usulan ini setidaknya dapat memperbaiki kekuarangan dari sistem sebelumnya dan mengurangi tingkat kesulitan dalam menjalankan proses pada sistem berjalan.
4.3.2 Analisis Persyaratan Requirement Analysis
Fase ini adalah fase yang sangat penting dalam pengembangan sebuah sistem informasi. Fase ini bertujuan untuk menentukan apa yang dapat dilakukan
oleh sistem dan harus memenuhi System Objectives dari sistem tersebut sehingga dapat membangun sebuah sistem informasi baru yang bersifat web based dalam
melakukan proses pengolahan data pondok pesantren yang lebih efisien dan efektif.
Requirements yang ada akan dibagi menjadi 2 dua bagian. Bagian pertama adalah Functional Requirement yaitu aktivitas dan service yang harus
disediakan oleh sistem yang akan dikembangkan. Bagian kedua adalah Nonfunctional Requirement yaitu fitur-fitur lain yang diperlukan oleh sistem agar
sistem dapat lebih memuaskan. Berikut adalah requirements dari Sistem Informasi Manajemen Pondok
Pesantren SIMPONTREN.
4.3.2.1 Functional Requirements
Sistem yang dikembangkan harus mempunyai functional requirements sebagai berikut:
1. Membuat sistem informasi untuk bagian perencanaan dan data Kementerian Agama yang lebih baik, antara lain meliputi:
a. Pengaturan penyimpanan data pondok pesantren yang berada dibawah naungan Depag di Indonesia, yang terdiri dari data umum pesantren, data
santri, pengajar dan ketenagaan, fasilitas dan data penerimaan bantuan. b. Penginputan data pesantren dan proses validasi secara langsung atau
otomatis c. Memonitor jumlah data pondok pesantren di seluruh propinsi.
d. Mengintegrasikan data-data pesantren sehingga terletak pada database yang sama.
e. Pembuatan laporan pendataan pesantren tiap tahunnya. f. Data pesantren terdokumentasi dengan baik dan lengkap.
g. Pembuatan statistik perkembangan pesantren dalam bentuk diagram dan grafik yang dilakukan dalam satu aplikasi.
2. Melakukan proses otomasi untuk semua transaksi diatas. 3. Sistem memiliki tingkat keamanan yang tinggi dalam pemprosesan data dan
informasi. 4. Aplikasi dapat segera diselesaikan sehingga dapat langsung digunakan.
4.3.2.2 Nonfunctional Requirements
Nonfunctional Requirements dari sistem yang dikembangkan akan dijelaskan dalam Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Nonfunctional Requirement
Jenis Kebutuhan Penjelasan
1. Model Tampilan Performance a Mengefisienkan waktu proses pengolahan data pesantren dari
kantor wilayah dan kantor pusat yaitu penginputan hingga pelaporan
b Membantu peningkatan pemantauan perkembangan pesantren tiap-tiap
propinsi. c Mengurangi tingkat kesalahan dan
ketidaklengkapan data d Tampilan interface yang menarik dan
lebih user friendly sehingga lebih mudah dimengerti dan digunakan
oleh user.
2. Model Penyimpanan Data Information
a Melakukan penyimpanan data berupa informasi umum pesantren, santri,
pengajar dan ketenagaan, fasilitas dan dana bantuan yang dibutuhkan
secara terpusat sehingga memudahkan pelaksanaan proses.
b Mencegah terjadinya penyimpanan data yang redundant.
c Mencegah hilangnya data yang selama ini disebabkan karena
penyimpanan data dilakukan dengan menggunakan CD.
d Sistem pusat dan cabang terintegrasi sehingga memudahkan untuk
mendapatkan data yang paling aktual.
e Format penyajian laporan dibuat sehingga lebih mudah dipahami.
f Meminimalisasi terjadinya kesalahan penginputan data dan informasi.
g Data terdokumentasi dan terstruktur.
3. Model Segi Ekonomi Economic
a Mengurangi biaya operasional untuk transfer informasi atau dokumen ke
pusat yang selama ini dilakukan secara manual.
b Memperlancar aliran informasi antara kantor Kementerian Agama Pusat,
kantor wilayah di seluruh propinsi, pondok pesantren dan masyakarat
umum yang membutuhkan informasi.
4. Model Pengontrolan Sistem Control
a Meningkatkan keamanan terhadap pelaksanaan proses penyimpanan
data. b Membatasi akses penggunaan
terhadap sistem dengan cara menerapkan priviledge.
c Adanya operator data entry yang bertangungjawab terhadap
pelaksanan pemasukan data dan aministrator yang bertanggung jawab
atas semua jalannya aktifitas pada aplikasi
d Mencegah akses penuh dari pengguna-pengguna yang tidak
berwenang.
5. Model Efisiensi Sistem Eficiency
a Menggunakan sistem penyimpanan data yang terpusat untuk
memudahkan proses pendistribusian antara kantor pusat dengan kantor
wilayah Kementerian Agama.
b Mengefisienkan waktu untuk pelaksanaan proses validasi
penginputan data c Meminimalisasi biaya dan sumber
daya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proses pelaporan.
6. Model Pelayanan Sistem a Menghasilkan informasi yang akurat
Service untuk bahan pertimbangan dan
evaluasi. b Memberi kemudahan dalam
penggunaan operasional sistem.
4.3.3 Analisis Keputusan Decision Analysis