keuangan pondok pesantren. Maka sumber informasi mengenai proses perkembangan tersebut harus disediakan oleh setiap pesantren secara akurat untuk
dapat memenuhi kebutuhan dalam proses controlling dan peningkatan kualitas pondok pesantren.
Penyajian informasi tersebut dapat dilakukan dengan mengelompokkan data dari masing-masing kebutuhan akan setiap elemen setiap tahunnya. Hal ini
dilakukan dengan pertimbangan efisiensi dan efektivitas waktu baik dalam mengumpulkan dan menyajikan data. Pengaturan tingkat kebutuhan data di
antaranya adalah: a. Santri
Jumlah santri tiap pesantren dan pembagiannya dalam tingkat pendidikan. b. Ketenagaan Pesantren
Jumlah kyai, ustadz dan tenaga kerja lainnya yang berada di pondok pesantren.
c. Sarana dan Prasarana Kondisi bangunan pesantren, ruang belajar, sarana olahraga dan lainnya.
d. Keuangan Meliputi pemasukan dan pengeluaran keuangan pondok pesantren, serta
bantuan yang pernah diterima.
2.4.3 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren
Sistem informasi manajemen pondok pesantren merupakan kegiatan pengolahan data pondok pesantren dengan memanfaatkan dan menerapkan
teknologi informasi Departemen Agama, 2006. Dimana suatu data pondok pesantren tersimpan secara utuh di dalam suatu komputer yang dapat diakses ke
semua penggunanya. Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren SIMPONTREN didefinisikan sebagai sistem informasi terpadu, yang meliputi
pendataan pondok pesantren, pengolahan data santri, ketenagakerjaan, sarana prasarana dan keuangan untuk menghasilkan informasi yang cepat, lengkap dan
akurat dalam rangka mendukung pengelolaan dan peningkatan mutu pondok pesantren. Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren mempunyai tiga
keuntungan di antaranya: 1.
Memungkinkan Direktorat Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Kemeterian Agama berperan aktif dalam perencanaan strategis peningkatan
kualitas pesantren. 2.
Mengintegrasikan dan menyimpan semua informasi pesantren dalam suatu database, yang sebelumnya tersimpan di beberapa komputer yang tidak
terintegrasi. 3.
Memfasilitasi penyimpanan data dan akses catatan pondok pesantren yang sangat penting bagi Kementerian Agama.
Pada Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren ini peniliti melakukan pengkajian kembali dari Laporan Praktek Kerja Lapangan yang telah
peneliti buat sebelumnya dengan judul Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren. Dari pengkajian didapat beberapa
kekurangan dan kelebihan dari Sistem Informasi tersebut, seperti pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Studi Literatur
Kekurangan Kelebihan
1. Sistem yang dirancang masih bersifat stand alone. Sistem atau aplikasi hanya
berada pada satu komputer saja sehingga hanya digunakan oleh administrator.
Pada dasarnya sistem informasi yang dirancang dapat digunakan oleh
siapapun, kapanpun dan di mana pun tanpa adanya batasan tertentu. Oleh
karena itu sistem informasi dianjurkan berbasis web.
2. Pengembangan aplikasi dengan menggunakan Visual Foxpro 6.0 Secara
garis besar ada beberapa kekurangan dalam pengolaha data, diantaranya: hanya
menyediakan fasilitas entry data, edit dan hapus silakukan langsug di basisdata,
keamanan data dan kontrol validasi kurang baik.
3. Pengolahan data masih menggunakan 1. Visual FoxPro VFP memeliki
kemampuan dalam mengolah record volume data yang besar. Hal ini sangat
dibutuhkan dalam mengolah data pondok pesantren di Indonesia yang berada di
bawah naungan Kementerian Agama RI.
2. Visual FoxPro VFP merupakan remote access data. VFP mendukung
untuk mengakses data diluar dari database native yang dimilikinya, seperti Microsoft
SQL Server,
Oracle, MySQL, PostGreSQL, Thunderbird.
3. Desain dan pengembangan aplikasi yang user friendly sehingga memudahkan
dalam mengelola informasi dan proses bisnis yang sangat kompleks.
4. Kemampuan dalam memanipulasi
Microsoft Excel. Sehingga mengalami kesulitan dalam mengolah data dan
membutuhkan waktu yang lebih lama lagi dalam menghasilkan suatu informasi.
4. Pembuatan report yang belum mengimplementasikan OOP Object
Oriented Programming 5. Menu designer juga belum
mengimplementasikan OOP. Sehingga untuk proses perancangan report dan
tabulasi data membutuhkan aplikasi lain, seperti Microsoft Excel.
6. Aplikasi ini menampung banyaknya data overload sehingga terkesan tidak
adanya pembaharuan update dari fungsi dan tampilan aplikasi.
dan menggabungkan data hampir tidak terbatas pada jumlah tabel dan record,
dengan hal ini Visual FoxPro disebut juga alat pengembangan aplikasi data
driven. Fungsi data driven dapat digunakan untuk mengkonfigurasi
aplikasi secara otomatis ke dalam database dan mengkonfigurasi
antarmuka sesuai dengan perubahan kondisi data. Sehingga dengan VFP
aplikasi dirancang dengan baik, dimana interaksi antara data dan interface yang
berkesinambungan dan dinamis.
2.5 Pengembangan Sistem Informasi Berorientasi Objek