kalau begitu tidak ada siswa ya.

c. で、スギさんは3年半日本に行ったことがありますよね。

(De, sugi san wa 3 nenhan nihon ni itakoto ga arimasu yo ne.) Jadi Sdr. Sugi pernah berada di Jepang tiga tahun setengah ya !

2.4 PEMAKAIAN PARTIKEL NI SECARA UMUM

Menurut Tsuitsui (1986:289) mengatakan bahwa defenisi kakujoshi (ni) adalah:

precedes verbs which indicate the existence of people or things in a certainplace, or

which show direction.

Terjemahannya : mendahului kata kerja yang menunjukkan keberadaan orang

atau benda di suatu tempat tertentu, atau menunjukkan arah, pergerakan, atau

tindakan.

Partikel ni merupakan salah satu partikel yang sering digunakan dalam bahasa jepang. Partikel ini memiliki kemiripan dengan partikel “de” apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, sehingga sulit dibedakan dengan partikel tersebut, tetapi pada fungsi tertentu memiliki perbedaan yang jelas. Misalnya menggabungkan nomina, dan lain-lain. (Sugihartono, 2001:6)

Untuk lebih rinci akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Menunjukkan tempat keberadaan benda ataupun orang 1.1 Menunjukkan tempat kongkrit


(35)

Contoh:

a. 木の上に鳥がいます。

(Ki no ue ni tori ga imasu) Ada burung di atas pohon.

b. この大学は駅の前にあります。

(Kono daigaku wa eki no mae ni arimasu.) Universitas ini berada di depan stasiun.

c. 山田先生は今図書館いらっしゃいます。

(Yamada sensei wa ima toshokan ni irasshaimasu.) Bapak Yamada sekarang berada di perpustakaan.

1.2 Menunjukkan tempat abstrak Contoh:

a. 先月、松本さんは社長の地位に着きました。

(Sengetsu, Matsumoto san wa shachoo no chii ni tsukimashita.) Bulan yang lalu, Sdr. Matsumoto menduduki posisi presiden Direktur.

b. この計画には問題がいくつがあります。

(Kono keikaku ni wa mondai ga ikutsu ga aru.)

c. あの女優今、人気絶頂にあります。

(Ano joyuu ima, ninki zecchoo ni aru.)


(36)

2. Menunjukkan tempat perbuatan atau perlakuan, seperti pada fungsi partikel “de” tetapi karena arti verba menunjukkan perbuatan yang diam, atau menuju suatu titik maka dalam kalimat tersebut lebih cocok partikel “ni”

Contoh:

a. 私はこのホテルに泊まっています。

(Watashi wa kono hoteru ni tomatteiru.) Saya menginap di hotel ini.

b. 彼女は会社に勤めます。

Kanojo wa kaisha ni tsutomeru Dia (wanita) bekerja di perusahaan.

c. 彼はいすに座ります。

(Kare wa isu ni suwarimasu.) Dia (laki-laki) duduk di kursi.

3. Menunjukkan waktu kejadian 1.3 Waktu berlangsungnya kejadian

Contoh:

a. 朝5時に起きます。

(Asa goji ni okimasu.) Bangun jam5 pagi.

b. 3時に会議があります。

(3ji ni kaigi ga aru.) Ada rapat jam3.


(37)

c. 月曜日に大阪へ行きます。 (Getsuyoubi ni oosaka e ikimasu) Pada hari senin pergi ke oosaka.

1.4 Derajat/ tingkat dalam suatu waktu Contoh:

a. 一日に三回この薬を飲みます。

(Ichinichi ni sankai kono kusuri o nomimasu.) Sehari 3 kali minum obat ini.

b. このバスは三十分おきに着ます。

(Kono basu wa sanjippun oki ni kimasu.) Bus ini berangkat tiap 30 menit.

4. Menunjukkan titik tiba/ tujuan. Contoh:

a. 大阪博物館に行きます。

(Oosaka hakubutsukan ni ikimasu.) Pergi ke museum oosaka

b. 大学院に日本語学を勉強したい。

( Daigakuin ni nihongogaku o benkyoushitai.)

Saya ingin belajar Ilmu Bahasa Jepang di Pasca Sarjana.

c. 東京駅に着きました。

(Tookyoo eki ni tsuita.)


(38)

5. Menunjukkan subjek pada kalimat dengan verba bentuk pasif (ukemi). Contoh:

a. 私は部長に褒められました。

(Watashi wa bucho ni homeraremashita.) Saya dipuji oleh kepala bagian

b. 私は母に漫画の本を捨てられました。

(Watashi wa haha ni manga no hon o suteraremashita.) Buku komik saya dibuang oleh ibu.

c. 電車の中で、すりにお金を取られました。

(Densha no naka de, suri ni okane o toraremashita.) Di dalam kereta api, uang (saya) diambil oleh pencuri.

d. 私は部長に仕事を頼まれました。

(Watashi wa buchoo ni shigoto o tanomaremashita.) Saya diminta oleh kepala bagian untuk bekerja.

6. Menunjukkan subjek pada kalimat denagn verba bentuk perintah (shieki). Contoh:

a. 私は娘にピアノを習わせます。

(Watashi wa musume ni piano o narawasemasu.) Saya menyuruh anak perempuan untuk belajar piano.

b. 先生は学生に正しい発音を聞かせました。

(Sensei wa gakusei ni tadashii hatsuon o kikasemashita.) Guru menyuruh siswa untuk bertanya dengan lafal yang benar.


(39)

(Otooto ni kuruma o arawareta.)

(saya) menyuruh adik laki-laki untuk mencuci kendaraan.

7. Menunjukkan keberadaan hasil suatu perbuatan. Contoh:

a. 部長に昇格する。

(Bucho ni shookaku suru.)

(saya) naik pangkat menjadi kepala bagian.

b. 信号は赤いに変わりました

(Shingo akai ni kawarimashita.)

Lampu lalu lintas berubah menjadi merah.

c. 将来、医者になるつもりです。

(Shorai, isha ni naru tsumori desu. )

Masa mendatang, (saya) ingin menjadi seorang dokter.

8. Menunjukkan kegiatan/perbuatan yang mengarah pada tujuan/sasaran tertentu. Contoh:

a. 故郷の両親に手紙を書くつもりです。

(Furusato no ryoushin ni tegami o kakutsumori desu.)

Bermaksud menulis surat kepada kedua orang tua di kampong halaman.

b. 警察はその事件に向けました。

(Keisatsu ha sono jiken ni me o muketa.)

Polisi memusatkan pandangannya pada peristiwa itu.

c. はさみは紙や切れを切るのに使います。

(Hasami wa, kami ya kire o kiru noni tsukaimasu.) Gunting digunakan untuk memotong kertas atau kain.


(40)

9. Menunjukkan perbuatan, perpindahan dari tempat yang luas ketempat yang lebih sempit.

Contoh:

a. 学校へ行くには電車に乗ります。

(Gakkoo e iku ni wa densha ni norimasu.)

Untuk pergi ke sekolah saya naik trem atau kereta api.

b. お父さんはお風呂に入っています。

(Otoosan ha ofuro ni haitteimasu.) Ayah sedang berendam di ofuro.

c. 大学に入学した学生たちがホオルに集まっています。

(Daigaku ni nyuugaku shita gakusei tachi ga hooru ni atsunatte imasu.) Para siswa yang telah masuk universitas sedang berkumpul di aula.

10.Menunjukkan tujuan dari lakuan atau tujuan suatu kegiatan. Contoh:

a. 友達のところへ遊びに行きました。

(Tomodachi no tokoro e asobi ni ikimashita.) Pergi ke rumah teman untuk bermain.

b. 運動しに体育館へでかけました。

(Undoushi ni taiikukan e dekakemashita.) Pergi ke gedung olah raga untuk berolah raga.

c. 日本へ経済の勉強に来ました。

(Nihon e keizai no benkyou ni kimashita.) Pergi ke Jepang untuk belajar Ilmu Ekonomi.


(41)

11.Menunjukkan tujuan lakuan atau kegiatan yang ditunjukkan dengan nomina yang mengandung arti perbuatan seperti: benkyou, kaimono, gorufu, dan sebagainya.

Contoh:

a. 今日はゴルフに行くつもりです。

(Kyou wa gorufu ni iku tsumori desu.) Hari ini bermaksud untuk pergi bermain golf.

b. 日本へ勉強しに行きます。

(Nihon e benkyoushi ni ikimasu.) Pergi ke Jepang untuk belajar.

c. 工場へ実際に行きます。

(Koojoo e jissai ni ikimasu.)

(Saya) pergi ke pabrik untuk praktek kerja.

12.Menunjukkan dasar suatu kegiatan atau pengaruh dari pihak lain. Contoh:

a. あの小説にもとずいて作られた映画です。

(Ano shoosetsu ni motozuite tsukurareta eiga desu.) Film yang dibuat berdasarkan novel itu.

b. 協定によって決められました。

(Kyoutei niyotte kimeraremashita.) Ditentukan berdasarkan kesepakatan

c. あなたに教えてもらってとおりにやったけど、うまくいなかった。


(42)

Saya telah melakukan sesuai penjelasan anda tetapi tidak bisa berjalan dengan baik.

13.Menunjukkan nomina

1.5 Beberapa nomina yang sejajar dan berurutan Contoh:

a. 料理はすしにてんぷらにうなぎだった。

(Ryouri wa sushi ni tempura ni unagi datta) Masakannya adalah sushi, tempura, dan unagi.

b. クラスの学生は中国人に、韓国人に、アメリカ人です。

(Kurasu no gakusei wa Chuugoku jin ni, Kankoku jin ni, Amerika jin desu.) Mahasiswa di kelas terdiri dari: orang China, orang Korea, dan orang Amerika.

1.6 Penggabungan nomina pada kata atau kalimat yang sejajar atau berupa idiom.

Contoh:

a. 梅に鶯。

Ume ni uguisu

Di pohon ume salalu ada burung uguisu.*

b. 竹にトラ。

(Take ni tora.)

Di rumpun bamboo selalu ada harimau.**


(43)

(Tsukue ni isu)

Meja sepasang dengan kursi.

d. 鉛筆に消しゴム。

(Enpitsu ni keshigomu)

Pada pensil ada penghapus karet.

*perumpamaan yang berasal dari negeri cina, yakni apabila ada gambar pohon ume selalu tergambar burung uguisu, **dan apabila ada gambar pohon atau rumpun bamboo tak ketinggalan harimau, perumpamaan ini dimaksudkan untuk menggambarkan 2 hal yang tak terpisahkan, seperti pada perumpamaan “ada gula ada semut”.

14.Menunjukkan perubahan kondisi dari kondisi sebelumnya. Contoh:

a. このマンションの一階はスパーになっています。

(Kono manshon no ikkai wa suupaa ni natte imasu.) Lantai 1 rumah susun ini menjadi super market.

b. 左側は月下の病室になっています。

(Hidari gawa wa geka no byoushitsu ni natte imasu.) Sebelah kiri manjadi ruang poliklinikbagian penyakit luar.

c. 1997年にインドネシアの人口は1億9千万員から2億人になった。

(1997 nen ni Indonesia no jinkoo wa 1 oku 9 senman nin kara 2 oku nin ni natta.) Pada tahun 1997 penduduk Indonesia berubah dari 190 juta orang menjadi 200 juta orang.

15.Menunjukkan rasa penyesalan, partikel diletakkan di akhir kalimat. Contoh:


(44)

(Tenki ga yokattara, motto tanoshii ryokou data deshou.)

Apabila cuacanya bagus, tentu akan menjadi acara wisata yang lebih menyenangkan lagi.

b. もう少し早く診察を受けていたら、手遅れにならなかっただろう。

(Mou sukoshi hayaku shinsatsu o uketeitara, teokure ni naranakatta darou)

Apabila bisa diperiksa lebih cepat, mungkin tak akan terlambat penanganan seperti ini.

16.Cara mengungkapkan kalimat yang menggunakan kata-kata yang bersifat idiomatik. “ ni naru”

1.7 Hal yang tidak ditentukan diri sendiri Contoh:

a. この学校では、制服を着ることになった。

(Kono gakkoo dewa, seifuku o kiru koto ni natta.) Di sekolah ini, (siswanya) menjadi berpakaian seragam.

b. 今年3歳になる女の子を連れて行きます。

(Kotoshi 3sai ni naru onna no ko o tsurete ikimasu.)

(Saya) pergi bersama anak perempuan saya yang tahun ini menginjak usia 3 tahun.

1.8 Hal yang ditentukan oleh diri sendiri Contoh:

a. 毎朝、三十分ジョギングをすることになりました。

(Mai asa, sanjippun, jogingu o suru koto ni narimashita.) Setiap pagi melakukan jogging selama 30 menit.


(45)

b. 夫といっしょうに日本へ行くことになりました。 (Otto to isshoo ni Nihon e iku koto ni narimashita.) Pergi ke Jepang bersama suami.

c. 日本文学の授業を聴講することになりました。

(Nihonbungaku no jugyoo o chookoo suru koto ni narimashita.)

Mengikuti pelajaran tentang Kesustraan Jepang sebagai mahasiswa pendengar.

17.Dalam bahasa halus (keigo) berpasangan dengan kata lain yang menyatakan kehalusan arti verba yang berpasangan dengan “ o …. ni naru”

Contoh:

a. 先生、けさのしんぶんをおよみになりましたか。

(Sensei, kesa no shinbun o oyomi ni narimashitaka.) Sensei, apakah telah membaca Koran hari ini.

b. お客様、電話をでかけになりますか。

(Okyaku sama, denwa o dekake ni narimasuka.) Bapak/ Ibu, apakah akan menelepon?

c. しばらくお待ちになってくださいませんか。

(Shibaraku omachi ni natte kudasaimasenka) Berkenankah anda untuk menunggu sebentar.

d. どうぞお休みになってください。

(Doozo oyasumi ni natte kudasai.) Silahkan beristiahat.


(46)

18.Yang menempel pada Adverbia (Fukushi) ytang semula “ni” tersebut adalah Partikel.

Sugu ni = Segera

Sara ni = Dan lagi/ Selanjutnya Jitsu ni = Pada kenyataannya Shikiri ni = Sering kali

Tachi machi ni = Dalam sekejap Tsui ni = Tak lama kemudian

Dandan ni = Sedikit demi sedikit, dan sebagainya.

Contoh:

a. 遅いからすぐに学校へ行かなさい。

(Osoi kara suguni gakkoo e ikanasai.)

Karena lambat, segeralah (anda) pergi ke sekolah.

b. その子はしきりに母親を呼んでいます。

(Sono ko wa shikirini hahaoya o yonde imasu.) Anak itu seringkali memanggil ibunya.

c. そのことについて、さらに詳しく調べてください。

(Sono koto nitsuite, sara ni kuwashiku shirabete kudasai) Tentang hal itu, telitilah lagi dengan rinci.

d. じつにその劇は良かったですね。

(Jitsu ni sono geki wa yokatta desu ne.) Pada kenyataannya, sandiwara tersebut baik.


(47)

19.Pada bahasa percakapan, digunakan sebagai pembuka ungkapan penting yang tdak dijelaskan dengan rinci, bisa berupa kesimpulan, atau kritik dan lainnya. Contoh:

a. 要するに、君たちには努力が付属しています。

(Yousuru ni, kimitachi wa doryoku ga fuzokushiteimasu.) Pendek kata, usaha kalian belum mencukupi.

b. 一言で言うに、日本語は思うほど、優しくありません。

(Hitokoto de iu ni, nihongo wa omou hodo, yasashiku arimasen.)

Apabila dikatakan dengan satu ungkapan, Bahasa jepang tidak semudah yang diperkirakan.

2.4 PEMAKAIAN PARTIKEL O SECARA UMUM

Menurut Masuoka (2000:4) mengatakan bahwa kakujoshi (o) wa meishi to

jutsugo ni dono youna kankei de musubitsukuka o arawasu. Terjemahannya:

kakujoshi (o) menunjukkan hubungan yang mengikat nomina dengan predikat

(hubungan kaku).

Dan fungsi kakujoshi (o) itu adalah: 1) Doosa, sayou no taishou o arawasu, 2)

Idoo no keiroo, Doosa no basho arawasu, 3) Kikan o arawasu, 4)Kiten o arawasu.

Terjemahannya: 1) menunjukkan gerakan atau fungsi objek, 2) Tempat perpindahan

atau tempat pergerakan, 3) Menunjukkan jangka waktu, 4) Menunjukkan titik

pangkal.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Drohan (1991:271-272) yang

mengatakan bahwa defenisi kakujoshi o adalah: taigen matawa taigen ni junzuru

mono ni tsuku. Terjemahannya: taigen (nomina) atau menempelkan taigen pada kata


(48)

yang sepadan. Dan fungsi kakujoshi o menurut Drohan (1991:271-272)adalah: 1)

Doosa no oyobu taishoo o shimesu, 2) Doosa no keika suru basho, jikan o shimesu, 3)

Doosa no kiten o shimesu, 4) Doosa no hookoo o shimesu, 5) Shieki no jidooshi no

baai, doosa o mejirareru, yurusareru hito, mono o sasu. Terjemahannya: 1)

Menunjukkan objek pergerakan, 2) Menunjukkan tempat terjadinya pergerakan .

menunjukkan waktu yang dilewati. 3) Menunjukkan waktu titik pangkal/ tempat

dimulainya pergerakan, 4) Menunjukkan arah pergerakan, 5) Saat menggunakan verba

intransitive, menyuruh suatu pergerakan. Mengijinkan orang. Menunjukkan sesuatu.

Partikel ini sering muncul dalam kalimat Bahasa Jepang, terutama kaitannya dengan fungsi dan Jenis verbanya. Partikel ini tidak mudah /sulit diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, kecuali dengan cara memahami fungsinya dalam suatu kalimat. Untuk itu berikut ini akan dijelaskan fungsi-fungsinya dengan rinci disertai dengan contoh-contoh yang umum. (Sugihartono, 2001:22)

1. Menunujukkan tujuan dari perbuatan yang ditunjukkan dengan verba. Contoh:

a. 私は大学で法律を勉強します。

(Watashi wa daigaku de hooritsu o benkyoushimasu.) Saya belajar Ilmu Hukum di perguruan Tinggi.

b. 私はジュースを飲みます。

(Watashi wa juusu o nomimasu.) Saya minum jus.


(49)

(Kyoo no kai de wa, minna de kono mondai o kangaetai to omoimasu.) Pada pertemuan kali ini, kita bersama memikirkan masalah ini.

2. Menunjukkan tempat terjadinya perpindahan Contoh:

d. 毎朝公園を散歩します。

(Maiasa kooen o sanposhimasu.) Setiap pagi saya berjalan-jalan di taman.

e. この道をまっすぐ行くと、駅がいます。

(Kono michi o massugu iku to, eki ga arimasu.) Di Jalan ini kalau pergi lurus, ada stasiun.

f. 電車は線路を走ります。

(Densha wa senro o hashirimasu.) Kereta api berjalan di rel.

3. Menunjukkan lakuan/ perbuatan perpindahan dari tempat yang sempit ke tempat yang luas.

3.1 Tempat yang kongkrit Contoh:

a. 毎朝八時前にうちを出て、会社に行きます。

(Mai asa hachi ji mae ni uchi o dete, kaisha ni ikimasu.)

(Saya) setiap pagi keluar rumah sebelum pukul 8 dan pergi ke perusahaan.

b. 電車を降りて、十分ぐらい歩きます。

(Densha o orite, juppun gurai arukimasu.)


(50)

3.2 Tempat yang abstrak Contoh:

g. 佐藤さんは10年前に東京大学を卒業しました。

(Satoo san wa juuen mae ni tookyoo daigaku o sotsugyo shimashita.) Sdr. Satoo telah lulus dari (di) Universitas Tokyo 10 tahun yang lalu.

h. このごろ、やっと先生の手を離れて、一人で研究ができるようになっ

た。

(Kono goro, yatto sensei no te o hanarete, hitori de kenkyuu ga dekiru yoo ni natta.)

Akhir-akhir ini tanpa bimbingan sensei, (saya) bisa melakukan penelitian sendiri.

4. Menunjukkan titik awal dari suatu perbuatan. Contoh:

j. 明日六時に東京を出発します。

(Ashita rokuji ni tookyoo o shuppatsu shimasu.) Besok pagi berangkat dari tokyoo pukul 06.00

k. 火曜日の朝、日本航空で成田を飛び立ちます。

(Kayoobi no asa, Nihon kooku de Narita o tobitachimasu.) Selasa pagi, (saya) terbang dari narita dengan JAL.


(51)

5. Menunjukkan subjek pada kalimat perintah dan pasif Contoh:

l. 子供を買い物に行けました。

(Kodomo o kaimono ni ikemashita.) (Saya) menyuruh anak pergi berbelanja.

m. 先生は生徒に本当のことを言わせました。

(Sensei wa seitoo ni hontoo no koto o iwasemashita.) Guru menyuruh siswanya untuk mengatakan sejujurnya.

n. 泥棒に時計を盗まれたらしい。

(Doroboo ni tokei o nusumareta rashii.)

Jam tangan (saya) sepertinya dicuri oleh pencuri.

6. Menunjukkan objek atau tujuan. Contoh:

o. 自民党としては八十名くらいの当選を目標としています。

(Jimintoo toshite wa hachijuumei kurai no toosen o mokuhyoo to shite imasu.) Partai Demokrasi Liberal mentargetkan perolehan suara kira-kira 80%.

p. 今度の来日は家族そろって留学をします。

(Kondo no rainichi wa kazoku sorotte ryuugaku o shimasu.)

Kedatangan (saya) ke Jepang kali ini, untuk belajar dengan mengajak keluarga.

q. 夏休みに長崎を旅行しました。

(Natsuyasumi ni Nagasaki o ryokooshimashita.)


(52)

7. Menunjukkan kedudukan atau pekerjaan. Contoh:

r. 弁護士をしている安田さんの奥さんです。

(Bengoshi o shite iru Yasuda san no okusan desu.) Istri Pak Yasuda yang bekerja sebagai Advokat.

s. 私は母国で教師をしています。

(Watashi wa bokoku de kyooshi o shite imasu.)

Saya di negeri sendiri (tanah air) adalah (sebagai) Guru.

t. あの人は新聞記者をしています。

(Ano hito wa shinbun kasha o shite imasu. ) Dia berprofesi wartawan.

8. Menunjukkan objek untuk orang ketiga dan keinginan atau minat yang sebelumnya umum menggunakan partikel “ga” tetapi akhir-akhir ini banyak yang menggunakan “o”

Contoh:

u. 友達がカメラを欲しがります。

(Tomodachi ga kamera o hoshigarimasu.) Teman saya ingin kamera.

v. おすしを食べたい。

(Osushi o tabetai.0

(Saya) ingin makan sushi.

w. 子供たちは辛いものを欲しがりません。

(Kodomo tachi wa karai mono o hoshigarimasen.) Anak-anak tak ingin makanan yang pedas.


(53)

BAB III

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL NI, DE, O YANG

MENERANGKAN TEMPAT

3.1 PARTIKEL DE YANG MENERANGKAN TEMPAT

Dalam Bahasa Jepang ada tiga macam partikel yang menerangkan tempat yaitu partikel ni, de, o yang semuanya termasuk kedalam kakujoshi. Setelah dilakukan analisis makna dan fungsi partikel de dalam kalimat pada buku Minna no Nihongo I & II dan buku Nihongo no Joshi, maka diperoleh analisis pemakaian partikel de yang menerangkan tempat.

Dalam buku Minna no Nihongo I, partikel de yang bermakna “di” berfungsi menunjukkan tempat berlaku atau kejadian

1 Minna no Nihongo I hal 47

.

大阪城公園で会いましょう。 (Oosaka Jookooen de aimashoo.)

Kita bertemu di Taman Benteng Oosaka. Analisisnya:

Pada kalimat diatas memiliki sebuah partikel de. Sebelum partikel de diikuti oleh kata tempat. Partikel de pada kalimat diatas berfungsi menyatakan aktivitas atau pekerjaan tersebut dilakukan pada sebagian tempat dengan arah yang tidak sepihak. Maka partikel de pada kalimat diatas secara teori yang menyatakan partikel de yang menunjukkan temapt berlaku suatu kejadian.

2 Minna no Nihongo I hal 46 私は駅で新聞を買います。


(54)

Saya membeli Koran di stasiun. Analisisnya:

Pada kalimat diatas memiliki satu buah partikel de. Secara gramatikal partikel de pada kalimat diatas bermakna “di”dan berfungsi menyatakan tempat berlangsungnya aktivitas. Maka partikel de pada kalimat diatas sesuai dengan teori yang menyatakan partikel de yang menunjukkan tempat berlaku suatu kejadian.

3 Minna no Nihongo I hal 122 おしごとはなんですか。

。。。。教師です。富士大学で教えています。 専門は?

。。。。日本の美術です。 A: Oshigoto wa nandesuka.

(Pekerjaan anda apa?)

B: … Kyoushi desu. Fujidaigaku de oshiete imasu. (Guru. Saya mengajar di Universitas Fuji.) A: Senmon wa?

(Jurusan apa?)

B: …. Nihon no bijutsu desu. (Kesenian Jepang) Analisisnya:

Pada kalimat diatas memiliki partikel de yang diikuti oleh kata tempat. Makna partikel de bermakna di yang berfungsi menyatakan tempat berlangsungnya suatu kegiatan.

4 Minna no nihongo I hal 124


(55)

(Miraa san wa IMC de hataraite imasu.) Sdr. Miller sedang bekerja di perusahaan IMC Analisisnya:

Pada kalimat diatas memiliki satu buah partikel de, yang secara gramatikal partikel de pada kalimat diatas bermakna di dan berfungsi menyatakan tempat berlangsungnya suatu kegiatan. Maka partikel de pada kalimat diatas sesuai dengan teori yang menyatakan partikel de menunjukkan tempat berlaku atau kejadian.

5 Minna no Nihongo I hal 172

7月に京都でお祭りがあるでしょう。

(7gatsu ni kyooto de omatsuri ga aru deshoo?)

Kemungkinan pada bulan 7 di kyouto ada festival ya? Analisisnya:

Pada kalimat diatas memiliki sebuah partikel de, yang secara gramatikal bermakna di. Pada kalimat diatas fungsi partikel de menyatakan tempat berlangsungnya suatu kegiatan.

6 Minna no Nihongo II hal 10

Dalam buku Minna no Nihongo II, partikel de yang bermakna “di” berfungsi menunjukkan tempat berlaku atau kejadian.

このマンションでペットが飼えますか。 (Kono manshon de petto ga kaemasuka?)

Apakah bisa memlihara hewan peliharaan di gedung ini? Analisisnya:

Pada kalimat diatas memiliki partikel de yang secara gramatikal berarti di. Pada kalimat diatas fungsi partikel de adalah menyatakan tempat berlangsungnya suatu


(56)

kegiatan. Dan sebelum partikel de, diikuti oleh kata yang menunjukkan keterangan tempat.

7 Minna no Nihongo II hal 94

ラッシュの電車で足を踏まれました。 (Rasshu no densha de ashi o fumaremashita)

Pada jam sibuk, kaki saya terpijak di dalam kereta api. Analisisnya:

Pada kalimat diatas terdapat partikel de yang berfungsi sebagai menerangkan tempat dilaksanakannya kegiatan tersebut. Adanya kegiatan yang terdapat didalam kalimat diatas. Secara gramatikal memiliki makna di.

8 Nihongo no Joshi hal 1

Dalam buku Nihongo no Joshi, partikel de yang bermakna “di” berfungsi menunjukkan tempat berlaku atau kejadian.

私は大学で日本語を勉強しました。

(Watashi wa daigaku de Nihon go o benkyoushimashita.) Saya belajar Bahasa Jepang di Perguruan Tinggi

Analisisnya:

Partikel de dalam kalimat di atas menyatakan tempat berlangsungnya suatu kegiatan dan memiliki aktivitas di dalamnya. Sebelum partikel de terdapat keterangan tempat yang menyatakan tempat dilakukan nya kegiatan tersebut.

9 Nihongo no Joshi hal 1

(Kono hon wa spa de kaimashita.) (Saya) membeli buku ini di supermarket. Analisisnya:


(57)

Partikel de dalam kalimat diatas menyatakan tempat dilakukannya kegiatan. Makna partikel de pada kalimat diatas sesuai dengan teori yang menyatakan partikel de yang menunjukkan tempat berlaku suatu kejadian. Yang bermakna di.

10 Nihongo no Joshi hal 1

(Nihongo no jugyoo de shitsumon shimasu.) (Saya) bertanya di pelajaran Bahasa Jepang.) Analisisnya:

Partikel de dalam kalimat diatas menyatakan tempat dilakukan kegiatan. Berbeda dengan contoh sebelumnya, partikel de disini menyatakan tempat yang abstrak. Yang bermakna di . maksudnya walaupun bermakna di yang menyatakan tempat tapi maknanya adalah abstrak.

11 (Kaigi de iken o nobemasu.)

Saya mengungkapkan pendapat pada rapat. Analisisnya:

Partikel de pada kalimat diatas memiliki makna yang sama pada contoh kalimat no.10 yaitu menerangkan tempat yang berarti di yang menunjukkan tempat yang abstrak.


(58)

3.2 PARTIKEL NI YANG MENERANGKAN TEMPAT

Dalam Bahasa Jepang ada tiga macam partikel yang menerangkan tempat yaitu partikel ni, de, o yang semuanya termasuk kedalam kakujoshi. Setelah dilakukan analisis makna dan fungsi partikel de dalam kalimat pada buku Minna no Nihongo I & II dan buku Nihongo no Joshi, maka diperoleh analisis pemakaian partikel ni yang menerangkan tempat.

Dalam buku Minna no Nihongo I, partikel ni yang bermakna “di” berfungsi menunjukkan tempat berlaku atau kejadian.

1. Minna no Nihongo I hal 80 机の上に写真があります。

(Tsukue no ue ni shashin ga arimasu.) Di atasmeja ada foto.

Analisisnya:

Partikel ni pada kalimat diatas mengandung arti di, fungsi partikel ni pada kalimat diatas untuk menyatakan tempat atau eksistensi suatu benda. Pada kalimat diatas tidak terdapat kegiatan atau aktivitas apapun.

2. Minna no Nihongo I hal 80

家族はニューヨークにいます。 (Kazoku wa nyuuyooku ni imasu.) Keluarga saya berada di New York. Analisisnya:

Partikel ni pada kalimat diatas menunjukkan keberadaan suatu benda. Dimana partikel ni disana menyatakan tidak ada aktivitas sama sekali.


(59)

3. Minna no Nihongo I hal 122

マリアさんは大阪に住んでいます。 (Maria san wa oosaka ni sunde imasu.) Saudara Maria tinggal di Oosaka. Analisisnya:

Partikel ni pada kalimat diatas mennerangkan tempat yang bermakna di, dan sebelum partikel ni terdapat keterangan tempat yang menunjukkan keberadaan suatu benda.

4. Minna no Nihongo I hal 114

ここに住所と名前を書いてください。 (Koko ni juusho to namae o kaite kudasai.) Tuliskan nama anda di sini.

Analisisnya:

Partikel ni pada kalimat diatas menerangkan tempat yang memiliki makna di. Pada kalimat diatas fungsi partikel ni hanya menyatakan eksistensi suatu benda, bukan menyatakan aktivitas pada tempat tersebut.

Dalam buku Minna no Nihongo II, partikel ni yang bermakna “di” berfungsi menunjukkan tempat berlaku atau kejadian.

5. Minna no Nihongo hal 26

電車に傘を忘れてしまいました。 (Densha ni kasa o wasurete shimaimashita.) Payung saya ketinggalan di kereta api. Analisisnya:


(60)

Partikel ni pada kalimat diatas menerangkan tempat yang memiliki makna di. Pada kalimat diatas hanya menyatakan tempat saja.

6. Minna no Nihongo II hal 26 会社に勤めます。

(Kaisha ni tsutomemasu.) Bekerja di perusahaan. Analisisnya:

Partikel ni pada kalimat diatas berfungsi untuk menerangkan tempat yang memiliki makna di. Pada kalimat diatas tidak menyatakan aktivitas apapun..

7. Minna no Nihongo II hal 36 壁に絵が掛けてあります。 (Kabe ni e ga kakete arimasu.) Di dinding tertempel lukisan. Analisinya:

Partikel ni pada kalimat diatas hanya memiliki makna di. Dan berfungsi menerangkan tempat dan tidak ada kegiatan di dalamnya.

8. Minna no Nihongo II hal 76 向こうに島が見えます。 (Mukou ni shima ga miemasu. Di sini kelihatan pulau.


(61)

Partikel ni pada kalimat diatas memiliki makna di, dan berfungsi menerangkan tempat.

Dalam buku Nihongo no Joshi, partikel ni yang bermakna “di” berfungsi menunjukkan tempat berlaku atau kejadian.

9. Nihongo no Joshi hal 7 彼はいすに座ります。 (Kare wa isu ni suwarimasu) Dia duduk di kursi.

Analisisnya:

Pada kalimat diatas terdapat partikel ni yang berfungsi menerangkan tempat dan memiliki makna di. Sebelum partikel ni diikuti oleh keterangan tempat yang menyatakan keberadaan suatu benda, dan tidak ada kegiatan didalamnya. 10.Nihongo no Joshi hal 7

トランクはここに置きます。 (Toranku wa koko ni okimasu.) Koper diletakkan di sini. Analisisnya:

Pada kalimat diatas terdapat partikel ni yang berarti di yang menyatakan eksistensi suatu benda pada tempat tertentu dan tidak ada kegiatan di dalamnya.

11.Nihongo no Joshi hal 7 林先生は研究室にいます。


(62)

Bapak Hayashi berada di ruang penelitian. Analisisnya:

Pada kalimat diatas terdapat partikel ni yang berfungsi menerangkan tempat dan bermakna di. sebelum partikel ni diikuti oleh keterangan tempat yang menyatakan keberadaan suatu benda dan tidak terdapat aktivitas apapun.

12.Nihongo no Joshi hal 7

先月、松本さんは社長に着きました。

(Sengetsu, Matsumoto san wa shachoo ni tsukimashita.)

Bulan yang lalu, Sdr.Matsumoto menduduki posisi Presiden Direktur. Analisisnya:

Pada kalimat diatas terdapat partikel ni yang berfungsi menerangkan tempat yang memiliki arti di. Berbeda dengan kalimat sebelumnya tempat yang dimaksud disini adalah tepat yang abstrak. Dan tetap menyatakan keberadaan suatu benda dan tidak terdapat aktivitas di dalamnya.

3.3 PARTIKEL O YANG MENERANGKAN TEMPAT

Dalam Bahasa Jepang ada tiga macam partikel yang menerangkan tempat yaitu partikel ni, de, o yang semuanya termasuk kedalam kakujoshi. Setelah dilakukan analisis makna dan fungsi partikel de dalam kalimat pada buku Minna no Nihongo I & II dan buku Nihongo no Joshi, maka diperoleh analisis pemakaian partikel ni yang menerangkan tempat.

Dalam buku Minna no Nihongo I, partikel o yang bermakna “di” berfungsi menunjukkan tempat berlaku atau kejadian.


(63)

1. Minna no Nihongo I hal 104

毎朝、公園を散歩します。

(Maiasa, kooen o sanposhimasu.) Setiap pagi berjalan-jalan di taman. Analisisnya:

Pada kalimat diatas memiliki makna di yang menunjukkan tempat dilaluinya suatu tempat. Dimana aktivitas yang tersebut mengandung makna suatu pekerjaan atau perpindahan, melewati tempat yang ditnjukkannya itu, dan dilakukan dari arah sepihak.

2. Minna no Nihongo I hal 190 あの信号を渡ってください。 (Ano shingoo o watatte kudasai.) Menyeberanglah di lampu lalu lintas. Analisisnya:

Pada kalimat diatas memiliki makna di yang menyatakan perpindahan dari suatu tempat dan dilakukan dari arah sepihak.

3. Minna no Nihongo I hal 190

この道をまっすぐ行くと、駅があります。 (Kono michi o massugu iku to, eki ga arimasu.) Kalau berjalan terus di jalan ini, ada stasiun. Analisisnya:

Pada kalimat diatas memiliki makna di yang menunjukkan tempat dilaluinya suatu tempat. Dimana aktivitas yang tersebut mengandung makna suatu


(64)

pekerjaan atau perpindahan, melewati tempat yang ditnjukkannya itu, dan dilakukan dari arah sepihak.

4. Minna no Nihongo II hal 44 大学を卒業します。

(Daigaku o sotsugyoo shimasu.) Analisisnya:

Pada kalimat diatas memiliki makna di yang menunjukkan tempat dilaluinya suatu tempat. Dimana aktivitas yang tersebut mengandung makna suatu pekerjaan atau perpindahan, melewati tempat yang ditunjukkannya itu, dan dilakukan dari arah sepihak.

5. Nihongo no Joshi hal 22

新型の飛行機が空を飛んでいます。 (Shingata no hikooki ga sora o tondeimasu.) Pesawat model baru sedang terbang di angkasa. Analisisnya:

Pada kalimat diatas memiliki makna di yang menunjukkan tempat dilaluinya suatu tempat. Dimana aktivitas yang tersebut mengandung makna suatu pekerjaan atau perpindahan, melewati tempat yang ditnjukkannya itu, dan dilakukan dari arah sepihak.

6. Nihongo no Joshi hal 22 そこで道を横切りと危ない。 (Soko de michi o yokogiri to abunai.)


(65)

Berbahaya apabila menyebrang di jalan itu. Analisis:

Pada kalimat diatas memiliki makna di yang menunjukkan tempat dilaluinya suatu tempat. Dimana aktivitas yang tersebut mengandung makna suatu pekerjaan atau perpindahan, melewati tempat yang ditnjukkannya itu, dan dilakukan dari arah sepihak.

7. Nihongo no Joshi hal 22 電車は線路を走ります。

(Densha wa senro o hashirimasu.) Kereta api berjalan di rel kereta. Analisisnya:

Pada kalimat diatas memiliki makna di yang menunjukkan tempat dilaluinya suatu tempat. Dimana aktivitas yang tersebut mengandung makna suatu pekerjaan atau perpindahan, melewati tempat yang ditnjukkannya itu, dan dilakukan dari arah sepihak.

8. Nihongo no Joshi hal 22

船で川を渡りました。

(Fune de kawa o watarimashita.)

Saya menyebrang sungai dengan kapal kecil. Analisisnya:

Pada kalimat diatas memiliki makna di yang menunjukkan tempat dilaluinya suatu tempat. Dimana aktivitas yang tersebut mengandung makna suatu


(66)

pekerjaan atau perpindahan, melewati tempat yang ditnjukkannya itu, dan dilakukan dari arah sepihak.

3.4

PERBEDAAN PARTIKEL DE DENGAN PARTIKEL NI YANG

MENERANGKAN TEMPAT

a. Pada prinsipnya partikel ni dipakai untuk menyatakan tempat beradanya suatu benda/ perkara, sedangkan partikel de dipakai untuk menyatakan tempat dilakukannya suatu aktivitas. Oleh sebab itu, partikel ni pada kalimat berikut tidak dapat diganti dengan partikel de.

1. Partikel ni yang menyatakan eksistensi suatu tempat. Contoh:

• Kare wa shokudo ni iru • Tsukue no ue ni hon ga aru

2. Partikel ni yang secara konkret dan jelas menyatakan keadaan (keberadaan suatu benda)

Contoh:

• Yama no shita ni kawa ga unette iru. • Ike no soba ni hana ga saite iru.

3. Partikel ni yang menyatakan bahwa keberadaan benda itu merupakan hal yang terlihat atau terasa.

Contoh:


(67)

Sebaliknya, karena partikel de pada kalimat dibawah ini menyatakan tempat dilakukannya aktivitas kare (dia), maka partikel de pada kalimat ini pun tidak dapat diganti dengan partikel ni.

• Kare wa mainichi koko de tenisu o suru.

b. Partikel ni yang menyatakan tempat beradanya benda yang menjadi objek suatu aktivitas atau perbuatan yang dilakukan oleh suatu objek/ tema.

Contoh:

• Watashi wa soko ni gomi o suteta. (i) • Kare wa Shinjuku ni tochi o katta.(ii)

Partikel ni pada kalimat diatas dapat diganti dengan partikel de , seperti pada kalimat di bawah ini, namun sebagai akibatnya makna kalimatnya akan berubah.

• Watashi wa soko de gomi o suteta.(iii) • Kare wa Shinjuku de tochi o katta.(iv)

Partikel ni pada kalimat (i) dipakai untuk menerangkan bahwa kata soko merupakan tempat yang dipakai untuk membuang sampah (menjadi tempat sampah). Kalau partikel itu diganti dengan partikel de seperti kalimat (iii), maka kata soko yang ada sebelumnya itu berubah maknanya menjadi tempat dimana subjek berada pada saat membuang sampah. Jadi kalimat (iii) tidak jelas diketahui ke tempat mana sampah itu dibuang. Hal ini terjadi juga pada kalimat (iv) dinyatakan bahwa kare (dia) sudah membeli tanah dan pembeliannya dilakukan di shinjuku. Dalam kalimat ini tidak diketahui tanah yang ada dimana yang sudah dibelinya itu.

c. Partikel ni dipakai untuk menmyatakan beradanya subjek pada suatu tempat sebagai hasil aktivitas atau pekerjaan yang sudah dilakukan


(68)

Contoh:

• Gakuseitachi wa isu ni koshikaketa. • Kare wa ano kawa ni ochita rashii.

Tetapi, baik partikel ni dan de dapat dipakai seperti pada kalimat dibawah ini.

• Kare wa ano beddo ni nette iru.(v) • Kare wa ano beddo de nette iru.(vi)

Perbedaan partikel ni dengan partikel de pada kalimat diatas dititikberatkan pada cara-cara kita mendeskripsikan kalimat-kalimat tersebut. Partikel ni pada kalimat (v) dengan pemikiran bahwa kare (dia) pada saat itu sdang berada “di tempat tidur”, sedangkan partikel de pada kalimat (vi) dengan pemikiran bahwa kare pada saat itu “sedang melakukan aktivitas tidur” di tempat tidur. Oleh sebab itu, biasanya akan lebih alamiah jika kalimat (vi) dilengkapi dengan keterangan yang berkenaan dengan aktivitas atau perbuatan misalnya dengan kata “gussuri” sehingga menjadi:

• Kare wa ano beddo de gussuri o nete iru.

3.5

PERBEDAAN PARTIKEL DE DENGAN PARTIKEL O YANG

MENERANGKAN TEMPAT

Baik partikel de maupun partikel o kedua-duanya menyatakan tempat dilakukannya aktivitas atau pekerjaan. Tetapi kedua partikel itu masing-masing memiliki keistimewaan yang dapat membedakan dalam pemakaiannya. Partikel de berfungsi menyatakan bahwa aktivitas atau pekerjaan tersebut dilakukan pada sebagian tempat dengan arah yang tidak sepihak. Sedangkan partikel o berfungsi menyatakan bahwa aktivitas atau pekerjaan tersebut mengandung makna suatu perpindahan, melkewati tempat yang ditujukannya itu,


(1)

da dilakukan dari arah yang sepihak. Oleh sebab itu, kalimat (vii) dibawah ini biasanya tidak dipakai.

• Watashi wa kesa ano michi de aruita. (vii)

Kalimat (vii) mungkin saja dibenarkan, tetapi hanya dalam kasus tertentu. Misalnya apabila watashi yang menjadi subjek pada kalimat itu adalah seorang penjual bakso yang kebetulan berkali-kali bolak-balik melewati/ memakai jalan yang sama yang ditunjukkan itu. Tetapi kalau memakai kata oyogu dengan menggunakan partikel de atau o, maka kalimat “puuru de oyogu”akan alamiah daripada kalimat “puuru o oyogu”. Hal ini dikarenakan ada semacam pemikiran bahwa puuru (kolam berenang) dalam kalimat itu merupakan tempat bermain-main, tempat berenang kesana kemari. Tetapi apabila kita menambahkan kata keterangan yang menyatakan suatu perpindahan yang searah seperti kata “sumi kara sumi made” maka dalam kalimat (viii) dibawah ini akan terasa alamiah.

• Watashi wa puuru o sumi kara sumi made oyoide ita. (viii)

Selain itu diantara kata-kata yang menyatakan suatu aktivitas yang mengandung makna suatu perpindahan terdapat ungkapan-ungkapan yang menitikberatkan pada tempat yang dilewati, seperti dalam kalimat:

• Ano michi o tooru.

• Kono michi o iku.


(2)

yang menyatakan suatu tempat yang dilewati tidak mungkin diganti dengan partikel de.

3.6

PERBEDAAN PARTIKEL NI DENGAN PARTIKEL O YANG

MENERANGKAN TEMPAT

Partikel ni menyatakan tempat tinggal, tiba, atau temapat kedatangan seperti pada kalimat “Shinjuku ni iku” atau “yama ni noboru”. Namun di pihak lain, untuk kata iku dan noboru pun dapat dipakai partikel o yang berfungsi menyatakan tempat yang dilewati atau dilalui. Seperti pada kalimat:

• Kare wa ano michi ni itta. (ix)

• Kare wa ano michi o itta. (x)

Makna kedua kalimat diatas benar-benar berbeda. Perbedaan dikarenakan peran kata keterangan tempat ano michi yang dipakai pada kalimat (ix) berbeda dengan yang dipakai pada kalimat (x). Kata ano michi pada kalimat (ix) merupakan tempat sampai atau tiba atau tempat kedatangan kare.

Seperti pada kalimat di bawah ini:

• Watashi wa ano yama ni nobotta koto ga aru. (xi)

• Watashi wa ano yama o nobotta koto ga aru.(xii)

Perbedaan antara kalimat diatas adalah dalam kalimat (xi) terdapat penekanan (titik berat) pada masalah tiba, sampai, atau kedatangan di (puncak) gunung. Oleh sebab itu kalau hanya untuk menyatakan ada tidaknya pengalaman mendaki gunung tanpa mempermasalahkan proses pendakian, maka akan terasa lebih alamiah kalau dipakai kalimat (xii)


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1Kesimpulan

Dalam Bahasa Jepang ada tiga buah Partikel yang dipakai untuk menerangkan tempat yaitu: ni, de, o yang semuanya termasuk kelompok Kakujoshi. Partikel ni,de, o dipakai setelah nomina yang menyatakan tempat dan sebelum predikat yang berbentuk verba. Baik partikel ni, de, o dalam Bahasa Indonesia memiliki arti yang sama , yaitu sebagai preposisi “di”.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diperoleh pemakaian partikel ni, de, o, dalam Bahasa Jepang yang menerangkan “tempat” yang terdapat dalam buku Minna no Nihongo I , Minna no Nihongo II dan buku Nihongo no Joshi adalah sebagai berikut.

4.1.1 Partikel de yang menerangkan tempat menyatakan adanya aktivitas yang terdapat dalam tempat kejadian itu berlangsung. Partikel de juga berfungsi menyatakan bahwa aktivitas atau pekerjaan tersebut dilakukan pada sebagian tempat dengan arah yang tidak sepihak. Partikel de dipakai sebelum verba yang menyatakan suatu aktivitas. 4.1.2 Partikel ni yang menerangkan tempat menyatakan tempat beradanya suatu benda atau

kejadian berlangsung. Partikel ni juga berfungsi menerangkan tempat tinggal, tiba, atau tempat kedatangan pada suatu kalimat. Partikel ni dipakai sebelum verba iru, aru, atau sumu yang menyatakan eksistensi suatu benda atau kejadian.

4.1.3 Partikel o yang menerangkan tempat berfungsi menerangkan bahwa aktivitas atau pekerjaan tersebut mengandung makna suatu perpindahan, melewati, tempat yang


(4)

4.2Saran

Melalui skripsi ini penulis menyarankan beberapa hal untuk mempermudah pembaca dalam partikel ni, de, o yang menerangkan tempat dalam Bahasa Jepang., antara lain:

1. Partikel ni, de, o termasuk kedalam kelompok kakujoshi. Kakujoshi merupakan partikel yang sering digunakan dalam kalimat Bahasa Jepang, untuk itu pembelajar Bahasa Jepang sebaiknya memahami makna dan fungsi kakujoshi dengan baik agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaiannya pada kalimat Bahasa Jepang.

2. Mempelajari partikel khususnya kakujoshi tidak cukup hanya dari teori-teori yang ada pada buku saja, melainkan juga harus mencari, membaca, dan memahami kalimat-kalimat yang menggunakan kakujoshi untuk mempermudah dalam memahami kakujoshi tersebut.

3. Ada baiknya tidak terlalu cepat memberikan makna pada sebuah kakujoshi. Tetapi harus membaca dan memahami arti sebuah kalimat yang memakai kakujoshi secara utuh, karena kakujoshi memiliki makna gramatikal yakni makna yang muncul ketika digunakan dalam sebuah kalimat.


(5)

Daftar Pustaka

Alwasilah, Chaedar. 1993. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa.

Aminuddin. 2001. Semantik (Pengantar Studi Tentang Makna). Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta:PT.Rineka Cipta.

--- , 1995. Pengantar semantik bahasa Indonesia. Jakarta: Kesaint Blanc.

Chino, Naoko. 2002. Partikel Penting Bahasa Jepang dalam Seni renik Bahasa. Terjemahan Nasir Ramli. Jakarta: Kesaint Blanc.

Dahidi, Ahmad & Sudjianto. 2003. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.

Djadjasudarma, Fatimah. 1999. SEMANTIK I (Pengantar kea rah Ilmu Makna). Bandung: PT. Rafika Aditama.

Drohan, G Francis. 1991. A Handbook of Japanese Usage. Tokyo: Charles E. tuttle Company.

Ishao, Iori. 2001. Nihongo Bunpoo Handbook. Japan: 3A corporation. Kitahar, Yasuo. 1972. Nihon Bunpoo Jiten. Tokyo: Yuseido Shuppan.

Kridalaksana, Harimukti. 1982. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Jakarta: UI press.

Masuoka, Takahashi dkk. 2000. Kakujoshi Self Master Series 3 .Jepang: Kuroshi Shuppan. Matsumura, Akira. 1989. Nihon Bunpoo Daijiten. Tokyo: Ganba Shoten.

Ridwan, H.T.A. 1995 Dasar-dasar Linguistika. Medan: Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Harapan.


(6)

Sudjianto, dan Ahmad Dahidi. 2004: Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.

Sudjianto. 1996. Gramatika Bahasa Jepang Modern. Jakarta: Kesaint Blanc.

Sutedi, Dedi. 2003. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora Utama Press.

Sugihartono. 2001.Nihongo No Joshi (Partikel Bahasa Jepang). Bandung: Humaniora Utama Press.

Tsuitsui, Michio dan Makino, Seiichi. 1986. A Dictionary of Basic Japanese Grammar. Japan: the Japan Times.